"Kok cepet banget?"

"Iya, gue enggak ada eksperimen tambahan tadi, jadi bisa langsung. Udah bisa pulang?"

Baekhyun mengangguk antusias.

"Kek, saya duluan. Makasih untuk hari ini." Baekhyun mengambil tasnya yang terletak di atas meja kasir. Ia menghampiri kakek sejenak untuk sekedar memberikan pelukan perpisahan untuk hari ini.

"Itu orangnya?" Kakek berbisik di telinganya.

"Yang mengisi hati." tambahnya ketika Baekhyun menunjukan muka kebingungan.

"Bukan, kek. Cuma sahabat kok." Jelas Baekhyun setelah menghela nafas sembari tertawa.

"Ya sudah. Hati-hati." Kakek menepuk pundak milik Baekhyun, mengizinkannya untuk pulang, dan melambaikan tangannya pada Chanyeol yang dibalas dengan bungkukan tubuh.

///

"Lo besok ada apa, Yeol?"

"Gue besok mau ketemu dosen untuk nanya tugas, kenapa?" Mata Chanyeol tidak meninggalkan jalanan, fokus pada pergerakan kendaraannya.

"Gapapa, kayaknya gue besok selesai cepet. Jadi enggak seberapa lama di kampus."

Ia hanya mengangguk sebagai respon.

"Enggak kecapean kan?" Baekhyun bertanya.

Ia mungkin terlihat begitu sibuk belakangan ini. Bahkan lebih dari Baekhyun. Sepertinya itu yang mendorong Baekhyun untuk bertanya seperti itu.

"Enggak kok." Ia meyakinkan. Chanyeol melayangkan tangan kanannya dan mendaratkannya diatas paha kiri milik Baekhyun.

"Jangan sampe kurang minum. Lo belakangan ini lupa terus bawa botol minum." Baekhyun mengingatkan dan menatap Chanyeol yang setelahnya menatapnya balik.

"Enggak boleh gitu. Jaga kesehatan."

"Kan gue beli minum di kantin." Chanyeol kembali mengalihkan penglihatannya ke jalan raya.

"Manis-manis terus. Minumnya air putih, jangan kebanyakan gituan."

"Iya-iya." Baekhyun merasakan tepukan pada paha miliknya. Ia tahu. Walau Chanyeol terdengar ogah-ogahan saat mendengar nasihatnya, Chanyeol merupakan orang yang suka diperhatikan. Jadi Chanyeol pasti mendengarkan dan menghargai perhatiannya.

Chanyeol membelokkan setirnya dan memasuki pelataran rumah mereka, memarkirkan mobilnya dengan rapih.

Memasuki rumah dan membuka sepatu, menaruh jaket di gantungan, dan meletakkan tas di sofa rasanya bisa memberikan mereka kebahagiaan sederhana. Mungkin hari ini sedikit lebih melelahkan daripada hari-hari lainnya.

"Laper gak?"

Baekhyun terlihat berpikir.

"Sedikit. Lo?"

"Sama. Ramen aja ya?" Usul Chanyeol.

"Okay. Lo yang masak ya? Bisa kan?"

"Bisa. Ramen doang ini." Baekhyun mengacungkan jempolnya pada Chanyeol. Jujur saja, ia merasa kakinya sedikit pegal hari ini karena berdiri terlalu lama saat di kafe tadi.

Ia memperhatikan pergerakan Chanyeol, sekali-kali menjilat bibirnya sendiri saat mencium aroma ramen yang masuk ke indra penciumannya. Chanyeol terlihat sedikit kaku saat memecahkan telur, membuat Baekhyun terkekeh sebentar. Tetapi untungnya, ia berhasil untuk melakukannya.

Baekhyun langsung bangkit ketika Chanyeol membawa panci yang ia gunakan untuk memasak ke atas meja makan. Siap untuk melahap apa yang sudah disajikan.

"Panas. Yang sabar."

Baekhyun tidak mendengarkan apa yang Chanyeol katakan dan memilih untuk langsung mengambil dua buah mangkok dimana ia akan menuangkan ramen untuknya dan Chanyeol. Setelah ramen tersebut sudah siap di kedua mangkok, ia langsung memberikan salah satunya kepada yang lebih tua.

Ia menggumam nikmat ketika indra perasanya mengecap rasa dari ramen buatan Chanyeol.

Chanyeol menyelesaikan bagiannya terlebih dahulu dan menunggu Baekhyun selesai kemudian.

"Jangan dicuci. Biar gue aja nanti." Mereka memang sudah sepakat untuk melakukan itu. Jika Chanyeol memasak, Baekhyun akan mencuci piring dan peralatan makan. Begitu juga sebaliknya. Tapi terkadang mereka tetap mencuci peralatan makan tanpa pamrih walaupun sudah memasak. Jadi Baekhyun hanya sekedar mengingatkan.

Chanyeol mengangguk.

Beberapa menit kemudian, Baekhyun selesai dengan acara makannya dan mengangkat kedua mangkok yang mereka gunakan. Sedangkan Chanyeol membawa panci yang digunakan untuk memasak.

"Balik aja duluan ke kamar. Mandi abis itu istirahat." tutur Baekhyun sambil menggunakan sarung tangan karet berwarna merah muda.

"Gapapa. Nemenin lo aja."

Baekhyun hanya diam dan tidak merespon lagi atas apa yang Chanyeol katakan.

Beban yang tiba-tiba datang di bahunya membuatnya terkejut sejenak. Namun setelahnya, ia kembali fokus pada air yang mengalir.

"Nah, capek kan?" Tanya Baekhyun setengah memaksa Chanyeol untuk lebih dulu ke kamar.

"Enggak." Ia menghela nafas ketika Chanyeol masih saja gigih untuk tinggal.

Baekhyun memundurkan tubuhnya sedikit ketika ia merasa ada dua lengan yang melingkar pada perutnya. Takut air yang sedikit menggenang mengganggu kenyamanan Chanyeol, tapi sekaligus secara tidak langsung semakin mendempetkan tubuh bagian belakangnya pada Chanyeol.

"Yakin enggak mau tidur? Gue bisa sendiri kok. Ini dikit lagi."

"Enggak."

Chanyeol menggerakan tangan besarnya dan meremas pinggul lebar Baekhyun sesekali. Lekukan tubuh Baekhyun tidak pernah gagal membuat Chanyeol begitu tercengang. Baekhyun itu lelaki. Bagaimana bisa bentuk tubuhnya seperti ini?

Lama-lama tangannya merambat ke bongkahan belakang tubuh Baekhyun. Merabanya perlahan sebelum mengusapnya dengan ibu jarinya yang besar.

Baekhyun terdiam sejenak. Mungkin terkejut atas apa yang ia lakukan.

Chanyeol tidak berhenti. Ia malah semakin gencar untuk merasakan lembutnya tekstur bokong Baekhyun, meremasnya perlahan.

Baekhyun mematikan kran air setelah meletakkan piring yang terakhir di atas rak. Ia melepaskan kedua sarung tangan yang ia pakai dan membalikkan tubuhnya.

Chanyeol sepertinya tidak mau terlalu lama menahan beban kepalanya sendiri. Buktinya ia langsung menjatuhkan kepalanya pada pundak Baekhyun lagi. Masih dengan tangan yang betah pada tempat yang tadi. Sejujurnya, bokong milik Baekhyun tidak sebesar milik gadis-gadis sosial media. Tapi ukurannya pas, nyaman untuk digenggam dan juga terbentuk, bulat dan sintal.

"Lo bisa stop gue kalo lo ga nyaman." Baekhyun mengangguk, mengerti atas apa yang Chanyeol katakan.

"Gue oke." Ia melingkarkan lengannya pada leher Chanyeol, memeluknya erat dan menyamankan posisinya dalam dekapan sahabat jangkungnya itu. Setelah hari yang panjang, lumayan juga bisa seperti ini.

Nyaman.

Baekhyun dan Chanyeol diam-diam tersenyum lega.

Dalam hati mengetahui bahwa setengah dari hubungan mereka dilandasi nafsu semata. Namun memiliki seseorang untuk berbagi rumah bisa sangat menenangkan.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now