Aku mengacak rambutku yang sudah rapi ini sambil duduk di lantai.Aku tidak peduli kalau rambut yang sudah kublow dan kujepit tadi berantakan.Yang benar saja,tas itu meskipun hanya tas anyaman kecil didalamnya ada satu ponselku beserta memory cardnya--yang sangat penting bahkan lebih penting dari ponsel itu sendiri--,ada dompet kesayanganku yang berisi uang cukup banyak,kartu ATM,termasuk tanda pengenalku,dan pasport yang ah aku tidak akan bisa pulang tanpanya.
Sekarang apa?Untuk menelpon polisi pun aku tidak mungkin bisa kecuali meminjam telepon hotel atau telepon orang lain.Lagipulaapa iya polisi itu harus mengais pasir pantai Nusa Dua hanya untuk mencari tasku?Lebih baik aku mencarinya sendiri kecuali aku betul-betul tidak sanggup.
Mataku menatap jarum hitam yang menunjuk angka 8.Hm,sekarang sudah pukul 8?!Ash,apa iya usahaku memeras keringat untuk mendapatkan biaya ke Bali dalam rangka mencari inspirasi sekaligus liburan harus terbuang sia-sia? Besok lusa aku sudah harus kembali ke Korea--tempat ayahku berasal-- dan hari ini aku harus terjebak di dalam kamar padahal jadwal sudah mengejarku?Oke,aku betul-betul tidak rela kehilangan waktu untuk mengunjungi tempat-tempat di Bali,meningat meskipun ibuku berasal dari negri ini beliau belum pernah kembali setelah menikah dengan ayahku,jadi akupun belum pernah kesini--tapi anehnya aku sudah sangat fasih berbicara bahasa Indonesia dan aku sangat mengenali budaya Indonesia,bahkan aku lebih sering memakai nama Indonesiaku daripada nama Koreaku(Park Hee Young)kurasa ini karena ibuku--.
Setelah menimbang-nimbang beberapa menit akhirnya aku memutuskan untuk menjadi backpack traveller malam ini,maksudku berjalan kaki saja menikmati keindahan tanpa membeli apapun,bisa dibilang window shopping.Yaah,mungkin ke pantai di belakang cottageku? Sambil memainkan gitar dipesisir pantai..diiringi deburan ombak dan sinar bulan?Siapa tau inspirasi tiba-tiba hinggap diotakku..yah meskipun kurasa agak mengerikan ke pantai sendirian malam-malam begini..tapi aku tidak peduli.
---
David POV
Aku memetik helaian senar gitar kesayanganku sambil menggumam pelan menyanyikan potongan lirik lagu 'Bukan Dia Tapi Aku'.Ah,sialan.Buat apa aku menyanyikan lagu ini ?Lagu galau ginian aku nyanyiin--.Lagu ini,..astaga,ngingetin aku banget tentang nasibku yang belum pernah pacaran SAMA SEKALI!Bayangkan,22 tahun aku hidup belum pernah berpacaran.Apa iya aku terlalu buruk rupa?Tapi sebetulnya banyak yang menyukaiku bahkan sejak aku duduk di bangku TK.
Mungkin dii benak kalian muncul pertanyaan,'Lah,terus kenapa jomblo sampe sekarang?'.Aku akan menjawabnya.Sayangnya,semua yang menyukaiku bukan tipeku dan aku tidak memiliki secuilpun perasaan kepada mereka.Itu yang pertama.Kedua,ada seorang gadis yang menyukaiku dan kusukai.Kami..yah bisa dibilang cukup dekat,kami sering ngobrol dan chatting.Tapi,tepat sehari sebelum aku akan 'menembaknya' dia BBM seperti ini:
Alice
Ehh,Vid.Barusan aku ditembak ama si Rio!! OMG.Giilaaaaaa,gak nyangka!! Enaknya langsung aku terima ato jual mahal dikit ya?
Nah,begitulah ceritanya.Begitu membaca BBMnya itu,hm.Rasanya aku ingin membanting gadgetku dan memotong senar gitarku satu persatu.Bayangkan saja,berbulan-bulanaku berusaha mendekatinya dan cukup berhasil sampai akhirnya aku berniat menembaknya tepat di hari ulangtahunnya,ehhh sehari sebelum rencana itu berjalan dia berkata seperti itu.Tapi yah mungkin belum jodoh,mau bilang apa lagii...Sejak itu aku belum pernah mendekati siapapun lagi,jujur belum ada yang menarik hatiku setelah itu.Mungkin juga karena bayang-bayang Alice masih tercetak jelas dibenakku..meskipun sekarang dia sudah jauh di Negeri Gingseng alias Korea.Ah sudah!Dasar David--kenapa malah kamu ingat-ingat semuanya?
"Ah!"Sewaktu aku asyik melamun sambil memegangi gitar kesayanganku,tiba-tiba ada sesuatu,ehm maksudku seseorang yang terjatuh disampingku.
"Eh?Are you OK?"Spontan aku menoleh dan mendapati seorang gadis dalam posisi setengah berlutut,sellain itu disisi kananya tergeletak sebuah gitar terbalik.Tunggu,dia manusia kan?
"Ah,ne.Eh,i mean yes."Belum sempat aku mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri ia sudah duduk disampingku sambil membersihkan lututnya dari butiran pasir pantai.
Tunggu,kurasa aku pernah melihatnya.Tapi terlalu gelap disini..hm,...nggka mungkin kan kalo aku harus menyalakan lampu gadgetku dan mengarahkan ke arahnya hanya untuk melihat wajahnya?
Refleks aku mendekatkan wajahku dan berkedip beberapa kali untuk melihatwajahnya lebih jelas.
Awalnya dia sama sekali tidak sadar dan terus asik dengan lututnya,hingga saat jarak diantara wajjahku dengannya hanya tersisa kurang lebih 8cm ia ternganga dan berkata,"Kamu?!"
Astaga,ternyata dia gadis yang tadi tersandung tubuhku sewaktu sunset.
"Yang tadi nyandungin aku kan?"Ucapnya lagi.
"Oh,yang mukanya pasir semua ya?"Balasku sambil menjulurkan lidah.
Mendenga ucapanku,ia memandangku sebal dan mencubit pahaku yang terbungkus celana santai tiga perempat.
"Ah,ah!"
"Kapok.Gara-gara kesandung kamu tadi aku kehilangan tas pantaiku,tauu.Jangan-jangan kamu yang baw...Eh,gitar?bisa main gitar?"Oceh gadis yang tadi mencubitku gemas sambil memandangi gitarku dengan mata membulat.
"Ha? Tas pantai?Memang ada apa di dalamnya sampai kamu panik gitu? Enggak lah buat apaa aku bawa? Iya bisa."
"Di tas itu ada handphone dan dompet.Dan di handphoneku itu ada banyak data penting,oke? Ohya ada pasport dan tanda pengenal juga.Kalau semua barang itu tidak kutemukan,bisa-bisa aku terdampar di Bali dan tidak bisa pulang."Jawabnya sambil memandang garis cakrawala yang sebetulnya sudah sangat tidak kelihatan.Hah?pasport?Dia bukan dari Indonesia??Pantas meskipun bahasa Indonesianya cukup fasih logat bicaranya sedikit aneh.
"WOW.Tunggu,memang kamu berasal darimana???"
"Korea.Campuran Indo-Korea."
YOU ARE READING
Heart Strings
Teen FictionAku,dia,dan masa lalu Terjebak dalam labirin cinta yang membingungkan
Part 1--Sial
Start from the beginning
