Foolish Love [✔]

53. Still Same

Acara makan malam pun di mulai dengan khidmat. Mingyu senantiasa memperhatikan Rose, pria itu begitu perhatian pada gadis itu. Jiho memekik pelan, "Sayang, ayo kita jangan mau kalah," rengek Jiho. Jaehyun mencubit pipi Jiho, "Makan aja deh, jangan banyak ngomong nanti kalau lo keselek gimana?" desis Jaehyun. Jiho memeluk lengan Jaehyun, "Perhatian nih?" godanya yang mencolek dagu Jaehyun. Rasanya Jiho benar-benar bahagia.

"Dimana Yunho, Sen?" tanya Donghae yang kebingungan saat tatapannya tak melihat pria itu sedari tadi. "Di kamar, lagi sakit kepala katanya," balas Sena yang menghela nafasnya.

"Oh iya, Jae. Jadi maksud mama dan papa datang kesini tak lain dan bukan adalah membicarakan tentang masa depan kamu sama Jiho. Kalau menurut papa, lebih cepat malah makin Bagus. Mending habis kamu lulus sekolah, kalian langsung nikah aja. Kamu lanjutin perusahaan papa. Kamu 'kan cerdas, pasti mudah untuk menyesuaikan diri," ungkap Donghae yang tersenyum tipis.

"Menurut kamu gimana, Sen?" tanya Yuri yang terlihat begitu antusias, berbeda dengan Sena. Tapi wanita itu menyembunyikan raut wajah kesedihannya dengan senyuman terpaksa. "Kalau aku terserah yang jalanin aja," balas Sena lesu, namun ia berhasil menyembunyikannya dengan senyuman terpaksa miliknya itu.

"Nah, kalian pasti mau 'kan Jiho, Jaehyun?" tanya Yuri penuh harap. "Aku mau banget, Bu!" semangat Jiho kemudian menatap Jaehyun berbinar-binar, "Gimana menurut lo, Jae?"

"Maaf ya ma, pa. Aku masih ingin mengejar mimpiku dan lagi kalian tahu 'kan kalau aku orangnya suka kebebasan, terutama lo Jiho. Lo pasti bisa memahami gue dengan baik 'kan?" ungkap Jaehyun yang menghela nafasnya.

"Ah benar juga, yaudah deh gue mah terserah lo yang penting kita harus nikah di masa depan hehe," balas Jiho cengengesan.

Donghae tertawa kecil, "Iya Jae, yang penting kalian bisa bahagia di masa depan. Papa dan mama sangat menantikan hal ituloh."

"Oh iya, Sena. Kami ingin Rose pindah ke rumah kami saja mulai sekarang, boleh 'kan?" tanya Changmin. Sena menghela nafasnya, "Setidaknya beri aku waktu bersama Rose sampai gadis itu lulus sekolah, aku mohon," sahut Sena serius. Berat baginya harus kehilangan Rose.

"Hmm, baiklah. Yang penting Rose fix menjadi menantuku," sela Hyemi penuh penekanan. Ia menatap Sena dengan tatapan penuh kemenangan dan Sena tidak bisa berbuat banyak. Ia beranjak dari tempat duduknya, "Kalian lanjutkan saja, ya. Sepertinya aku gak enak badan jadi mau istirahat, maaf sebelumya," lirih Sena. Ia benar-benar sedih menghadapi hal ini semua.

Sebelum pulang, Jiho menyempatkan diri untuk berbicara dengan Jaehyun. "Kalau ibu dan ayah fix menetap di Seoul, berarti gue gak bisa deh pindah ke sini. Huhu, sedih. Apa lo baik-baik saja dengan itu?" tanya Jiho memastikan. Jaehyun mengangguk, "Ya.... Jangan paksain keadaan, lagian kita masih bisa sering bertemu," balasnya yang kemudian merintih saat Jiho mencubit pipinya.

"Gak sabar deh pengen nikah sama lo terus kita punya anak-anak yang menggemaskan," ungkap Jiho cengengesan. Jaehyun hanya bisa tertawa renyah, tidak tahu harus merespon apa.

❤❤❤

"Hah? Bunda sama ayah mau ke luar kota?" ulang Jaehyun saat menyimak perkataan Sena.

"Iya, ayahmu ada tugas beberapa hari di Bucheon dan bunda nggak bisa membiarkannya sendiri, takutnya ayahmu ngelirik bibit pelakor di sana. Bunda titip Rose ya," ujar Sena yang baru selesai membenahi barang-barangnya dan Yunho.

Setelah sarapan, Jaehyun dan Rose pergi ke sekolah bareng. Hari ini Mingyu gak bisa jemput Rose karena mengantar ayahnya ke bandara sebelum berangkat sekolah. Ya, Changmin ada urusan bisnis di luar negeri dalam beberapa hari.

Setibanya di sekolah, Rose melihat bangku Mingyu masih kosong. Ia menghela nafasnya kemudian sibuk dengan ponselnya. Ia sedikit terusik oleh pancaran sinar Mentari yang melewati celah jendela kelas. Sedetik setelahnya ia tidak lagi merasa terusik setelah seseorang duduk di sebelahnya. "Numpang baca bentar," ujar Jaehyun yang sibuk dengan bukunya, tanpa menatap Rose saat mengatakan hal itu.