"Sampahnya belum kau buang juga? Aiishh.. Kemarikan!" winwin merebut paksa kantung sampah yang tengah dipegang mark dan berjalan menuju tempat pembakaran sampah.

"Kau bilang akan ada yang jatuh apa?" tanya mark penasaran, heol dia seperti sedang dikerjai saja.

"Itu..

'Byuur'

..Air" lucas melepas pegangan tangannya pada mark, dan pergi darisana. Sedangkan mark tengah terkejut pasalnya winwin saat ini tengah basah kuyup.

"Ahh.. Apa ada seseorang dibawah? Maaf aku tidak tau.. Makanya aku membuang air bekas pel lantai kebawah" teriak salah satu murid dari atas sambil memegang ember dengan wajah bersalah.

Mark dengan segera menghampiri winwin. "Kau tak apa? Win?" mark bertanya dengan nada khawatir.

"Mungkin.. Ini hari sialku mark, kau pulanglah duluan aku ingin membersihkan tubuhku dulu, bukannya kau ada janji dengan ibumu, jangan buat dia menunggu" ucap winwin sambil menatap wajah mark.

"Apa tak apa?" tanya mark ragu, winwin mengangguk dan menepuk pelan pundak mark.

"Lagipula masih banyak siswa yang sedang piket, tenanglah" ucap winwin meyakinkan.

"Baiklah aku pulang duluan okay? Jika terjadi sesuatu kabari aku, bye bye" ucap mark melambaikan tangannya, yang dibalas lambaian tangan juga oleh winwin.

"Bye"

Saat mark dan winwin berpisah dilorong sekolah, winwin berjalan menuju lokernya, karena suasananya agak gelap maka dia mengeluarkan ponselnya.

'18:15, kamis 16 may'

Winwin membulatkan matanya terkejut melihat tanggal dilayar ponselnya.

"Gawat aku... Aku lupa sekarang tanggal 16!" ucap winwin bergetar sambil memasukan ponselnya kedalam tas.

----------------------------------------------------

Mark berjalan gontai menuju persimpangan jalan, sebentar lagi dia akan menyebrangi lampu merah.

Mark sudah berdiri di zebracross bersiap akan menyebrang, hanya tinggal menunggu lampu berubah menjadi hijau.

Saat lampu sudah hijau, mark dengan biasa menyebrang jalan sebelum sebuah motor melaju dengan kencang kearahnya.

'Greebb'

Beruntunglah mark terselamatkan oleh seseorang yang memeluknya hingga kesebrang jalan, mark tak lupa pula bersyukur pasalnya mereka juga tidak terjatuh sama sekali.

Mark mendongkak melihat siapa yang menyelamatkannya, dia hanya melihat seorang dengan masker hitam dan jubah yang juga berwana hitam.

"Tu-tunggu" cegah mark saat orang itu akan pergi dari pandangannya, mark menahan orang tersebut dengan memegang tangannya.

Dingin.

Itulah yang mark rasakan saat memegang tangan orang tersebut, mark kelabakan saat orang tersebut menatap dirinya.

"Ah.. Begini.. Terimakasih karena sudah menyelamatkan ku lagi, aku kenal kau orang yang sama saat menyelamatkanku yang akan terjatuh dari pohon, ingat?" ucap mark orang itu hanya mengangguk tanpa sepatah katapun keluar.

"Saat itu aku tak sempat mengucapkan terimakasih.. Perkenalkan aku Mark lee, kau?" tanya mark harap-harap cemas.

"Yukhei"

"Hah?"

"Namaku wong yukhei, aku harus pergi permisi" yukhei melepaskan pegangan tangan mark dan pergi saat itu juga.

"Ah.. Tunggu!" mark berniat menanyakan sesuatu tapi yukhei sudah tidak ada. "Cepat sekali, kok aku tidak asing dengan suaranya ya?"

Mark memandang sekali lagi kearah jalan yang tadi dilalui oleh yukhei, tapi nihil yukhei sudah tidak ada. Senyum manis terukir dibibirnya.

'Kau menyelamatkanku lagi seperti pahlawan... Yukhei'- batin mark sambil memegang dadanya yang berdegup kencang.

----------------------------------------------------

"Sampai kapan? Sampai kapan kau hanya akan melihatnya dan menjaganya dari jauh?"

"Sampai saatnya tiba, ini tidak lama lagi jeff, sudah lama aku menantikan hari itu tiba" jeff hanya terkekeh mendengar ucapan seseorang yang berdiri didepannya saat ini.

"Aku bahkan sudah menunggu Seribu tahun menunggunya kembali" orang itu masih memandang kearah rumah seseorang seolah sedang mengawasi sesuatu.

"Dia pasti akan terkejut mengetahui hal ini" ucap jeff lagi, orang itu hanya terkekeh pelan.

"Ya mungkin? Kau tau aku bahkan sudah menjaganya, takkan kubiarkan dia terluka walau itu hanya tergores"

"Tapi dia tidak menyadari keberadaanmu sama sekali, orang lain tidak akan mungkin menyakitinya karena kau menjaganya.. Tapi kau sendirilah yang akan menyakitinya" ucap jeff lagi, helaan nafas meluncur.

"Aku sudah menjaganya tidak mungkin aku menyakitinya"

"Ya belum tapi akan" jeff lagi-lagi membuat orang itu terkekeh samar.

"Kau menceramahiku? Bagaimana dengan dirimu sendiri jeff?" tanya orang itu, jeff hanya menatap kosong.

"Setidaknya aku sudah berada didekatnya" orang itu bedecih mendengar jawaban yang terlontar dari mulut jeff.

"Dengan cara menyetubuhinya?"

"Setidaknya dia merasakan keberadaanku.." jeff menggantung ucapannya lalu melirik orang tersebut.

"Tidak seperti kau yang pengecut, tidak mau menampakan dirimu sendiri"

"Aku punya caraku tersendiri jeff..." desis orang tersebut.

"Ahhh~ benarkah? Aku menunggu Yukhei ah maaf maksudku Lucas"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

I'm not a human, but Vampire || LuMark [END]Where stories live. Discover now