15. Akad

2.1K 251 68
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Kini tibalah dihari bahagia mereka. Acara berlangsung selama dua hari, hari pertama pembacaan Qur'an dan akad, hari kedua resepsi pernikahan.

Mark gugup luar biasa. Tangannya dingin dan tremor kecil. Sedari tadi juga merapalkan 'saya terima nikahnya'.

Tiyan mendekat, menepuk bahu sang putra yang telihat jelas gugup luar biasa.

"Mark, santai aja. Gugupnya parah banget lebih parah dari papi dulu."

"Ini beneran Mark mau nikah pi? Kok masih nggak percaya ya? Cubit Mark dong pi."

Tiyan mencubit lengan Mark, membuatnya mengaduh pelan. "Mark, bentar lagi kamu jadi suami, suatu saat nanti jadi ayah. Inget pesen papi, jangan sekali-kali bikin istri nangis. Dia anak orang yang kamu minta dengan janji bahagia. Orang tuanya menyayangi dia tanpa batas, bekerja tanpa kenal lelah demi keperluannya. Jangan pernah sakitin istri kamu, baik dengan verbal, fisik, psikis."

Mark menatap sang papi dengan tatapan penuh kekaguman, ia mendengarkan dan mencatat semua itu di hati dan pikirannya.

"Dalam menikah, pasti ada banyak masalah. Tapi sebagai kepala rumah tangga, kamu harus bisa bersikap tenang dan berkepala dingin."

Mark merasakan tepukan di bahunya, menoleh dan mendapati sang mami yang berada dalam balutan kebaya berwarna putih, tengah tersenyum lembut padanya.

"Nanti ketika jadi suami, tugas kamu nggak hanya menghidupi istri dan anakmu kelak, nak. Kamu juga harus bantu Jasmin mengurus rumah. Itu memang kewajiban dia, tapi sebagai seorang suami kamu harus tau, seorang istri rela lelah demi memasak untuk suami, mencuci pakaiannya, membersihkan rumah, bahkan mengurus anak kalian nanti." Ucapan maminya dibenarkan di dalam hati. Ya, selama ini maminya selalu rela bangun pagi untuk memastikan papi dan dirinya makan dengan layak dan sehat.

Selelah apapun maminya, maminya akan berusaha melakukan yang terbaik.

"Dan Mark, sebentar lagi kamu juga punya orang tua lagi. Orang tua Jaemin juga orang tuamu, berbaktilah sama seperti kamu berbakti kepada mami dan papi."

Mark nyaris menangis, kemudian memeluk mami Chitta dan papi Tiyan.

"Terimakasih mami, papi, Mark akan berusaha mengingat dan melakukan semua nasehat mami dan papi."

"Yaudah, ayo berangkat. Pasti udah nggak sabar liat Nana kan?"

Mark tersenyum malu, "tau aja papi mah."

"Soalnya papi juga gitu. Pas nikahin mami kamu ini, rasanya pengen cepet-cepet ijab qobul biar segera halal."

Chitta tersipu, mencubit lengan Tiyan dengan malu-malu. Mark hanya bisa tersenyum kecil.

"Yuk berangkat."

•••

Lain halnya dikediaman Johnny, Jasmin tengah mematut diri di depan cermin. Terkesima dengan wajahnya yang dipoles sedemikian indahnya oleh tangan perias.

"Calon pengantin cantik sekali." Johnny memasuki kamar Jasmin, diikuti sang istri dibelakangnya.

"Ayah," ucap Jasmin dengan wajah sedih.

"Nanti, setelah menikah dengan kak Mark, jadi istri yang hebat seperti Bunda ya? Putri kecil ayah sudah tidak bisa bermanja lagi, harus mandiri, dan bisa bersikap dewasa. Sering-sering datang ke rumah, jangan lupain Ayah sama Bunda ya, Na?"

Jaemin menggeleng, ia benar-benar nyaris menangis. "Ayah, gimanapun juga Ayah tuh cinta pertamanya Nana. Jadi Ayah nggak usah khawatir."

Johnny tersenyum dan memeluk anak semata wayangnya. Sebentar lagi, Nana-nya akan dimiliki Mark, pria yang ia harapkan mampu membahagiakan putri kesayangannya.

"Ayah ih, Nana jadi pengen nangis."

"Loh loh, jangan nangis, nanti cantiknya kurang loh. Nah, sekarang Bunda mau ngomong sama Nana, Ayah kedepan dulu nunggu calon besan."

Johnny tersenyum, kemudian beralih menatap Jihan yang sama tersenyum harunya.

Nana kini menatap Bundanya. Ia nyaris menangis, namun Jihan tersenyum lembut.

"Nana, pesan Bunda cuma satu. Jadi istri yang baik, yang patuh dan yang mengerti kak Mark." Jihan pengelus pipi putrinya. "Sebentar lagi tanggung jawab kamu bukan hanya sebagai seorang istri, kelak nanti kamu juga menjadi Ibu. Kamu pasti akan menjadi wanita hebat. Dan juga, sebentar lagi orang tua kak Mark juga orang tua kamu, hormati mereka seperti kamu hormat pada Ayah sama Bunda ya?"

Nana mengangguk, air matanya sudah benar-benar meleleh ketika membayangkan ia tak lagi seatap dengan Ayah dan Bundanya.

"Bunda, Nana bakalan jadi wanita hebat seperti Bunda. Do'akan Nana ya?"

"Iya sayang, sudah pasti itu." Bunda Jihan mengecup kening Nana, kemudian beralih kepada mbak Irene, perias yang telah membuat Jaemin tampak istimewa hari ini. "Mbak, tolong di touch up lagi. Habis nangis pengantinnya."

Rena dan Helen berbisik melihat rombongan Mark datang dengan seserahan yang begitu banyak. Kemudian meremat tangan satu sama lain ketika Mark duduk dihadapan penghulu yang bersebelahan dengan om Johnny.

"Mark, siap?"

Menghembuskan napas perlahan, kemudian Mark mengangguk mantap. "Siap Ayah."

"Baik, silahkan pengantin pria menjabat tangan calon ayah mertua."

Johnny mengulurkan tangan, kemudian Mark menjabatnya.

"Saudara Zidan Markenzi Alfahri saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Jasmin Seravina Wijaya binti Johnny Wijaya dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai satu juta rupiah dibayar tunai."

Mark menghembuskan napas perlahan seiring ayah Johnny yang mengatakan 'tunai', sebelum akhirnya menjawab dengan lantang.

"Saya terima nikah dan kawinnya Jasmin Seravina Wijaya binti Johnny Wijaya dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Ya Allah, Mark mau nangis aja rasanya. Dia ngucapnya cepet bener ngga susah sama sekali.

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah! Alhamdulillah"

Pak penghulu tersenyum dan menatap Mark yang terlihat begitu bahagia, terlebih ketika Jasmin keluar dan didudukkan disebelahnya. Beliau menjelaskan hal-hal yang berada dalam buku nikah. Kemudian menjabat tangan Mark dan Jasmin bergantian.

"Selamat ya, semoga keluarganya sakinah mawadah war rohmah."

"Terimakasih pak."

Jasmin beneran malu deh. Apalagi Mark dari tadi liatin dia terus. Apalagi tadi, pas Mark ngecup keningnya didepan banyak orang. Asdfghjkl, malu banget.

Tapi seneng sih, udah halal hehehe.









To be continue

Hwhwhwh, dah nikah nih. Kapan kalian nikah? Diduluin Markmin tuh.

Gimana-gimana? Ada yang masih baper?
I wanna know gimana impression kalian ketika namanya aku jadiin lokalan. Coret disini ya?! Iloveyou( ˘ ³˘)♥

Gadis Berkerudung Merah •markminOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz