Chapter 06

1.5K 307 46
                                    

Day - 8, 9

Hyunjin menyerngitkan dahinya bingung saat memasuki pintu rooftop, pasalnya Hyunjin tak bisa menemukan keberadaan Jeongin dimanapun.

Hari ini adalah hari senin, yang mana hal itu sudah membuat Hyunjin tak melihat pemuda manis itu selama dua hari lamanya.

Katakanlah Hyunjin berlebihan namun ia sudah sangat rindu dengan sosok pemilik mata rubah itu.

Berusaha berpikir positif, Hyunjin lalu berjalan ke sisi kanan rooftop kemudian memilih duduk menyender di dinding yang teduh, menyumpal telinganya menggunakan headseat putih sama seperti milik Jeongin.

Sebelah kakinya diluruskan dengan satu kaki yang ditekuk ke atas, duduk sembari menyandarkan kepala di tembok, Hyunjin memejamkan matanya dan sesekali melantunkan lagu yang tengah terputar.

Beberapa menit berlalu, Hyunjinmulai merasa aneh, Jeongin tak kunjung datang.

"Sial, bel sudah akan berbunyi." Hyunjin melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri, dan setelah menghela nafas kecewa, Hyunjin segera melangkah meninggalkan rooftop.

Jeongin tak datang.

Keesokan harinya, Hyunjin sekali lagi harus menelan pil pahit saat Jeongin lagi lagi tak berada di rooftop.

Hyunjin mulai merasa khawatir dan bertanya tanya, apakah Jeongin tak sekolah? Apakah Jeongin sakit atau pemuda mungil itu sedang malas pergi ke sini?

Ah salahkan saja dirinya yang lupa bertanya sehingga saat ini Hyunjin tak bisa pergi ke kelas Jeongin, bagaimana caranya pergi ke kelas si manis jika ia saja tak mengetahuinya.

Benar Hyunjin memang bodoh, padahal mereka telah bersama selama seminggu namun tidak tau bagaimana caranya sampai Hyunjin lupa menanyakan dimana letak kelas Jeongin.

Mereka terlalu sibuk untuk tidak melakukan apa apa.

Datang, menatap langit, berbincang ringan seputar hal hal random, semua itu menyita waktu mereka.

Ingin rasanya Hyunjin menanyakan Jeongin kepada Jisung atau teman sekelasnya yang lain, tapi yang pasti nanti Hyunjin akan diintrogasi terlebih dahulu dan Hyunjin sangat malas untuk mengambil keputusan tersebut.

Hyunjin membuang nafasnya kasar.

"Jeongin kau kemana?"

Hyunjin mendongkakkan kepalanya, bertanya kepada langit berharap ia akan berbaik hati dan membawakan Jeongin ke hadapan Hyunjin.

Hyunjin tersenyum tipis, jika saja ada Jeongin di sini, Hyunjin ingin mengatakan pada Jeongin jika langit sangat indah lalu berakhir dengan dirinya yang menggoda lelaki manis tersebut.

Hyunjin ingin berbagi headseat kepada Jeongin, berharap yang lebih muda juga menyukai lagu yang tengah ia putar.

Pemuda Hwang tersebut ingin bertanya, tentang kehidupan Jeongin, dimana letak kelasnya, dengan siapa ia berteman dan pertanyaan pertanyaan sederhana lainnya.

Namun Hyunjin sadar, ia tau ia bodoh karena baru terpikirkan hal tersebut sekarang.

Hah...

Mungkin Hyunjin harus kembali menunggu, semoga saja saat ia membuka pintu rooftop di keesokan harinya, ada Jeongin yang tengah berdiri sembari melemparkan senyum manisnya pada Hyunjin.

Hyunjin melangkah pergi.

Jeongin lagi lagi tidak datang.

Jeongin lagi lagi tidak datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue


Tertanda, 21/04/2020

Bee, nangkring di wc

Where? [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang