Karena kelas masih dimulai jam 3 sore nanti, mereka pilih nongkrong lama di kantin. Sekalian numpang wifi dan colokan. Makanya mereka makannya mojok di sudut kantin.

"Beomgyu,"

Namanya juga sahabatan, empunya satu, yang noleh ketiganya. "Wonjin!" sapa Beomgyu ramah.

"Hei," Wonjin senyum tipis dan lihat yang lain. "Jeongin, Jiheon, hai."

Jeongin cuman nyengir lucu aja, kalau Jiheon sambil dadah-dadah.

Wonjin beralih ke Beomgyu yang sekarang menepuk space kosong di sebelahnya. "Duduk sini, sendiri aja lo?"

"Iya," Wonjin ngangguk. "gak usah, gue cuman mau ngomong sama lo doang."

"Kenapa?"

Diem-diem, Jeongin noel Jiheon yang lagi streaming MV pakai earphone di sebelahnya. "Minta satu, tuh," kata Jeongin tanpa suara nunjuk earphone-nya terus dia pakai, jadi mereka pakai earphone satu bagian sepasang.

Beda sama Beomgyu, Jeongin mah pekanya udah level pangkat 4.

Wonjin menatap lekat ke Beomgyu yang Beomgyu tebak kayaknya hal yang serius soalnya Wonjin gak kedip sama sekali dan mukanya gak nyelow—meski pun emang dia hobinya marah-marah mulu di kelas. Ekspresi seriusnya campur gugupnya sama kayak mau presentasi.

"Gyu, lo sering chat-an sama Minkyu ya?" tanya Wonjin, jedor (read: langsung).

Badan Beomgyu tegang seketika. Anjir anjir anjir, ini kenapa lagi sih kambeeeeng???

"Ngh—biasa aja kok, hahaha, kayak ke yang lain biasanya. Me-memangnya kenapa?"

"Oh, gak pa-pa, cuman nanya aja."

Sang lawan bicara masih menampilkan tawa pendek saja.

BOHONG LU BOHONG, BERI TAHU AKU YANG SESUNGGUHNYA IRHAMehHAM WONJIIINN!!!

"Kenapa sih??" sebenarnya Beomgyu gak mau kepo, tapi Wonjin juga gak langsung pergi begitu saja seolah menunggu ditanya balik.

Atau mungkin sebaliknya, Wonjin masih punya hal yang mau dikata atau ditanya. "Gyu, lo suka sama Minkyu gak?"

"H-HAH??? APAAN DAH, AHAHAHAHAHA—" ekor mata Beomgyu melirik Jeongin dan Jiheon yang tadi sempat melirik terus balik lagi ke layar laptop, seolah-olah di jidat mereka tertulis; gak lihat, gak denger. "HAHAHAHA—nggaklah..."

Wahai bumi, telanlah aku jigeum.

"Sumpah?"

"Sumpah,"

Mati aja udah.

"Oh ya udah," Wonjin mengalihkan wajah.

Beomgyu gak mau asal menebak apalagi untuk sesuatu yang hanya dilihat sekilas. Benar-benar hanya terjadi dalam sepersekian detik ketika Beomgyu berkedip. Tapi dia yakin dengan apa yang sempat dilihatnya. Ekspresi yang dibentuk Wonjin secara spontan.

Lega? Seneng? Berharap? Nggak tahu, Beomgyu gak tahu.

Tapi dia gak suka.

Wonjin menoleh lagi. "Gyu,"

"Y-ya?"

"Percakapan ini... lo simpen sendiri kan ya?"

Beomgyu gak mau mikir lebih jauh, dia cuman langsung ngangguk. "Iya, santai aja." apanya yang santai, bodat.

"Makasih. Dah, gue duluan, sampai jumpa di kelas."

"Iya!"

Selepas kepergian Wonjin, Beomgyu segera kembali beralih pada pusat meja.

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now