Chapter 10

1.4K 284 26
                                    

Day - 19

Pagi ini tak tahu kenapa Hyunjin justru membawa langkahnya menuju ke kelas Jeongin, ia hanya ingin memastikan apakah lelaki manis itu bersekolah hari ini atau tidak.

"Hey..." panggil Hyunjin kepada sosok yang kemarin berbicara dengannya. Felix yang tengah asik membaca buku di mejanya seketika mendongkakkan kepala saat mendengar suara seseorang.

Kening Felix berkerut samar, lalu setelah melepas kacamata baca yang bertengger di hidungnya, Felix berjalan mendekati Hyunjin.

"Ada perlu apa?" tanya Felix persis seperti kemarin, dengan nada ramahnya tentu saja.

"Ah maaf aku mengganggu lagi, aku hanya ingin bertanya apakah Jeongin sekolah atau tidak hari ini?"

"Tidak masalah eumm..."

"Hyunjin, namaku Hyunjin. Kau?" ucap Hyunjin seolah tau raut kebingungan dari Felix.

Felix menganggukkan kepalanya. "Felix, dan ya, untuk pertanyaanmu tadi aku tak mengetahui jawabannya. Bukankah ini terlalu pagi untuk bertanya?" Felix terkekeh pelan sementara Hyunjin sudah menggaruk tengkuknya kikuk.

Felix ada benarnya, Hyunjin datang terlalu pagi hanya untuk menanyakan apakah seseorang akan bersekolah atau tidak.

"Tapi mungkin saja Jeongin kembali tak bersekolah."

Hyunjin menatap Felix bertanya. "Kenapa?"

Felix menghela nafasnya, sebenarnya Felix juga tak terlalu mengerti dengan Jeongin. Pemuda itu terlalu misterius, ia seolah membangun dinding tinggi yang tak bisa dilalui oleh siapapun.

Tak jarang dari mereka yang ingin menjalin pertemanan dengan Jeongin, namun setiap ada kesempatan, Jeongin pasti akan menghindar. Pada awalnya mereka merasa kebingungan dengan perubahan sikap Jeongin, namun pada akhirnya mereka bisa maklum.

Jeongin tak setertutup ini saat awal awal bersekolah di sini, Jeongin cukup ceria, bahkan Felix pernah berteman cukup dekat dengan lelaki rubah itu. Namun entah apa yang terjadi, tiba tiba saja suatu hari saat Jeongin sempat tak masuk selama beberapa hari, cukup lama, mungkin sekitar dua minggu Jeongin mulai menarik dirinya tanpa memberikan kesempatan untuk orang lain tau.

Bahkan alasan kenapa Jeongin tak bersekolah saja tak ada satupun diantara mereka yang mengetahuinya, hanya pihak guru guru saja yang tahu.

Jeongin mulai berubah sejak saat itu.

"Felix?"

"Ah iya? Astaga maafkan aku." Felix seketika tersadar dari lamunannya.

"I-itu, kemarin wali kelas kita mengatakan jika Jeongin dirawat di rumah sakit."

Hyunjin diam membeku, tubuhnya terasa seperti dihantam beban yang cukup berat. Tolong jangan katakan jika apa yang selama ini Hyunjin pikirkan itu benar.

"Eumm...permisi aku ingi lewa- Hyunjin?"

Hyunjin dan Felix kompak menolehkan kepalanya ke sumber suara.

Dan Hyunjin tak tau harus memberikan respon apa saat melihat Jeongin yang berdiri dengan raut kebingungan yang begitu ketara.

Tanpa peringatan, Hyunjin segera menarik tangan Jeongin pergi, ia bahkan lupa mengucapkan terimakasih kepada Felix yang masih mencoba mencerna keadaan yang barusan terjadi.

Hyunjin terus menarik tangan Jeongin sampai pada akhirnya mereka tiba di rooftop. Hyunjin ingin menyampaikan sesuatu kepada Jeongin.

Grebb...

"Aku merindukanmu Jeong, sangat. Tolong jangan menghilang seperti itu lagi."

Jeongin membeku, tanpa Hyunjin sadari sebuah senyum sendu terulas di bibirnya.

Jeongin membalas pelukan Hyunjin, namun tidak untuk ucapannya.

Jeongin membalas pelukan Hyunjin, namun tidak untuk ucapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

T

ertanda, 02/05/2020

Bee, apeni apeni

Where? [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang