Chapter 12

1.4K 276 32
                                    

Day - 33

Dua minggu berlalu, semua berjalan dengan normal. Jeongin dan Hyunjin menjadi semakin dekat sejak saat itu.

Akhirnya Hyunjin bisa melakukan hal yang ia inginkan bersama Jeongin, berbagi headseat, membicarakan hal hal tak penting, menebak bentuk awan di atas sana, dan masih banyak hal lagi.

Hyunjin merasa telah mengenal Jeongin sedikit lebih banyak.

"Ah akhirnya kau datang, cepat ke sini."

Hyunjin mengulas senyumnya kemudian berjalan menghampiri Jeongin yang tengah duduk bersila di atas meja, terdapat sebuah kotak bekal berwarna merah muda di hadapannya.

"Apa itu milikmu?" tanya Hyunjin sembari menunjuk kotak bekal yang ia maksud. Hyunjin lalu naik dan duduk di pinggir meja, membiarkan kakinya terjuntai ke bawah.

Jeongin mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Hyunjin.

"Pftt..."

Jeongin mengerutkan dahinya kesal. "Hey jangan mentertawakanku, ini kotak bekal satu satunya yang ada di rumah, aku tak mempunyai pilihan oke."

Masih mencoba menghentikan tawanya, Hyunjin memilih untuk menganggukkan kepalanya saja supaya si rubah tidak semakin kesal. "Hahaha...maaf maaf, lagipula itu terlihat cocok denganmu."

"Oh rupanya kau tidak ingin mencicipi masakanku."

Hyunjin tiba tiba terdiam, lalu dengan cepat berusaha menarik kotak bekal tersebut namun sayang Jeongin lebih cepat.

"Hey berikan padaku, aku ingin memakannya." ucap Hyunjin sembari memasang wajah cemberutnya.

Jeongin memandang Hyunjin kesal lalu memeletkan lidah mengejek.

"Tidak mau, kau sudah mentertawaiku tadi."

"Ayolah Jeongin, aku benar benar ingin memakan masakanmu."

Jeongin terkekeh pelan dan pada akhirnya memilih untuk menyerahkan kotak bekalnya ke Hyunjin, membuat yang lebih tua memekik senang.

"Itu tidak semewah yang kau kira, aku hanya memasak nasi goreng dengan omlete saja."

Hyunjin mengabaikan ucapan Jeongin dan memilih untuk membuka kotak bekalnya, Jeongin sendiri merasa kesal karena diabaikan.

"Hey apa kau mendengarku Hwang? Ah aku tak mau tahu, lain kali kau harus membawakanku masakanmu juga."

Hyunjin yang baru saja ingin menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya seketika menghentikan pergerakan, matanya membulat begitu mendengar ucapan Jeongin.

"Tapi Jeong, aku tak bisa memasak."

"Blablabla...aku tak peduli, masakanku tak gratis oke. Lagipula aku tak bodoh, aku tau kau pandai memasak."

Hyunjin memutar bola matanya malas, Jeongin sangat perhitungan.

"Hmm...baiklah."

Tes...

Tes tes tes...

Crashhh...

"Jeong kita harus pergi."

Jeongin mengangguk dan mengambil kotak bekal kosong yang isinya telah ia makan, tentu saja bersama Hyunjin. Pemuda Hwang itu terlihat sangat menikmati nasi goreng buatan Jeongin.

Namun sayangnya, hujan pertama di tahun ini turun, membuat aktifitas Jeongin dan Hyunjin menjadi terjeda.

Hyunjin seketika melepaskan jas almamaternya dan memakaikan pakaian berwarna abu tua itu ke kepala Jeongin sebelum akhirnya menarik yang lebih muda untuk pergi dari sana.

"Astaga rambutmu basah." ucap Jeongin setelah mereka keluar dari pintu rooftop.

Hyunjin menyugar rambunya guna menghilangkan air yang menempel. "Tidak apa, bukan masalah besar."

Jeongin dan Hyunjin kompak menoleh ke arah pintu, melihat bagaimana tetesan air membasahi lantai rooftop yang sebelumnya kering.

Aroma khas hujan mulai tercium, membuat Jeongin menarik nafasnya dalam.

"Kenapa kau tersenyum?" tanya Hyunjin bingung saat melihat sebuah senyum terulas dengan lebar di bibir Jeongin. Tidak, bukan karena Hyunjin tak menyukainya, hanya saja, sepertinya tak ada alasan khusus untuk tersenyum saat ini.

"Tidak, aku hanya sedang mengingat kenangan saat hujan pertama turun."

"Jika seperti itu, kau pasti akan selalu mengingatku."

Jeongin melunturkan senyumnya dan memandang Hyunjin dengan mata yang memicing. "Kau sangat percaya diri Hwang."

Hyunjin terkekeh, "Tapi itu benar kan."

Sudahlah, Jeongin tak mempunyai niat untuk menyahutinya lagi.

"Hyunjin..." panggil Jeongin membuat Hyunjin mengalihkan atensi sepenuhnya ke Jeongin.

"Ada apa?"

Jeongin menatap Hyunjin lekat. "Maaf."

"Maaf? Untuk?"

Harusnya Hyunjin tak merasa khawatir, jika saja Jeongin segera menjawab, bukannya termenung seperti sekarang.

"Ah itu, maaf karenaku jasmu jadi basah."

Kali ini, haruskah Hyunjin percaya dengan kebohongan itu?

Kali ini, haruskah Hyunjin percaya dengan kebohongan itu?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Tertanda, 05/05/2020

Bee, berjemur kuy

Where? [Hyunjeong] ✔Where stories live. Discover now