Part 11 - Kenapa?

157 14 13
                                    

📍Komplek Mediterania, Indonesia

"Syifa, kalo semester depan pindah sekolah gak apa apa kan?"

Pertanyaan spontan itu sukses membuyarkan fokus esqi yang sedang mengerjakan tugas fisika nya, ia lantas menengok dan menatap ayahnya sedari tadi berdiri di samping meja belajarnya.

"Mendadak banget yah, ada apa emang?." Tanya Esqi halus.

"Kantor ayah di pindahin ke malang, kaka Aqila juga mulai nge-kos karena capek kalo pulang pergi jakarta terus. Kamu mau sendirian disini?."

"Gak bisa pas aku lulus aja nanti? Aku bisa daftar di unbraw biar deket sama ayah." Ucap Esqi

Tidak langsung menjawab, Ayahnya justru berjalan menuju kasur Esqi dan berbaring menatap langit langit kamar putri kedua nya itu.

Ayah menghela nafas sebelum akhirnya berkata,

"Kalo bisa juga ayah mah gak mau kemana mana Syifa, Ayah gak mau ninggalin rumah ini dan ngebiarin rumah ini kosong. Rumah ini saksi gimana dulu ibu berjuang ngelawan penyakitnya selama 6 tahun lebih." Nada Ayahnya melemas,
Syifa lantas mendekati Ayah dan memeluk nya dengan erat.

Pelukan itu hangat, sampai akhirnya terdengar isakan tangis Esqi yang membuat ayahnya juga merasa sedih.

"Syifa kangen banget sama ibu, Yah..."


"SYIFA NGELIAT AYAH GA- lho kok pada nangis disinii, pantesan Aqila nyariin ayah di ruang tengah gak ada.."

Perlahan Aqila mendekati Ayah dan adik nya yang masih menangis namun mencoba bersembunyi di belakang punggung ayahnya.

"Syifa kenapa ihh? Ada berita yang aku gak tau nih pasti." Kata Aqila

Aqila duduk di lantai, berdekatan dengan Syifa sambil mengusap paha adik kesayangan nya itu.

"Masalah Malang ka, Syifa minta kalo mau pindah nunggu lulus aja." Jawab Ayahnya.

"Sama.. dia kangen ibu juga, makanya nangis kejer." Tambah Ayah.

Mendengar perkataan ayahnya Aqila langsung beranjak, duduk di atas kasur dan memeluk adik nya dengan erat.

"Syifa gak boleh nangis, ibu pasti sedih kalo kamu masih nangisin kepergian ibu begini. Kalo Syifa gak mau pindah juga gak apa apa, Kaka gak bakal jadi nge-kos biar nemenin Syifa di rumah."

Bukannya berhenti Syifa malah semakin menangis mendengar kalimat kaka nya tadi.

"Cup cup cupp..jangan nangis lagi dong, ke mame yuk, kita beli susu kotak sama oreo."

"Ayok." Kata Syifa sambil mengusap air matanya dengan tangan.


~~~~


Dari rumah Q, mari kita beranjak ke 2 rumah setelah nya yaitu Rumah S alias, Rumah keluarga Pak Daniel yanh selalu rame padahal anaknya cuma 2.

" 'Aa BISA GAK SIH DIEM SEBENTARRR.. AJA!?." Teriak Batam dari dalam kamar, suaranya terdenger jelas karena pintu kamarnya tidak tertutup rapat.

"Kenapa sih teh teriak teriak gitu?" Seru bunda yang sedang memasak di dapur,

"Ckk, dasarr suka cari perhatian aja." Dumal Syekh yang terus memainkan PS nya di depan TV ruang keluarga.

"APA KATA Aa BARUSAN?"

Syekh sedikit kaget karena batam tiba tiba berada di depan layar TV dengan mata yang menatap nya tajam.

"Enggak tuh, Aa gak ada bilang apa apa."

°DON'T BE A FOOLKde žijí příběhy. Začni objevovat