Ch 9

506 82 77
                                    


Hai lama tidak update masih inget cerita ini

kalau belum bisa baca ulang chapter sebelumnya ya

Terima kasih atas kesabarannya dan dukungannya yang sangat berarti bagi byaabin

Selamat membaca ^^



.


.

.

.

.

.

.

.

.

Masih sore, tapi beberapa siswa sudah mulai meninggalkan sekolah karena jam pelajaran sudah usai, ada beberapa yang tengah bermain sepak bola dan berlatih untuk perlombaan bulan depan.Sedangkan, isi perpustakaannya hanya mereka, ya Hanbin dan Jinhwan yang memutuskan melanjutkan sesi belajarnya disitu karena kelas terlalu berisik, ah.. dan satu petugas yang terkantuk-kantuk di meja peminjaman.


"kalau yang bagian ini bagaimana hwan ?" wajah Jinhwan dimajukan beberapa senti untuk memperjelaspenglihatannya hingga membuat Hanbin dapat mencium wangi vanilla dari rambutnya.


"Ah... ini," Jinhwan melingkari beberapa kata sambil menjelaskan dengan pelan pada Hanbin, sekarang nada judesnya sudah sirna, mungkin karena kedekatan mereka atau suasana hati Jinhwan yang lumayan bagus sore itu.


Hanbin tersenyum kecil, berkali-kali ia mencuri pandang ke wajah Jinhwan di sampingnya, terkadang bibirnya mengerucut lucu atau alisnya berkerut sembari mengingat-ingat materi yang sedang Hanbin pelajari itu.


"Materinya ada disini bin, bukan di wajahku.."


Hanbin mengerjapkan matanya, kemudian tersenyum salah tingkah, kembali berusaha memusatkan pikirannya meski telinganya sudah memerah sempurna. Sial ia tertangkap basah...sungguh Kim Hanbin kau tiidak punya harga diri.. Diam diam hanbin ingin membenturkan kepalanya ke meja saking malunya.


"Aku ambil minum dulu, kau kerjakan nomor empat dan lima... tipenya sama sih, kerjakan saja sesuai konsep, jangan pakai rumus cepat ya ?" Jinhwan memundurkan kursinya dan beranjak pergi. Setelah punggung sempit Jinhwan tidak tampak lagi Hanbin bernafas lega,


"Bodoh...bodoh.." Umpatnya sambil memukulkan pensil ke kepalanya sendiri, tidak sakit. Tapi malunya masih terasa dan telinganya bahkan semakin memerah, Apa kata Jinhwan tentangnya ? sungguh harga dirinya seperti lenyap larut dengan air.


.

.

.

"bodoh.."Jinhwan tak segera memasukkan koinnya, ia malah senyam-senyum sendiri sambil membuat gestur berantakan dengan jarinya di kaca mesin minuman.


"Kenapa dengan tatapannya, tsk..." pipinya berkedut menahan senyum.

.

.

.

.

.

.

The Beauty And The Best ||BINHWAN|| E N DDonde viven las historias. Descúbrelo ahora