"Eh—sorry!"

Terlalu larut dalam lamun, bikin Beomgyu gak sadar ada seseorang yang baru keluar dari koperasi dan Beomgyu masih saja lempeng jalan. Meski gak sampai jatuh, tapi tetap saja kaget dan bikin Beomgyu mundur karena oleng.

Tapi tubuh Beomgyu langsung ditahan lengannya sama yang nabrak dia. "Maaf dek, lo gak pa-pa?" begitu sadar, itu ternyata kakak lesung pipi tetangganya.

Beomgyu mengerjap. "O-oh, iya, gak pa-pa kak. Sorry, agak ngelamun, hehe."

Kakak itu senyum, agak menyingkir dari pintu koperasi, dan karena masih megangin Beomgyu dirinya jadi kebawa. "Kelihatan kok."

Beomgyu meringis malu. Mau pamit pergi, tapi si Jongho ngomong lagi. "A bad day, isn't it?"

Well, mau Beomgyu iya-in tapi daritadi kerjaannya main ponsel mulu di kelas sama manyun sih.....

"Hahaha," akhirnya dia cuman ketawa pendek. "ya gitu deh, duluan kak." mending dia pamit.

"Eh, tunggu," dia nahan lengan Beomgyu lagi. Belum sempat ditanya, tiba-tiba dia ngulurin es krim ke Beomgyu. "nih, biar gak bengong-bengong amat pas jalan."

"Eh, gak usah kak."

"Ambil aja, sekalian ucapan terima kasih buat sapunya. Belum dibalikin sih tapi, nanti malam gue kasih. Lo di asrama kan hari ini?"

"I-ya, kak."

"Ya udah, nih, terima aja." dia narik tangan Beomgyu dan naruh es krimnya di telapak tangan.

Beomgyu masih bengong lihat es krim di tangannya, perlahan natap lagi si kakak yang sekarang senyum lagi dan terus.

Senyum terus sampai ambyar.

Well.... "Ma-ka-sih?"

Gak tahu alasan pastinya apa yang bikin si Jongho ketawa pas dia lihat Beomgyu. Dia cuman ngusap pelan pundak Beomgyu terus pergi. "Iya, sama-sama."

Ya udah, gitu aja. Nothing special, sebenarnya.

Beomgyu natap lagi es krim di tangannya. Es krim rasa lemon yang pasti bakal bikin siapa pun segar kembali pas makan apalagi cuaca hari ini cukup hangat.

Dan itu bukan karena asam di lemon yang bikin demikian. Justru rasa manis dari pemanis dengan perasa lemon yang terasa seperti lemon sungguhan terbaca oleh otak ketika Beomgyu menggigitnya kecil di ujung.

Segar, benar. Membuat pikiran Beomgyu sedikit terbuka dan kemudian dia pun mengiyakan ajakan Taehyun untuk makan di luar.


❏❏❏


Beomgyu sebenarnya malas nyapa, tapi kalau dia gak nyapa bakal kelihatan 'bukan dirinya'.

"Taehyun, hei!"

Sang empu nama menoleh, bersandar pada tiang pembatas halte bus. Senyumnya menyapa. "Hei,"

"Lama nunggu?"

"Enggak, baru nyampe." Taehyun memperhatikan. "Tumben sendiri. Lagi gak bareng Jeongin?"

"Iya, dia pulang duluan. Atau mau diajakin seka—"

"Gak usah," kata Taehyun dengan nada tenang.

"Ya udah, ayo," mereka pun berjalan meninggalkan tempat pertemuan. "Mau makan apa?"

"Lo mau makan apa?" Taehyun malah balik bertanya.

"Ish, jangan malah balik nanya dong." Beomgyu mencebik bibirnya.

"Serius, lo mau makan apa? Gak kepengen sesuatu yang spesifik gitu?"

"Emang kenapa? Mau lo traktir?" Beomgyu menaik-turunkan alisnya, bercanda.

"Lo mau?"

"Kaga, ih, bercanda!"

"Yah, tapi gue serius,"

Beomgyu mendekat dan merangkul lengan Taehyun. "Gue lagi gak kepengen sesuatu, yang penting makanan yang gak banyak tomat sama seledrinya aja udah seneng."

"Ramen."

"Ahelah, kagak mi juga kali! Di asrama juga punya itu!"

Taehyun malah tergelak.


❏❏❏


Akhirnya, Beomgyu dan Taehyun memutuskan makan ayam goreng.

Setelah dipikir, kayaknya Beomgyu cukup sering makan ayam, tapi dia benar-benar lagi gak kepengen makan sesuatu. Akhirnya ngikut aja makan apa pun.

"Mau mampir ke tempat gue dulu gak?" tawar Taehyun selepas keluar dari restoran ayam.

Beomgyu menggeleng. "Enggak, gue mau ngerjain tugas buat besok."

Taehyun nampak agak terkejut. "Tahu gitu lo gak usah nge-iyain ajakan gue. Jadinya kan lo bolak-balik."

"Gak pa-pa, gue juga lagi pengen keluar. Bosen sama makanan kantin." katanya setengah berbohong, memang makanan kantin agak membosankan.

"Ya udah, gue temenin jalan."

"Gak usah weh, nanti lo balik ke kosan muter jalannya. Capek."

"Fasilitas banyak, ada taksi sama bus, gak usah repot. Buruan, tar kemalaman."

"Dih, kok jadi lu yang sewot." Beomgyu manyun, tapi gak sungguhan karena marah.

Senang juga menghabiskan perjalanan sama Taehyun. Seenggaknya, Beomgyu jadi punya teman mengobrol karena mungkin kalau sendiri dia bakal balik melamun lagi.

Mereka terlalu asik mengobrol. Lima belas menit perjalanan, gak begitu sadar kalau Beomgyu bahkan sudah gak jauh dari asramanya.

"Sampai sini aja, kalau sampai ke asrama, nanti jauh lagi ke jalan gedenya." kata Beomgyu menghadap Taehyun.

Taehyun nampak bakal membantah lagi, tapi kemudian dia memilih menurut. "Oke, makasih buat hari ini."

"Hahaha, apa sih? Harusnya gue yang bilang gitu. Makasih Taehyun!"

"Iya iya, udah sana pergi lo."

"Idih, kok jadi ngusir?" pekik Beomgyu tak terima dan langsung berbalik badan pergi, tapi baru beberapa langkah dia berbalik lagi.

Beomgyu kira Taehyun bakal langsung pergi, tapi cowok itu masih berdiri di tempat yang sama. "Kenapa?" tanya Taehyun dari jauh.

"Pulang lo!" seru Beomgyu.

"Kok jadi lo yang ngusir?"

"Ish, pulang lo, kalau kelamaan nanti kangen gue. Berat! Biar Jaemin NCT Dream aja yang kangen!" serunya, kalau kata Jeongin pasti bilang; gak jelas lo bangsat.

Tapi Taehyun kelihatan ketawa dari jauh. Mulutnya kelihatan ngomong sesuatu tapi Beomgyu gak dengar. Mau nanya tapi dia males, jadi dia hanya melambai untuk terakhir kali dan berbalik ke arah asramanya.

Mungkin bagi seseorang, itu cuman candaan yang bisa jadi lucu atau enggak sama sekali. Tapi bagi seseorang yang lain, itu adalah sebuah keseriusan dan benar adanya.


###

[25 April 2020]

greget sendiri aku ini soobin-beomgyu kapan mit ap dengan benar dan tidak hanya baik ._.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now