Chapter Six

331 45 29
                                    

"Bahkan kau tahu sandi apartemennya?"

Cowok itu mengangguk.

Orang yang sedang melakukan sidang pada dua orang yang kini di hadapannya hanya bisa menarik napas panjang.

"Pasti kalian saling mengetahui sandi apartemen masing-masing, bukan?"

Dua orang itu mengangguk.

"Kenapa kalian tidak bilang sejak awal?"

Namun sekarang kedua orang itu mengerutkan kening, tak mengerti maksud Tomoya.

"Hah, kenapa?" tanya Taka.

"Maksudmu?" tanya Toru.

Tomoya berdecak. Kini ia malah terlihat excited dengan senyum yang menghiasi wajahnya dan tubuhnya yang dicondongkan ke depan.

"Kalian tahu? Aku dan Ryota selalu menebak-nebak apa yang terjadi pada kalian. Kalau kalian memberi tahu kami lebih awal, kami tidak perlu menebak-nebak dan memikirkan yang aneh-aneh lagi tentang kalian."

"Maksudmu apa memikirkan yang aneh?" sorot Toru.

Tomoya terkikik. "Kalian seperti 'itu' misalnya."

"M-mana mungkin aku dan Toru-san seperti itu!"

"Aku bukan gay, Tomoya!"

"Apakah itu benar?" Tomoya mengejek, "tadi kau ceritakan kecemburuanmu pada Mori-chan sampai terlihat sedih dan kesal begitu."

Sontak Taka pun menatap Toru. "Benarkah itu, Toru-san?" tanyanya, "tapi kau cemburu karena apa?"

Toru tidak menoleh sedikit pun pada Taka. "Tidak, itu tidak benar," katanya menyangkal.

"Sudahlah, Leader-sama. Katakan saja padanya." Tomoya berdiri. "Kutinggal makanan buatan Kaori agar kau makan. Tolong cepat dimakan, ya."

Toru menegakkan tubuhnya. "Heh?! Kau ingin ke mana?"

Tomoya tersenyum. "Aku ingin pulang. Sepertinya istri dan anak-anakku sudah menunggu di rumah untuk bermain bersama anjing kecil kami. Bye-bye!"

Dengan kepergian Tomoya itu, menyisakan keheningan di antara Taka dan Toru. Karena tidak tahu harus bagaimana, Toru menarik bekal yang dibawa Tomoya untuk dimakan.

"Toru-san, apa yang membuatmu cemburu? Apa aku melakukan kesalahan?"

Tok tok tok

"Taka-san!"

Seseorang memanggil Taka dari luar. Mendengar suara itu, Toru berhenti makan dan kembali menjauhkan makanan itu.

"Sana buka."

Taka langsung beranjak untuk membuka pintunya. Ternyata yang mengetuk adalah wanita bernama Sayaka itu.

"Ah, Sayaka? Kau sudah bangun?" tanya Taka.

Sayaka tampak mengangguk dengan senyum di wajahnya.

"Ah, baik. Kalau begitu, aku tanya Toru-san sebentar, ya."

Perempuan itu mengangguk kembali.

Taka pun menghampiri Toru yang kini menatapnya dengan tatapan datarnya.

"Toru-san, kau sudah mengambil barangku yang semalam?"

Toru bergumam. "Ya, memangnya kenapa?"

"Ah, kau memeriksanya tidak? Sepertinya ada salah satu tas tentengku yang tertukar dengan milik Sayaka."

Toru mengerutkan keningnya. "Maksudmu?"

"Kau letakkan di mana tas itu?" bukannya menjawab, Taka malah balik bertanya.

The Love We've Made [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang