Lights | Part 08.

15 2 1
                                    

"Boleh gabung?" Tanya Daniel.

Geng Wek Wek pun menoleh ke sumber suara. Seketika mereka cengo melihat ke arah dua laki-laki tampan di hadapan mereka, tak berlangsung lama akhirnya mereka pun bersikap biasa saja.

"Boleh kok boleh, silahkan" jawab Anya.

"Thanks" tersenyum tipis.

Geng Wek Wek hanya mengangguk sebagai jawaban. Tak lama Andres datang ke meja mereka membawa makanan. Mereka makan dengan sangat khidmat,  mata Yora tak sengaja melihat 1 piring somay yang belum dimakan dan memutuskan untuk bertanya.

"Kok ini gak dimakan?" Tanyanya heran.

Agam pun menoleh."orangnya belum Dateng" jawabannya singkat.

Yora hanya bergumam sebagai jawaban dan melanjutkan makannya.Andres menyipitkan matanya ia seperti mengenal cewe yang ada di depannya."kaya cewe yang nampar Bara".

" Lo cewe tadi kan?" Tanya Andres meyakinkan.

Refleks Yora langsung tersedak makanannya.

Uhuk..uhukk...

Safa yang berada di dekat Yora pun langsung memberikan minum kepada Yora.

"Pelan-pelan Ra makannya."nasehat Anya.

"Lo gak papa?" Tanya Andres yang merasa bersalah.

"Hem, gw ke toilet dulu" pamitnya.

Ekor mata Agam mengikuti Yora pergi. Sena yang melihat hal itu merasa ada yang aneh.

"Kalian anak baru di kampus ini?" Tanya Safa sukses membuat trio bangle menoleh.

"Iya" jawab Agam singkat Sena hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo kenapa?"Safa menyenggol siku Sena.

"Sariawan" jawab Sena sekenanya Safa hanya ber o ria.

"Yuk kelas" ajak Anya yang menarik perhatian Andres.

"Tunggu Yora dulu nanti malah bingung dia" jawab Safa.

Susana menjadi hening mereka semua hanyut dengan pikirannya masing-masing.

"Diem-diem Bae ngopi we ngopi" ucap Andres memecahkan keheningan.

"Gaje" timpal Anya.

Bara dan Yora datang secara bersamaan. Refleks semua menoleh, merasa di perhatikan Yora melihat penampilannya begitu pun Bara.

"Gak. Ada yang salah kenapa semua liatin gw?" Batin Bara dan Yora bingung.

"Cie yang barengan abis ngapain Lo berdua di toilet?" Andres Mencairkan suasana.

Bara menoleh dan mendapati wajah gadis yang menamparnya tadi.

"Lo!"kaget Yora. Albara menatap datar.

"Lo ngikutin gw?" Tanya Bara tanpa ekspresi.

"PD Lo terlalu tinggi" berjalan melewati Bara dengan acuh.

Albara menatap datar kepergian Yora and the gang.

"Cewe bar bar" tersenyum tipis.

***

"Lo kenal mereka Ra?" Selidik Anya.

"Ayo cerita Ra, mereka siapa?" Tanya Safa.

"Ra Lo kenapa gak bilang sih  sama gw punya temen cowo, mana ganteng lagi " ucap Safa yang menghayal.

Duo Wek Wek menjitak kepala Safa.Yora tak menanggapi pertanyaan sahabatnya ia sibuk dengan pikirannya sendiri memorinya berputar ke masa lalu.

Flashback on.

"Ma Oca mau itu" menunjuk tukang es krim di seberang jalan.

"Kamu tunggu di sini ya, jangan kemana-mana kalo mama belum kembali ok." Peringat mamanya lembut.

Yora mengangguk mengerti dan tersenyum senang.

"Mama tinggal dulu ya" mengelus kepala Yora dengan sayang dan menciumnya.

"Iya mama" memberikan senyum terbaiknya dan di balas dengan mamanya.

Mama Yora menyebrang jalan untuk membeli es krim. Yora melihat mamanya tak sabar, mamanya tersenyum melihatnya.

Yora memutuskan bermain bola untuk menunggu mamanya kembali. ia memantul mantulkan  bolanya  namun bolanya malah menggelinding ke tengah jalan dan ia memutuskan untuk mengambilnya. Tanpa Yora sadari sebuah mobil  dari utara dengan kecepatan tinggi mengarah padanya, mama Yora yang hendak kembali melihat Yora di tengah jalan membuatnya panik bukan main melihat sebuah mobil mengarah pada anaknya ia segera berlari untuk menyelamatkan anaknya.

"Oca awass!" Teriak mamanya mendorong Oca dan...

Brakk

Mama Yora terpental jauh dari tempat kejadian. Darah segar keluar sangat banyak dari kepala Dina karena terbentur dengan sangat keras.

"Mamaa!" Teriak Yora menghampiri mamanya yang terkapar di jalan.

Semua orang segera mengerubungi Yora dan mamanya.

"Mama bangun ma, hiks" menggoyang tubuh Dina.

Dina mengulurkan tangannya menghapus air mata Yora.

"Aa anak mama GK boleh cengeng" tersenyum manis.

"Hiks ma jangan tinggal in Oca" tangis Yora pecah.

"Mm mama a akan tet tap disini"  menunjuk hati Yora.

Tangan Dina pun terjatuh. Suasana semakin kacau.

"Cepat panggil ambulan" teriak orang-orang.

"Mamaa!"

"Aww..  sakit bego" mengusap kepalanya.

Ringisan Sena membuyarkan lamunan Yora.

Flashback off.

"Ra Lo mikirin apaan sih?" Safa Menepuk pundak Yora pelan.

"Gak ada" jawabannya singkat.

Trio Wek Wek hanya mengangguk mengerti.

"Gw duluan ya'' bergegas pergi.

"Ikut ya gw" mengambil tasnya namun ditahan.

"Biarin dia pergi" cegah Anya .

***

Jangan lupa vote follow and komen
Love you 🙏

LightsWhere stories live. Discover now