Lights | Part 03.

10 4 0
                                    

"Kak, ayo turun." Panggil Lexy.

"Duluana aja dek, gw belom laper" jawab bara yang masih menatap keluar jendela.

"Gw gk mau kena omel sama nyokap kak,ayo buruan turun.''menarik lengan Bara.

"Ya udah ayo."putus bara

Lexy dan Bara pun turun ke ruang makan.

"Kamu gak ngampus Bar?" Tanya papa Bara.

"Ngampus pa,tapi siang" menggeser bangku untuk duduk. Papa Bara hanya berohria menganggukkan kepalanya.

"Pa, Lexy absen ya hari ini" ijin Lexy.

"Kamu kenapa sayang? Sakit?" Tanya mama yang baru keluar dari dapur.

"Enggak sih ma, tapi...." Lexy menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa?" Tanya papa.

"Lexy lagi pengen di rumah aja pa,ma boleh ya." Jawab Lexy dengan memohon.

"Ayo berangkat !". Bara nimbrung.

"Tapi kak."

"Atau gw tinggal!"Bara meninggalkan meja makan.

"Ya udah tungguin" jawab Lexy lesu.

Mama dan Papa Lexy hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang sudah tumbuh dewasa.

***

Yora ke kampus menggunakan angkot. ia tak mau terlalu menyusahkan keluarga Louise ia sadar diri jika ia hanyalah anak angkat dari keluarga Louise meski begitu keluarga Louise sangat menyayangi Yora seperti mereka menyayangi Anya.

"Udah pak, berhenti di sini aja" panggil Yora yang akan turun dari angkot

"Iya neng" sang sopir menghentikan angkotnya di pemakaman.

"Ini pak uangnya" menyerahkan uang 10 ribuan pada supir angkot.

"Gak ada kembaliannya neng"jawab supir itu

"Ambil aja pak kembaliannya." Tersenyum lalu pergi.

Yora berjalan masuk ke dalam pemakaman untuk berziarah ke makam Mamanya.

"Ma, Oca Dateng" sapa Yora meraba nisan ibunya.

"Mama apa kabar?" Tanya Yora dengan mata yang mulai memanas.

"Ma, mama tau GK sekarang Oca udah kuliah Bu, dan Oca di biayain sama orang tua angkat Oca ma." Ucap Yora buliran bening sudah luruh dari mata yora.

"Mama yang tenang ya di sana Oca sayang sama mama" mencium nisan ibunya.

"Ma Oca pergi dulu ya, Oca mau kuliah." Mencoba tersenyum walau masih sesenggukan.

"Oca pergi ma" pamit Yora seakan berdialog langsung dengan ibunya.

Tanpa Yora sadari ada sepasang mata yang memperhatikannya dari kejauhan.

Siapa dia? Kenapa dia ke makam Tante Dina. Batin Bara yang masih sibuk dengan pikirannya. Bara hendak mengejar Yora tapi tiba-tiba handphone nya berdering.

Drett..drettt..

"Hallo"

"...."

"Ok. Gw kesana."

Sambungan telepon di putus sepihak oleh Bara. Ia segera pergi dari pemakaman dan bergegas pergi.

***

Maaf ya guys kalo ceritanya gaje😂
Tapi bakal gw usahain buat bikin cerita yang menarik dan menghibur kalian semua Readers 😆
Jangan lupa mampir😁
Tinggal in jejak ok👌😘

LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang