[✨] unexpected story

2.9K 338 53
                                    

Saat ini Yuri sedang berada di studio miliknya. Walaupun dirinya sudah tidak berkarir di dunia entertainment lagi, tapi dia terkadang ikut memproduksi beberapa lagu untuk artis artis yang sedang berkarir.

Saat ditanya apakah ingin kembali berkarya di dunia musik, maka jawabannya hanyalah tersenyum kecil. Walaupun sudah bertahun tahun berlalu, kisah yang terjadi dengan IZ*ONE dahulu kala masih tidak ada yang mengetahui kebenarannya dan hal itu benar benar tertutup sangat rapat.

Malam hari pun telah tiba, sampai pukul setengah sebelas malam Yuri masih berkutik di dalam studionya seorang diri, lalu dirinya sedikit terkejut ketika ponselnya berbunyi karena ada video call masuk.

Yuri terkekeh pelan ketika melihat nama siapa di sana yang sedang memanggilnya. Yuri segera menjawab video call tersebut.

"Yul— eh lo masih di studio malem malem gini?"

Yuri terlihat sedang tersenyum menggoda, "Menurut lo?"

"Haha iya studio lo, udah kayak rumah kedua kan?" Sahut orang di sebrang sana, "Lagi ngapain sih emang?"

"Ehmm gak ngapa ngapain sih Na, gabut doang," sahut Yuri.

"Terus kenapa lo ngajak video call tiba tiba nih? Tumben banget?" Tanya Yuri menghadap ke kamera, lalu menatap ke arah laptopnya lagi.

"Gak papa."

Yuri secara tiba tiba menyalakan sebuah instrumen piano yang terdengar jelas. Hal itu tentu saja membuat Yena kaget di sebrang sana.

"Yul! Kok lo ngagetin sih?" Protes Yena sambil ngelus dadanya, sedangkan Yuri cuman ketawa ngakak.

"Btw kok instrumennya enak? Pengen denger dong."

Dengan sesegera mungkin Yuri mematikan komputernya tersebut dan bergegas untuk pulang karena tak terasa sudah jam sebelas lewat.

"Na udah dulu ya, gua mau pulang, bye!"

"Ah oke Yul, by—"

Yuri segera memutuskan video call secara sepihak. Saat dia sudah siap untuk pulang dan berdiri di depan pintu, teringat lagi kenangan miliknya bersama member IZ*ONE lainnya.

Tatapan sendu miliknya terlihat dengan jelas, hatinya semakin lama semakin sesak, "Seandainya kalian masih ada, mungkin gua sekarang udah bangga banggain studio yang gua punya ini ke kalian semua."

Tangan Yuri sudah menyentuh saklar lampu, dalam persekian detik semuanya gelap dan Yuri segera pergi dari studionya itu, tak lupa untuk mengunci pintunya.












***












"Bu Chaewon, saya izin untuk pulang cepat boleh? Ibu saya sedang sakit di rumah."

Chaewon yang sedang melakukan beberapa pekerjaan di dapur itu mengangguk, "Silakan, bawa juga makanan ini untuk ibumu ya, sampaikan salamku padanya."

Anak muda yang tatapannya sendu itu menggeleng, "Tidak usah repot repot bu."

Chaewon sudah mencuci tangannya, lalu menepuk bahu anak buahnya itu, "Tidak masalah. Bawa saja untuk ibumu, oke?"

Mau tidak mau sang anak tersebut mengiyakan ucapan Chaewon. Tak lama setelahnya, anak tersebut keluar dari restoran milik Chaewon.

"Bu Chaewon, seseorang telah menunggu anda di luar," kata salah satu anak buahnya.

"Siapa?" Tanya Chaewon sambil melepas apron miliknya dan keluar dari dapur.

Chaewon melihat ke arah sang anak buahnya ke sebuah meja di pojok restoran. Dari posturnya, Chaewon sangat mengenali siapa orangnya.

Dengan langkah riang Chaewon mendekati orang tersebut, kemudian dia menepuk bahu orang yang sedang menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

dorm | izoneWhere stories live. Discover now