Chapter 07

1.5K 304 62
                                    

Day - 10

Kriett...

Suara derit engsel berkarat terdengar semakin nyaring dari hari ke hari, haruskan Hyunjin membawakan sedikit oli besok? Setidaknya itu akan mengurangi rasa sakit di indra pendengarannya tiap kali Hyunjin membuka pintu rooftop.

Hyunjin tak berharap banyak, ia tak ingin merasakan kecewa seperti hari hari sebelumnya. Bahkan untuk pertama kalinya Hyunjin meng-iya-kan ajakan Jisung untuk pergi ke kantin bersama.

Masih tersisa sekitar lima belas menit lagi sebelum jam pelajaran selanjutnya dimulai, seharusnya Hyunjin sudah duduk tenang di mejanya, menumpukan kepala di atas meja, beristirahat sejenak sembari menunggu guru pengajar.

Namun tidak, yang ia lakukan justru melangkah menuju ke rooftop, mencoba peruntungan yang ia miliki.

Dan siapa sangka, saat dirinya tak berharap banyak, takdir justru membawa Jeongin ke hadapannya.

"Kau lama sekali, aku sudah menunggumu sedari tadi."

Hyunjin merasa darahnya berdesir, hanya dengan satu senyum itu sudah bisa mengobati rasa rindu yang Hyunjin simpan.

Dengan senyum yang terulas di wajahnya, Hyunjin berjalan mendekati Jeongin yang tengah berdiri di samping pagar rooftop, mengabaikan fakta bahwa sinar matahari sangat terasaa terik di atas mereka.

Pandangan Jeongin mengikuti setiap pergerakan Hyunjin. Hyunjin sendiri memilih untuk menumpukan tangannya di atas pagar pembatas dan menatap langit di atas mereka. Jeongin juga melakukan hal yang sama, kembali menikmati waktu bersama dengan cara mereka sendiri.

"Kau kemana selama dua hari ini? Kenapa tak datang?"

Hyunjin secara tiba tiba mengalihkan pandangannya ke arah Jeongin, membuat lelaki yang semulanya tengah melamun seketika memasang wajah terkejutnya.

Namun hal itu hanya berlangsung selama beberapa detik karena setelahnya Jeongin segera terkekeh pelan.

"Aku tak kemana mana."

Alis Hyunjin tertekuk. "Bohong, aku sudah menunggumu selama dua hari ini dan kau sama sekali tak muncul."

Jeongin memasang wajah seolah berkata 'benarkah?' lalu selanjutnya sebuah ekspresi jahil benar benar terpampang di wajah yang lebih muda.

"Tapi aku selalu ada bersamamu, di sini." ucap Jeongin sembari menyentuh dada Hyunjin, tepat di hatinya.

Hyunjin terkejut, pecayalah, dua hari tak bertemu dan sekarang Jeongin justru muncul dengan sisi yang sama sekali tak pernah Hyunjin duga.

Tapi Hyunjin tak ingin kalah begitu saja, ia akan mengikuti alur permainan Jeongin.

Hyunjin memasang senyum miringnya.

"Darimana kau tahu?"

Jeongin terlihat sedikit kebingungan, lihat Hyunjin masih lebih pandai dalam hal menggoda dirinya.

"Hanya tebakan yang beruntung, bukankah itu terlihat sangat jelas di wajahmu."

Hyunjin memutar sedikit tubuhnya, menghadap sepenuhnya ke Jeongin yang masih setia melipat dan menumpukan tangannya di atas pagar pembatas.

"Sepertinya kau sangat mengerti diriku."

Jeongin memasang wajah bangganya. "Tentu saja."

Hyunjin mengangguk sok paham, lalu tanpa aba aba, Hyunjin mendekatkan wajahnya ke wajah Jeongin, membuat mereka berhadapan dalam jarak yang dekat.

"Dan aku harap kau tau jika seseorang telah memasuki hatiku, aku tidak akan membiarkannya pergi begitu saja sebelum menempatkan diriku juga dalam hatinya."

Jeongin terdiam, tak bisa membalas kata kata Hyunjin lagi.

Apakah Jeongin harus mengakui jika ia telah melakukan hal tersebut?

Ah tidak, itu tidak akan merubah keadaan.

Ah tidak, itu tidak akan merubah keadaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Tertanda, 23/04/2020

Bee, kobam film bl

Where? [Hyunjeong] ✔Where stories live. Discover now