09

4.9K 580 2
                                    


"Hoo, jadi kamu beneran suka sama Jeongguk?" Tanya Mingyu.
Mingyu membawa Taehyung keluar kantor setelahnya. Di sebelah kantor ada mall baru, jadi Mingyu bawa Taehyung ke situ mumpung ia memang free. Mingyu mengajak Taehyung makan di satu restoran.

"Iya bang." Jawab Taehyung. Menelan hasil kunyahannya. "Kupikir benci jadi cinta itu beneran ada,"

"Ya emang beneran ada," Mingyu mengangguk kencang.

"Oh iya ya," Taehyung mengangguk paham pula.

"Terus kamu nggak pernah punya pacar cewek gitu? Semasa kamu sekolah sebelum ketemu Jeongguk," Tanya Mingyu.

"Well, Aku pertama kali ketemu Bang Jeongguk pas aku umur 5 tahun—"

"Bukan, bukan. Maksudku sebelum kamu seneng sama Jeongguk," potong Mingyu.

"Ooh, itu," Taehyung berpikir. "Nggak sih, nggak ada. Habisnya, cewek yang aku senengin nggak seneng sama aku, hehe,"

"Hoo, cinta bertepuk sebelah tangan rupanya," Mingyu mengangguk paham.

"Bang Mingyu seumuran sama Bang Jeongguk 'kan? Bang Mingyu punya pacar?" Tanya Taehyung.

"Masih calon, lagi pedekate aku," jawab Mingyu.

"Hoo," Taehyung mengangguk paham.

Lama mereka berdua tidak berbindang. Hening untuk beberapa detik. Mingyu melirik ke arah piring makanan Taehyung.

"Udah selesai? Yuk balik, mungkin sepupumu udah selesai," ajak Mingyu.

"Ayuk!" Seru Taehyung. Berlari ke kasir lebih cepat daripada Mingyu dan membayar makanannya sendiri.

"Lho, padahal aku mau nraktir lho, Taehyung," ujar Mingyu.

"Nggak enak aku bang, Bang Mingyu nemenin aku aja, disuruhnya Bang Jeongguk kan gitu," jawab Taehyung.

Mingyu terkekeh. Mengusak kepala Taehyung gemas. Polos sekali remaja di sebelahnya ini.









.

.

.

"Kamu nggak ngerepotin Mingyu'kan?" Tanya Jeongguk.

"Aku bukan anak kecil bang. Aku nggak ngapa-ngapain Bang Mingyu," jawab Taehyung.

"Baguslah," Jeongguk mengangguk. Tersenyum ke arah Taehyung.

Taehyung menatap Jeongguk yang tersenyum ke arahnya. Tak lama ia ikut tersenyum. Bahkan menunjukkan senyum kotaknya.

"Ayo bocah, aku temani. Aku free," Jeongguk merangkul Taehyung.

Mereka duduk di sofa ruangan Jeongguk. Berbincang ria. Dan kadang bercanda sampai Jeongguk menggelitik pinggang Taehyung. Hubungan mereka semakin akrab. Bahkan lebih akrab dari sebelumnya.

Jeongguk melirik ke arah jam dinding di ruangannya. Pukul 12 tepat. Saatnya mereka keluar cari makan.

"Bocah. Ayo makan," ajak Jeongguk.

"Hayuklah skuy!" Seru Taehyung.

Jeongguk mengajak Taehyung untuk pergi keluar kantor lagi. Naik mobil dan makan di satu restoran kesukaan Taehyung. Taehyung memberitahu Jeongguk bahwa ia menyukai restoran itu sejak pertama kali diajak Jeongguk datang ke sana.

"Bang, tahu? Semalem aslinya Jimin—"

"Jimin siapa?" Tanya Jeongguk.

Jeongguk mengernyit. Taehyung biasa bercerita memang. Tapi dia tidak pernah memberitahu dia akan bercerita tentang siapa. Bahkan bercerita seperti Jeongguk kenal dengan semua orang yang dikenalnya.

"Oh maap. Jimin temen deketku di sekolah" jawab Taehyung.

"Hoo," Jeongguk mengangguk paham.

"Jimin bilang, dia lagi ada di sini juga. Bang anterin aku ya, aku mau main sama Jimiin ya abang yaaa," izin Taehyung.

"Nggak masalah sih. Asal pulang kerja aku jemput kamu mau pulang." Jawab Jeongguk.

"Yesseu! Siap bos!" Jawab Taehyung.

"Ini pesanannya kak,"

Jeongguk melirik ke arah makanan dan minuman yang diantar ke meja mereka. "Terima kasih."

"Yeyy, selamat makan!" Seru Taehyung dengan kekehan kecil. Memulai acara makan siangnya bersama Jeongguk dengan senang.

Saat makanannya sudah selesai, Taehyung dan Jeongguk masih berbincang ria. Dan mereka berhenti berbincang karena satu suara.

"Taehyung?"

Taehyung menoleh. Dan terkejut setelahnya.

Radar • kv • [END]Where stories live. Discover now