9| Hidup Baru

3.3K 421 3
                                    

"Nggak bisa tinggal di kosan lo aja Dhif?"

"Lo nggak mau tinggal di rumah Nenek?" Tanya Nadhif membuat Dhira langsung mendengus, "Menurut lo?" Jawabnya sebal.

"Kosan gue kecil, Dhir. Itu juga kosan khusus mahasiswa bukan suami istri."

"Tapi, Dhif, Nenek pasti nggak mau gue tinggal di sini, kan?"

"Nenek yang nyuruh kita tinggal di sini."

Dhira menatap Nadhif tak percaya, "Kok bisa?"

"Nenek nggak mau ngebiarin hidup kita tanpa pengawasan beliau." Jelas Nadhif.

Dhira mengernyit, "Kenapa?" Tanya Dhira bingung. Jelas saja ia bingung karena beberapa hari lalu Nenek Nadhif itu jelas-jelas menolak kehadirannya.

Nadhif terdiam, dan Dhira tahu ada sesuatu yang lelaki itu sembunyikan. "Kenapa Nenek tiba-tiba setuju kita nikah, Dhif?" Tanyanya langsung.

"Gue maksa beliau, Dhir."

Dhira menggeleng tak percaya, "Gue tahu Nenek lo itu tipe orang yang nggak bisa dipaksa kecuali memang ada syarat yang menguntungkan buat beliau."

"Dhir, Nenek nggak gitulah.." bela Nadhif sambil wajah memelas.

"Lo sendiri yang ngomong gitu ke gue." Dhira berdecak, "Jadi apa alasan lo sampai Nenek setuju kita nikah dan maksa kita tinggal di sini?"

"Lo nggak perlu tahu alasannya, Dhir." Nadhif mengalihkan tatapannya dan kembali fokus pada layar laptop di depannya.

"Kita bakal tinggal serumah terus, Dhif. Lo mau komunikasi kita kayak gini?" Dhira mendengus kasar lalu membaringkan tubuhnya di kasur. Ia sebal dengan segala hal yang berbau rahasia.

"Sorry, Dhir."

"Gue nggak butuh maaf lo. Gue butuh penjelasan lo."

"O..oke, gue jelasin." Kata Nadhif yang langsung membuat Dhira bangkit dari tidurnya.

"Gue ngancam Nenek bakal putus kuliah, terus kawin lari sama lo."

"Terus?"

"Gue juga ngancem bakal hidup urakan dan nggak mau kenal Nenek lagi."

Dhira mengernyit, "Serius lo ngomong gitu?"

Nadhif mengangguk, "Walaupun Nenek keras, tapi beliau paling nggak bisa kalau cucunya ngelupain dia."

Dhira menatap tak percaya, "Gue nggak nyangka Nenek lo luluh cuman karena ancaman yang sebetulnya lo juga takut buat ngelakuin itu."

Nadhif terkekeh sambil menatap Dhira yang tampak selonjoran santai di kasurnya. "Gue nggak takut, Dhir. Itu ancaman serius." Nadhif berhenti terkekeh dan menatapnya serius. "Gue tahu ini sulit buat lo, buat gue juga, Dhir, tapi untuk saat ini gue minta lo bertahan sampai keadaan udah stabil dan kita bisa pergi dari rumah ini."

Dhira terdiam. Sungguh, meskipun baru satu malam ia menginap di rumah Nadhif, tapi ia sudah tak tahan. Ima tahu caranya membuat ia tak betah dan tak ingin berlama-lama berdekatan dengan wanita tua itu.

"Maafin gue, Dhir, tapi ini satu-satunya cara yang gue punya."

Dhira pun menghela napasnya. Ia menyerah dan bersiap untuk menahan dirinya sebisa mungkin.

***

"Gimana kuliah kamu Nadhif?"

Ima bertanya sambil sibuk mempersiapkan makan malam. Dhira melirik Nadhif yang tampak terdiam setelah mendengar pertanyaan itu. Saat ini mereka sedang duduk di meja makan dan menunggu Ima mempersiapkan makan malam mereka.

Resiliensi | Seri Self Acceptance✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang