Ah, gak tahu ah! "Kiming!"
Minkyu noleh.
"Sorry, lama nunggu?"
"Enggak kok, duduk dulu sini lah." Minkyu menepuk bagian kosong di sebelahnya. Mana tahu dia kalau Beomgyu lagi berkampret ria sambil nahan senyum.
"Istirahat dulu lah, lo baru sampai ini, sambil ngobrol bentar."
Beomgyu cuman ketawa pendek di sebelah Minkyu.
Canggung, atau cuman Beomgyu doang yang merasa? Entahlah, pokoknya... sejak setengah tahun terakhir, mereka gak terlalu sering berhubungan lagi. Paling cuman saling sapa tiap kali papasan. Itu pun, Minkyu yang menyapa duluan.
Jujur, Beomgyu... hampir gak pernah nyapa duluan. Seenggaknya, kalau sendiri dia gak berani nyapa duluan.
Kembali ke waktu sekarang. Di mana Beomgyu gak begitu ingat percakapan mereka awalnya. Entah siapa juga yang mulai bertanya.
"Filmnya mulai jam berapa sih? Tar kita kelamaan ngobrol." Beomgyu mengeluarkan ponselnya mengecek jadwal.
"Lo udah pesen tiketnya?"
"Belom sih,"
"Ya udah, pesen sekarang aja."
Beomgyu mengiyakan. Jantungnya terasa berhenti berdetak ketika Minkyu mendekat. Aroma cowok itu tercium pekat. Terlalu pekat sampai Beomgyu pusing dan nyaris bergetar. Dia menepis rasa gelitik itu dengan bicara.
"Ada jam 6.20, ini aja?"
"Iya, itu aja. Lo udah makan belum?"
"Belum,"
"Pas, kita makan dulu baru nonton."
"Oke, nice planning."
"Nih," Minkyu mengulurkan uang sejumlah harga tiket.
"Ya ampun, ntar aja padahal."
"Sekalian mumpung ada uang pas." katanya, "Ya udah, yuk pergi sekarang. Kita makan di luar aja."
"Iya,"
Minkyu sudah berdiri ketika Beomgyu menyimpan ponselnya. Cowok itu telah mengulurkan tangannya yang mau tak mau Beomgyu terima.
Sentuhan singkat. Namun Beomgyu mati-matian mengenyahkan rasa kebas di tangannya.
❏❏❏
Beomgyu dan Minkyu memutuskan makan ayam karena tergoda oleh aroma ayam goreng pas lagi jalan-jalan.
Baru juga nyuap, Minkyu ngasih gelas isi minum. "Nih,"
"Makasih," gue pengen nelen meja aja, huweh... Inner Beomgyu meraung-raung.
Waktu tangan Beomgyu berminyak tapi dia mau minum, Minkyu inisiatif menuangkan air.
"Makasih, pengertian banget sih lo. Hahaha," dan tolong berhenti dong bangsat.
Coba lihat, Minkyu dibilang kayak gitu cuman senyum ganteng aja. Bilang itu bukan masalah, padahal perlakuannya itu bikin cowok di hadapannya bermasalah sama jantung dan seluruh perasaannya.
Pas mau bayar juga... "Gue aja yang bayar." kata Minkyu agak memaksa ketika Beomgyu menolak di awal.
Beomgyu gak bisa ngapa-ngapain lagi.
Begitu juga ketika mereka jalan ke bioskop. Sore itu masuk rush time dan jalanan ramai banget.
Pas Beomgyu lagi jalan, Minkyu nahan lengannya kemudian cowok jangkung itu bergeser buat jalan di sisi jalan raya. "Hati-hati, nanti lo ketabrak."
Fagh.
Fak sesi kedua. Sebab Beomgyu bisa merasakan tangan Minkyu masih memegangi bagian belakang dirinya, tepatnya bagian tasnya. Takut seandainya Beomgyu tersenggol maka Minkyu bisa menahan tubuhnya supaya gak oleng.
Beomgyu mencoba menata ulang perasaannya yang gonjang-ganjing di toilet—dia langsung ngacir ke sana begitu sampai bioskop. Sepertinya mereka memerlukan waktu lebih untuk ke toilet karena baru bisa masuk ke dalam studio beberapa menit setelah film dimulai.
"Lo di pinggir aja, biar gampang keluar pas filmnya selesai." bisik Minkyu dari belakang sambil mendorong punggungnya pelan supaya Beomgyu duduk.
Kambing banget, sumpah kambing, taik kambing.
Beomgyu tetap menurut. Untungnya dia tipe yang begitu fokus akan sesuatu, gak akan mudah teralihkan. Makanya dia langsung fokus pada film di depannya. Apalagi dari awal sudah dirasakan ketegangan ketika salah satu pemeran muncul dan mati dimakan 🤡
"Buset," lirih Beomgyu.
Ini film horor tapi pas nonton seri pertama, Beomgyu lebih merasakan genre thriller-nya dibanding horornya.
Tapi yang paling sebel dari horor itu bukan hantunya. Jump scare-nya goblok, badut banget.
"WAA!" seisi studio kaget ketika sang nenek berubah jadi makhluk jelek, ditambah sama efek suara yang menegangkan.
"Takut?" Minkyu berbisik untuk kesekian kalinya.
Beomgyu menarik napas. Efek dari kejut oleh film juga embusan napas Minkyu dan feromon kuat khasnya. "Enggak, cuman kaget anjir."
Minkyu terkekeh pelan.
Adegan selanjutnya semakin menyebalkan dan menegangkan.
Perlu diketahui, meski gak mau mengakui, tapi Beomgyu dalam keadaan sadar ketika tangan Minkyu menggenggam miliknya dan sesaat setelahnya Beomgyu sendiri bergerak menyelipkan jemarinya di celah kosong.
Sentuhan itu selalu mengerat tiap kali jump scare kembali muncul dan tidak terlepas sama sekali meski mereka basah oleh keringat.
Perpisahan itu baru ada ketika lampu studio kembali dinyalakan.
###
nulis part ini sambil plesbek tapi dimodifikasi (UHUK UHUK UHUK)
JANGAN OLENG MINKYU X BEOMGYU YAK, AHAHAHAHHAHAHA (idih)
[21 April 2020]
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
03 : as if it's
Start from the beginning
