Chapter 08

1.4K 294 22
                                    

Day - 11

Hyunjin mencebikkan bibirnya pelan, Jeongin terlambat.

Untuk pertama kalinya Hyunjin berpapasan dengan Jeongin tadi pagi, Hyunjin juga dengan paksa mengikuti lelaki manis itu sampai ke kelasnya, dan pada akhirnya Hyunjin bisa mengetahui letak kelas si manis.

Jeongin juga sudah berjanji akan pergi ke rooftop setelah jam istirahat nanti, sebenarnya tanpa dipaksa oleh Hyunjin sekali pun Jeongin akan tetap pergi ke sana, ke tempat favoritenya.

Namun bahkan sampai detik ini Hyunjin masih menunggu, menunggu kehadiran Jeongin yang entah pergi ke mana.

"Astaga rubah itu benar benar." Hyunjin tak tau kenapa justru merasa gemas sendiri alih alih kesal.

"Arghtt...aku sudah gila." Hyunjin mengusap wajahnya kasar kemudian menundukkan kepala demi menyembunyikan senyum yang merekah tanpa diminta.

Oh ayolah, Hyunjin bukan anak umur lima tahun lagi, ia sudah remaja dan sangat tahu jika saat ini dirinya tengah jatuh cinta, ya benar, jatuh cinta kepada lelaki indah bernama Yang Jeongin.

Jeongin terlalu berbahaya, Hyunjin bahkan tidak sadar sejak kapan dirinya telah jatuh ke dalam pesona lelaki manis itu. Namun tak masalah karena Hyunjin begitu menikmati perasaan yang mulai tumbuh di hatinya.

Sentuhan Jeongin kemarin benar benar menghidupkan benih rasa yang telah tertanam dalam diri Hyunjin. Akankah Jeongin bersedia untuk membasuh rasa itu tiap hari? Membuatnya tumbuh dan mekar dengan indah?

Astaga bahkan hanya dengan memikirkannya saja sudah mampu membuat Hyunjin merasa berdebar seperti ini.

Kriett...

Pintu berderit, jantung Hyunjin semakin berdebar, dengan cepat ia segera membalikkan tubuh, sudah bisa menebak siapa yang datang.

"Kemana saja ka-" Hyunjin segera menghentikan ucapannya kala melihat kondisi Jeongin saat ini.

Tanpa diminta, otak Hyunjin sudah terlebih dahulu memberi perintah kepada syaraf syarafnya untuk bergerak mendekati Jeongin, naluri ilmiah yang ia miliki.

"Jeongin!?" Hyunjin memekik cukup keras saat melihat tubuh Jeongin yang terlihat limbung.

Jeongin mendongkak guna menatap wajah Hyunjin, dan saat itu pula Hyunjin merasa hatinya serasa diremas.

Wajah Jeongin terlihat sangat pucat dan lemah, namun bukan itu yang membuat Hyunjin merasa sakit, namun kala ia melihat Jeongin yang masih berusaha mengulas sebuah senyum untuk Hyunjin, bahkan saat kondisinya sendiri sedang tak baik baik saja.

Grebb...

Tubuh Jeongin terhuyung ke depan, jika saja Hyunjin terlambat sedikit maka dapat dipastikan lelaki manis itu akan membentur lantai, namun tidak, Jeongin terjatuh, ke dalam pelukan Hyunjin.

"Jeongin kau kenapa?" tanya Hyunjin khawatir, tidak pernah sekalipun terpikirkan oleh Hyunjin jika ia akan bertemu dengan si manis dalam keadaan seperti ini. Padahal Hyunjin sudah berniat untuk marah dan meminta traktir makan kepada Jeongin, namun siapa sangka, yang ia dapati adalah kondisi lemah rubah kesayangannya itu.

Jeongin berusaha mempertahankan kesadarannya, tapi sepertinya hal itu terlampau sulit.

"H-Hyunjin..." panggil Jeongin pelan, hampir tak terdengar jika saja jarak mereka sedikit lebih jauh.

"Ya Jeongin? Kumohon bertahanlah, aku akan mengantarmu ke Uks."

Persetan dengan pertanyaan orang orang nanti, yang terpenting bagi Hyunjin sekarang adalah Jeongin.

Tahu jika dirinya tak akan bisa bertahan lebih lama, Jeongin segera mengucapkan kata yang sedari tadi ingin ia sampaikan.

"Maaf."

Dan Jeongin benar benar kehilangan kesadarannya.

Dan Jeongin benar benar kehilangan kesadarannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue


Tertanda, 26/04/2020

Bee, kayaknya lebah emang gak berbakat nulis ff kek gini ( T ʖ̯ T)

Where? [Hyunjeong] ✔Where stories live. Discover now