"Ada apa?"

"Mark ingin mengajakmu menonton film.. Tapi dia malu mengatakannya" ucap winwin tersenyum manis.

"Jadi lucas kau mau kan menonton film bersamanya?" imbuh winwin lagi, mark melotot mendengar apa yang diucapkan winwin.

"Aku.. Aku tidak mengatakan itu" sanggah mark, winwin mendelik tak suka.

"Sudah jangan malu-malu.."

"Baiklah aku mau.." jawab lucas, mark hanya tersenyum canggung dan memandang winwin horror.

--------------------------------------------------------------------

Disinilah mark lucas berada mereka didalam gedung bioskop, mark terus saja berjalan sambil menundukan kepalanya.

"Angkat kepalamu.. Kau bisa menabrak orang nanti" ucap lucas, mark menegakkan kepalanya.

Benar jika dia terus menunduk maka ia akan menabrak orang pasalnya hari ini bioskop sangat ramai pengunjung.

"Lucas.. Disana ayo" mark menarik tangan lucas dan menyeretnya memasuki ruangan theather pasalnya filmnya akan segera dimulai.

Mark dan lucas duduk berdampingan, dan mulai menikmati film yang ditayangkan, sesekali mark tertawa jika ada adegan lucu dalam film tersebut.

"Lucas.. Bagaimana kau suka filmnya?" ucap mark saat mereka telah usai menonton film dan sedang berjalan keluar gedung bioskop.

"Ya.. Lumayan"

"Kau tau.. Seharusnya lelaki itu menyatakan cintanya saja pada orang yang dicintainya sejak awal" komentar mark, lucas hanya memandang mark.

"Kau suka hal seperti itu?" tanya lucas, mark mengangguk dan tersenyum manis.

"Tentu saja.. Lagipula jika ia mengungkapkan perasaannya maka ceritanya tak akan serumit itu" jawab mark menggebu-gebu.

"Kalau begitu.. Mark maukah kau menjadi kekasihku?"

Mark menghentikan langkahnya dan menengok kearah lucas.

"Apa kau bilang?" tanya mark, sepertinya ia akan meminta ibunya untuk memeriksa pendengarannya nanti.

"Ku bilang, kau mau jadi kekasihku?"

Sepertinya mark bukan hanya harus memeriksakan pendengarannya tapi juga organ dalamnya lebih tepatnya jantungnya.

"Ke-kenapa kau mengatakan hal seperti itu?" tanya mark, lucas hanya memandang bingung.

"Bukannya kau bilang, kau menyukai hal seperti itu?" ujar lucas, mark menggerak-gerakkan matanya.

"Seperti apa?"

"Seperti dalam film barusan, kau bilang jika seseorang mencintai lawannya harus mengungkapkan perasaannya, bukankah begitu?" ujar lucas lagi, wajah mark sudah bertambah merah.

"Ka-kau ini.. Sudahlah!" mark berjalan mendahului lucas, ia sudah sangat malu maka ia berjalan sambil mengipasi wajahnya yang terasa sangat panas.

"Heii.. Jadi bagaimana jawabanmu?" tanya lucas setelah berhasil menyamai langkah kaki mark.

"Jawaban apa maksudmu?" mark pura-pura tidak tahu, pasalnya ia sedang menetralkan dekatan jatungnya yang seakan-akan akan copot saking kencangnya.

"Ungkapan cintaku tadi.. Mark setelah dilihat kau sangat manis dan lucu bersamaan saat wajahmu memerah seperti itu.." ucap lucas, mark yang sudah tidak tahan ia berlari menjauhi lucas.

"Heii mark kenapa kau berlari?" kejar lucas, mark terus berlari menjauhi lucas.

'Gluduk .. Byurr'

Hujan turun membasahi kota seoul, lucas mencekal tangan mark setelah berhasil mengejar mark.

Lucas dan mark saat ini sudah basah kuyup karena hujan membasahi mereka berdua.

"Kenapa kau berlari.. Kenapa? Apa kau tidak suka?" tanya lucas tangannya tak melepaskan cekalan pada tangan mark.

"Bukan seperti itu.." cicit mark sambil menatap mata lucas.

"Lalu?"

"A-aku malu.." mark menundukan kepalanya saat ia merasa jantungnya berpacu dengan kencang lagi saat ia menatap lucas.

"Malu? Kau malu kenapa?" tanya lucas, mark memukul pelan dada lucas.

"Ish.. Dasar tidak peka! Aku malu saat kau.. Kau mengungkapkan perasaanmu!" sebal mark terhadap lucas, lucas hanya memandang mark datar.

"Ohh.. Jadi bagaimana jawabanmu kalau begitu?" tanya lucas lagi, mark hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Tentu.. Aku..mau.." jawab mark, lucas mengusak rambut basah mark.

"Kalau begitu.. Apa kita sepasang kekasih sekarang?" tanya lucas dan mark hanya mengangguk malu.

"Hei ada apa dengan wajahmu itu? Kau tidak senang kita menjadi sepasang kekasih?" protes mark saat melihat raut wajah lucas yang masih memasang wajah datar.

"Memangnya harus bagaimana?"

"Dasar menyebalkan! Setidaknya tersenyumlah sedikit" mark menghentakan kakinya kesal, ia ingin pergi namun ia lupa jika tangannya masih dipegang oleh lucas.

Jadi ia hanya bisa berdiri membelakangi tubuh lucas.

"Apakah kekasihku ini sedang merajuk?" tanya lucas, lucas kemudian membalikkan badan mark agar berhadapan dengannya.

'Cup'

Lucas mengecup sekilas bibir mark, walaupun tidak terlihat tetapi pipi mark mengeluaran rona merah.

"Merasa lebih baik?" tanya lucas dan hanya dijawab anggukan malu-malu dari mark.

----------------------------------------------------------------------

Doyoung membuka matanya pelan ia menelisik setiap sudut ruangan, doyoung meraba wajahnya sendiri.

Senyum jahat ia tampilkan, doyoung bangun dari tidurnya dan berjalan melihat seorang manusia yang tengah terikat.

Menjilat bibirnya pelan dan mengeluarkan taring panjangnya tanpa basa-basi ia menyerang orang itu dengan rakus, ia menghisap habis darah dari korban.

Saking ganasnya bahkan ada darah yang mengalir dari leher korban menuju tangannya, setelah tidak ada darah yang tersisa pada tubuh korban, doyoung menjilat tangannya sendiri yang ada noda darah.

"Senang melihatmu kembali.. Tuan" intrupeksi sebuah suara doyoung membalikan tubuhnya dan melihat seorang lelaki tengah berlutut hormat padanya.

Doyoung berjalan anggun dan tersenyum seringai yang sangat menakutkan.

.......atau mungkin ia bukanlah kim doyoung?

Doyoung mengangkat pelan kepala lekaki itu dengan seringai yang masih tercetak jelas.

"Terimakasih atas pengabdianmu yang setia padaku.. Lee taeyong"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

I'm not a human, but Vampire || LuMark [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang