Tapi, lupakan soal itu. Karena hari ini Beomgyu gak terlalu banyak kegiatan dan menggunakan otaknya, dia pikir gak perlu makan malam, tapi begitu lewat jam 7 sekarang perutnya bergetar penuh nafsu. Maksudnya dia kelaparan.
"Alah, kenapa gak daritadi sih lapernya." Beomgyu lagi sibuk nge-game sampai gak fokus.
"Kan udah gue bilang makan dulu lo, ngeyel." kata Daehwi dari sebrang sana.
"Udah tahu kepalanya batu, gak bisa dipaksa dia mah." ini juga Jeongin nyahut dari sebrang lainnya.
"Hahanya ho hinhahen khe hue."
"Bacot Ryujin, telen dulu napa dah."
"Ang henhing hue hiha hain."
"BODOOOOOO," Daehwi emosi.
"Tanggung anjir, bentar lanjut dulu."
"Busung lapar mampus kau Saifudin."
"Wkwkwkwk, lo juga tumben on awet banget, Jeong."
"Lagi sendiri di rumah."
"Awas ada setan ngetok pintu kamar."
"KAGA!"
"Heh, diem lo pada. Gue juga sendiri di kamar."
"BEOMGYU COBA LIHAT ADA APA DI BELAKANG LO?!"
"DIEM RYUJEEEEEAAN," Beomgyu ikut emosi. Setelah puas ketawa, lanjut main lagi. Tapi baru lima menit perut Beomgyu bunyi lagi dan kali ini rasanya kayak diremas kuat. Oke fix, dia lapar banget. "Off dulu lah gue, lapar banget."
"Iya, cepetan lo makan keburu mati gue gak mau ngelayat. Jauh." celetuk Ryujin.
"Bajingan."
"Ada makanan gak? Mau gue pesenin atau gue ke asrama?"
"Gak usah lah, gampang. Lagian udah malem, Jeong." tolak Beomgyu. "Dah ya, gue off. Jangan mati—dalam game—kalian!" habis dia matiin laptop, Beomgyu rebahan dulu di kasurnya. Tiba-tiba kerasa matanya perih dan kepalanya pusing gara-gara kelamaan nge-game, ditambah perutnya sakit udah ya jangan ditanya. Lagian salah Beomgyu juga terlalu terlena.
Setelah istirahat beberapa menit, Beomgyu jalan ke bagian konter dapur. Meski pun Beomgyu menyebutnya konter dapur, tapi gak ada perkakas masak di sana. Cuman ada rak berisi alat makan, dispenser minum sama kardus isi makanan instan, dan wastafel tempat cuci piring di tempat yang sama. Letaknya sebelahan sama kamar mandi di sisi kiri sama beranda tempat jemur baju di sisi satunya.
Beomgyu cuman punya mi instan sama perisa makanan, dia bahkan gak punya nasi instan karena gak mau nyimpan itu di kulkas dapur asramanya—yang keberadaannya ada di tiap lantai. Takut dicuri, soalnya pernah pengalaman dulu Beomgyu nyimpan susu 1,5 liter masih utuh, eh pas diambil segelnya udah kebuka. Dia kapok.
"Masa' makan mie cup? Kuliah belum ada sebulan juga, aish, sedih amat." sepertinya Beomgyu harus memesan makanan, mumpung belum terlalu malam dan gerbang asrama masih dibuka. Dia hendak memesan tapi ada chat dari grup penghuni asrama membuatnya tergerak.
Penghuni TB1 (98)
Shin Yechan
Maaf, tutor lantai 4 siapa ya? | 5.17 PM
Seo Woobin
Ada yang bisa nge-print? | 6.38 PM
Kang Minhee
Aku kak @Seo Woobin | 6.38 PM
Seo Woobin
PC @Kang Minhee | 6.39 PM
Choi Jongho
Ada yang mau kimbab? | 8.34 PM
Jung Wooyoung
Gratis? @Choi Jongho | 8.34 PM
Choi Jongho
@Jung Wooyoung iya | 8.34 PM
Choi Jongho
Kimbab masih ada dua kalau ada yang mau | 8.40 PM
Wah, tentu tidak boleh dilewatkan. Beomgyu langsung mengetik dengan kecepatan kilat.
Choi Beomgyu
R | MAU KAK
R | @Choi Jongho
R | maaf capslock
Choi Jongho
E22 @Choi Beomgyu | 8.43 PM
Beomgyu kira dia kalah cepat sama yang lain, tapi ternyata si Choi Jongho cuman slow respon. Tapi dia tersadar sesuatu.
"Anjir, jangan-jangan dia yang waktu itu berdehem pas gue ketawa sakauw? Kalau iya, semoga dia gak sadar kalau gue tetangganya." kemudian Beomgyu segera ngacir ke kamar tetangganya itu. Persis di sebelahnya.
Jujur saja, Beomgyu jarang bersosialisasi sama tetangga asramanya. Tapi kalau gak sengaja papasan, dia masih suka nyapa kok.
Tok tok tok "Permisi,"
"Yaaahh," terdengar suara dari dalam kemudian pintu terbuka dan menampilkan seorang cowok jangkung berkacamata.
Kok agak beda sama yang di foto profil, atau perasaan Beomgyu aja?
"Uhm... Choi Jongho?"
Sebelah alis cowok itu terangkat sesaat. "Oh, kimbab ya? Bentar ya," terus dia masuk ke bagian dapur.
Hoo, mukanya adem, gak sangar kayak di foto. Efek kamera aja kali ya?
"Nih," dia ngasih kreseknya ke Beomgyu.
"Wah, makasih banyak kak!"
"Hahaha, iya." si Choi Jongho balas senyum sampai lesung pipinya kelihatan.
Cakep banget ni Choi Jongho, apa gue gebet aja kali ya? Otak Beomgyu salah fokus.
"Makasih ya kak, met malam." kata Beomgyu lagi.
"Iya, selamat malam juga." dia baru nutup pintu pas Beomgyu balik ke kamarnya.
Beomgyu bahagia sekali, berasa menang lotere. "Huhuhu, gue gak jadi makan mi. Syukurlah, berkat Choi Jongho."
❏❏❏
Sementara itu...
Begitu pintu kamar ditutup, pintu kamar mandi terbuka.
"Oh, si Beomgyu itu udah dateng, Bin?"
"Iya, baru aja pergi."
Dia ngelihatin teman sekamarnya yang telinganya merah. "Cakep ya?"
"Apa?"
"Si Beomgyu?"
Teman sekamarnya itu senyum. "Iya, tapi bukan gitu, gue cuman jadi keinget aja yang dulu lo dehemin pas keberisikan dulu."
"Hah? Gue berdehem pas kapan? Apaan?"
"Itu loh, yang dulu sore-sore lo lagi nonton terus kedengeran suara ketawa dari sebelah terus lo sengaja berdehem buat negur. Itu di sebelah ternyata si Beomgyu."
"Kok lu tahu????"
"Ya gue lihat dia masuk kamar sebelah."
"Oalah..." Jongho mengangguk terus noleh ke temannya lagi. "Terus apa hubungannya?"
###
[20 April 2020]
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
02 : another side
Start from the beginning
