21

3.6K 369 67
                                    


Abeoji : bapaknya Jeongguk
Eomeoni : ibunya Jeongguk



"Memangnya ada yang perlu dibicarakan?"

Jeongguk menatap santai ke arah ayahnya yang berada di ruangannya hari itu.

Sudah 2 hari semenjak chuseok di rumah Taehyung. Itulah kenapa Jeongguk sudah pulang ke Busan sekarang.

"Kita harus bicara soal keadaanmu sekarang, iya?" Abeoji menunjuk ke arah Jeongguk sekilas.

"Aku tidak sakit. Kenapa harus dibicarakan?" Jeongguk mengendikkan bahunya acuh.

"Hh... Boy," Abeoji menepuk pundak Jeongguk.

"Aku tahu kamu memacari Taehyung, iya?" Tanya Abeoji.

Jeongguk seketika mematung. Berhenti mengetik pekerjaannya. Meski itu adalah jam istirahat makan siang.

"Bingo." Abeoji menjentikkan jarinya pada Jeongguk.

"Kamu mendekati Taehyung dan memacarinya untuk apa? Untuk peduli? For love?" Tanya Abeoji menatap tepat ke arah Jeongguk.

"Kalau begitu kenapa?" Jeongguk bertanya balik pada ayahnya.

Abeoji berakhir tertawa. Membuat Jeongguk mengernyit. Jeongguk menatap ayahnya yang tertawa pelan. "Apa yang abeoji tertawakan?"

"Kamu bisa membohongi dirimu sendiri dan semua orang, but you can't fool me," ujar Abeoji. Berjalan menuju meja untuk tamu di ruangan Jeongguk.

Mengambil satu pajangan di sana.

"I know who you are," tutur Abeoji.

"Abeoji tidak tahu apa-apa tentangku." Elak Jeongguk. Ikut berdiri sama seperti ayahnya.

"I know everything about you." Jawab Abeoji dengan santai. Menoleh ke arah Jeongguk.

Jeongguk berdecih pelan. Mengalihkan pandangannya dari ayahnya.

"Aku tahu kamu bertingkah dingin dan tidak peduli pada yang lain seolah-olah perhatian yang kamu dapatkan sudah cukup. Padahal kamu butuh banyak perhatian dari yang lain." Abeoji menarik sudut bibirnya menatap Jeongguk.

"Nggak. Aku tidak seperti itu." Jeongguk menggeleng.

"Aku tahu kamu berakhir menyukai Taehyung dan memanfaatkannya agar dia maupun mamanya itu menemanimu. 'Cause just a little bit of love, mengingatkanmu betapa kosongnya hatimu sebenarnya."

"Abeoji. Stop." Jeongguk mengepalkan tangannya.

"Aku tahu kamu bertingkah seolah kamu gay, agar menarik perhatian abeojimu ini dan eomeonimu agar menghampirimu."

"Kubilang berhenti abeoji. Bersyukurlah karena aku masih memanggilmu abeoji!" Kesal Jeongguk.

"Sama sepertiku dan kedua orang tuaku yang mengabaikanKU. Daan dengan santainya menjawab bahwa aku hanyalah kesalahan mereka." Abeoji mulai mendekat. Mensejajarkan dirinya di depan Jeongguk.

"I know who you are boy! Because you're me."

Jeongguk membulatkan matanya. Dengan mengerutkan keningnya pula. Jeongguk tidak percaya bahwa ayahnya akan berkata seperti ini.

Radar • kv • [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant