17

4.2K 468 24
                                    

"Taehyung-ah,"

Mama mengetuk pintu kamar Taehyung.

Setelah pengungkapan Taehyung, keadaan menjadi canggung. Sangat canggung. Taehyung dan mama yang tidak berbincang seperti biasa.

"Ada yang mau menemuimu, boleh dia masuk kamarmu?" Tanya mama.

"Siapa ma?" Taehyung mengernyit.

Pintu terbuka. Sosok Jeongguk berdiri di sana. Taehyung menampilkan tatapan sendu.

Jeongguk membungkuk kecil pada mama Taehyung yang tersenyum ke arah Jeongguk. Mama berbisik pasa Jeongguk. "I'll give you time,"

"Terima kasih tante," Jeongguk membungkuk kembali.

Mama menepuk punggung Jeongguk. Kemudian pergi dari depan kamar Taehyung.

Jeongguk menutup pintu kamar Taehyung. Hening menyapa keduanya. Jeongguk yang awalnya sedikit menunduk akhirnya menatap Taehyung.

"Nggak mau meluk pacar nih?" Tanya Jeongguk.

Taehyung segera beranjak dan berlari memeluk Jeongguk. Taehyung mengusakkan kepalanya di dada bidang Jeongguk. Jeongguk hanya bisa tertawa.

"Did you miss me? Did you miss me?" Tanya Taehyung semangat.

Jeongguk menatap Taehyung lembut. "So much."

"Ayo duduk, aku harus bicara sesuatu sama kamu," ajak Jeongguk.

Taehyung mengangguk. Duduk di sebelah Jeongguk. Di pinggir kasurnya.

"Mama udah tahu ya?" Tanya Jeongguk. Menggenggam tangan Taehyung. Taehyung yang pada awalanya tersenyum manis, akhirnya senyumnya luntur. Menunduk.

"Maaf-- Hyungie," Taehyung menggenggam erat tangan Jeongguk. Jeongguk merasakan tangannya terkena beberapa tetesan air mata.

"Hey, Taehyung?" Jeongguk mencakup pipi Taehyung. Mengusap pipinya pelan. Menyamakan posisi kepalanya dengan Taehyung, demi melihat wajahnya.

"Don't cry," Jeongguk menghapus air mata Taehyung.

"Aku minta maaf, hyungie. Aku--hiks," Taehyung mengulum bibirnya sendiri. "Aku merasa bersalah saat mama menceritakan semua tentang hyungie,"

"Aku merasa bersalah saat mama bilang mama bersyukur hyungie tidak mengajariku menjadi gay," Taehyung mengeluarkan tangisnya lebih deras.

"Aku minta maaf juga, kelihatannya aku tidak menepati janjiku pada ibumu ya?" Tanya Jeongguk.

Taehyung menggeleng. Jeongguk membawa Taehyung menangis di pundaknya. "Hyungie nggak salah, Hiks-- aku yang membawa Hyungie agar menyukaiku,"

"Shh-- Just, forget it, okay?" Jeongguk menepuk punggung Taehyung pelan. Menenangkan pemuda di dekapannya.

"Mamamu meneleponku dua hari yang lalu, apa itu hari kamu bilang ke mama kalau kita pacaran?" Jeongguk mengusap punggung Taehyung. Sementara Taehyung mengangguk.

"Mama sempat marah saat meneleponku. Walaupun tidak membentak atau gimana, mama menegurku sekuat-kuatnya. Kecewa, kenapa anak tunggal manisnya bisa seperti ini," Jeongguk memeluk Taehyung erat. Tersenyum kecil.

"Mama nggak marah sama kamu Taehyung, mama nggak marah sama kita." Jeongguk mengusap kepala Taehyung sayang. "Mama cuma kecewa,"

"Apa kita udahan?" Tanya Taehyung dengan suara kecil. Menggumam di pundak Jeongguk.

"Hm?"

"Apa kita udahan?" Tanya Taehyung. Lagi.

"Nggak, nggak, kita nggak udahan," jawab Jeongguk.

"Tapi kita harus bahas soal ini sama Mamamu dulu ya, ayo," Jeongguk melepas pelukannya. Mengajak Taehyung kalur kamar.

Taehyung mengintip di balik Jeongguk. Menatap mamanya yang sudah duduk rapi di ruang makan. Jeongguk menggandeng Taehyung.

"Tante," sapa Jeongguk saat menghampiri Mama Taehyung.

"Oh, iya." Mama Taehyung mendongak menatap Jeongguk. Kemudian mengangguk mempersilakan Jeongguk dan Taehyung duduk di depannya.

"Jadi, udah diskusi? Ada yang perlu dijelaskan di sini?" Tanya Mam Taehyung.

"Mama—aku—"

"Sebelumnya aku minta maaf tante. Rasanya timbul sendiri di dalam hati. Aku pastinya ada kemauan buat macarin Taehyung pas rasanya udah mulai muncul. Tapi aku tahu itu buruk buat dia. Dan ternyata, Taehyung juga suka," Jeongguk memotong omongan Taehyung. Menjelaskan panjang lebar.

Mama mengangguk paham. Meneguk tehnya. Kemudian menatap Jeongguk dan Taehyung.

(*BGMnya buat di sini)

"Jujur tante, emang kecewa, Jeongguk." Ujar mama. Kemudian menunduk. "Kalian tahu kalau kalian memiliki hubungan seperti ini, tantangan di luar lebih susah lagi,"

Taehyung dan Jeongguk mengangguk bersama. Sebenarnya keduanya berpegangan tangan di bawah meja. Dengan erat.

"Mama khawatir sama kalian, kalian bakal dicaci atau gimana, terutama Taehyung." Mama menepuk pundak Taehyung. "Tae, masih banyak rintangan yang harus kamu lewati sayang, hubungan itu tidak semudah yang kamu bayangkan," pesan mama.

"Ada saatnya kalian mesra, ada saatnya kalian cemburu, ada saatnya kalian mengandalkan satu sama lain, ada saatnya kalian—" mama memotong omongannya. Menatap ke arah cangkir minuman berisi teh miliknya. "Berdiskusi demi kelanjutan hubungan kalian,"

Mama menatap Taehyung dan Jeongguk dengan senyum lembut. Menatap dua pemuda di depannya yang ia sayang.

"Hubungan itu, seharusnya timbal-balik. Cinta itu, timbal-balik. Kalian tahu apa yang harus dilakukan. Jangan— bertengkar hebat karena hal yang sepele. Tapi, jangan takut akan pertengkaran nak, pertengkaran itu ada karena kalian takut akan hal itu," mama menepuk kepala Taehyung dan Jeongguk sayang.

"Jadi—mama mengizinkan?" Tanya Taehyung.

"Hati-hati tapi, yang kalian jalani sekarang ini tabu—"

Taehyung dengan cepat berdiri dan berpindah ke sebelah mamanya. Memeluk mamanya erat. Menangis di pundak mamanya.

Mama yang dipeluk kencang terkejut. Lantas tersenyum dan membalas pelukan anak semata wayangnya. Mama melirik ke arah Jeongguk. Kemudian tersenyum.

"Sini," ajak mama.

Jeongguk ikut memeluk mama. Sama halnya seperti Taehyung.

"Kalian udah besar, berpikir panjang sebelum bertindak ya," pesan mama.

"Aku sayang mama," tutur Taehyung.

Mama tersenyum. Kemudian terkekeh pelan. Mengusap punggung Jeongguk dan Taehyung secara bersamaan.

"Mama sayang kalian," balas Mama.

Taehyung yang pada awalnya menangis, pada akhirnya tersenyum manis.





a/n : ges aku ada buku baru, cek gaess :3

Radar • kv • [END]Where stories live. Discover now