Chapter 10 : Katanya.

27 10 3
                                    

     Udara pagi ini terasa sangat sejuk sekali. Deana baru saja keluar dari kamar mandinya, untuk merasakan segarnya air pagi ini ketika bersentuhan dengan kulitnya.

Baru saja Deana menghirup udara pagi dari bilik jendela, ponsel Deana berdering. Nampaknya ada panggilan.

Deana sudah bisa menebak, "ini pasti Blake." katanya dalam hati.

Draco.

Deana langsung murung. Ternyata tebakan Deana salah.

Draco adalah salah satu kakak kelas yang ada di sekolah Deana. Dia juga salah satu cogannya di sekolah Deana.

Dia sangat tampan, dan digilai oleh banyak adek kelas, namun Deana tidak. Deana terus mencoba menjauhi Draco. Padahal Draco selalu berusaha agar Deana mau dekat dengannya.

Menurut Deana, ketampanan tidak menjamin untuk membuka hatinya. Percuma ganteng kalau hatinya sendiri tidak mau? Mana bisa dipaksa.

Deana mengangkat panggilan itu dengan berat hati.

"Hei, apa kabar?" tanya Draco

"Baik."

"Sibuk nggak?"

"Enggak, kenapa?"

"Mau ngajak jalan, mau ya?"

"Mmm," Deana bergumam

"Hitungan ke satu lo gak jawab, artinya setuju."

"Eh nanti kayaknya bantuin Mama bikin kue deh, eh iya bantuin Mama."

"Yah, kalo gitu gue ikut ya."

"Ih apaan si lo. Sok deket banget pake acara ikutan segala."

"Ya gak apa-apa lah, gue pengen deket aja gitu sama calon."

"Calon majikan?"

"Hahaha, lo lutju banget"

"Apaan si lucu pala lo. Gue aja gak ketawa. Udahan deh. Gue mau belajar." Deana berbohong.

"Idih, pinter banget ya lu. Ulangan semester udah selese tetep belajar juga."

Deana kaget, kebohongannya hampir tercium. Deana berpikir keras untuk ngeles.

"Lo pikir belajar apa? Gue belajar bikin kue ya."

"Oh gitu, yaudah. Kalo jadi bagi ke gue ya. Gue mau nyoba nih kue buatan lo."

Deana berdecak, "iya deh, bawel lu."

"Yaudah, semangat ya beb."

Deana merinding dan segera mematikan percakapan mereka. Deana sangat risih.

Deana menekan ponselnya, dan mencari nama Blake. Deana segera menghubungi Blake.

"Blakeee!"

"Iya? Eh btw lo gak marah sama gue?"

"Hah? Ohiya gue kan lagi marah sama lo. Eh gue resume dulu ya marahannya."

"Jangan dong. Eh ngapa lo nelpon?"

"Nanti sibuk nggak?" tanya Deana.

"Jalan yuk."

"Lah?" Deana menjadi bingung.

"Mau nggak?"

"Iya-iya mau. Jamber?"

"Mm, jam 4 mau gak?"

"Okedeh."

"Emang lo udah bangun?"

"Apasi."

"Gue ngajaknya jam 4 subuh."

"Idih, gue tinggal ya lo nanti."

"Eh, kan yang ngajak gue. Kok jadi lo yang tinggalin," ucap Blake sambil tertawa.

"Receh banget idup lo."

"Idup gue emang receh, De. Tapi percaya deh, cinta gue ke elu itu dolar."

"Bacot." Deana langsung mematikan ponselnya. Deana tersenyum bahagia. Blake tahu apa yang jadi keinginan Deana saat ini.

***

     Deana dan Blake sekarang sedang menikmati hiruk pikuk jalanan kota. Hari ini cukup padat, mengingat hari ini adalah hari Sabtu.

"Mau kemana nih?" tanya Blake pada Deana.

"Terserah deh."

"Tumben ngajakin jalan? Ada masalah dirumah?"

"Eh kan elu yang ngajakin gue jalan."

"Iyasih emang gue, tapi gue tau kok lo nelpon gue pasti pengen ngajak gue jalan."

"Hehe, lo nguntit gue ya?" Deana tersipu malu.

"Ada apasi?"

"Gak apa-apa kok. Eh lo gak ada niatan minta maaf ya?"

"Kan marah lo lagi diresume. Tunggu lo play baru gue minta maaf." Blake tersenyum

"Lo kira ini DVD."

"Elo sih yang duluan. Eh kita ke bioskop yuk. Ada film baru yang seru loh."

"Terserah deh."

Blake melajukan mobilnya, dan mereka pun menuju salah satu bioskop yang ada di kota mereka.

Setelah sampai, Blake memarkirkan mobilnya dengan cantik.
Mereka pun turun dari mobil.

Saat Deana dan Blake berjalan menuju pintu bioskop, ada seseorang muncul dihadapan mereka.

"Deana?" Orang tersebut memanggil Deana.

Deana lantas terkejut bukan main.

"Katanya mau bikin kue?"

"Eh, Draco. Gue gak jadi bikin kue, soalnya Mama lagi ada kerjaan." Deana berusaha untuk ngeles.

"Terus kenapa lo gak bilang ke gue, kan jadinya kita bisa jalan bareng."

"Deana maunya jalan sama gue." Blake membuka suaranya.

"Eh lo siapa, pelakor." Draco menyipitkan matanya.

Deana tidak kuasa menahan tawanya. "Pelakor kata lo? Lo tau gak arti pelakor?"

"Itu tuh, yang ngambil-ngambil pacar orang."

Deana tertawa lepas, "Coba deh lu pulang. Belajar gih. Semester depan lu udah ujian."

"Gue kan pengen sekali aja jalan ama lu."

"Yaudah sini, kita jalan sampe pintu bioskop itu, mau gak?"

Draco hanya diam.

"Kalo nggak mau gak papa, yuk Blake kita masuk." Deana menarik tangan Blake lantas pergi meninggalkan Draco.

Draco hanya terdiam, dan menatap Deana yang pergi meninggalkannya bersama laki-laki yang tidak dia kenali.

Permission.Where stories live. Discover now