Misterius

14 3 0
                                    

Setelah pesawat yang kutumpangi lepas landas, aku turun sembari menghirup udara di kota kelahiranku. Sudah hampir 3 tahun aku meninggalkan kota ini. kota dimana aku lahir dan tumbuh dewasa dan kota dimana aku bertemu kak Fauzan. menyebut namanya membuatku tersenyum sendiri.

Aku menelusuri koridor, hampir 30 menit aku mencari taksi namun nihil. Ku hembuskan nafas kasar. biasanya fahri yang selalu ada jika aku butuh kendaraan, namun sekarang dia tidak disini tapi jika mengingatnya juga membuatku semakin kecewa padanya. Kali ini aku sungguh membencinya.

"Afra..."seseorang memanggilku. Aku berdiri sambil mencari sumber suara.
seseorang melambaikan tangannya sambil memanggil namaku. kusipitkan mataku dan terkejut melihat Kak Fauzan berada di ujung koridor.

Aku memang rindu padanya tapi tolong jangan halu seperti ini. Apa karena aku sedang lapar? argghhh.
Kupejamkan mataku sambil kutepuk pipi tembemku. Ayo afra bangun.
kubuka mataku dan lebih terkejutnya sosok yang aku rindukan selama ini sudah berada dihadapanku. kalian pasti tahu rasanya.

"Ada apa dek? dari tadi kakak manggil kamu"ujarnya namun aku tidak dapat berbicara. aku hanya ingin mengatakan aku rindu. sungguh.

"calon dokter kok suka ngelamun"ujarnya lagi namun aku tidak dapat mengeluarkan sekata apapun.

"Hei Kamu baik kan dek?"kali ini dia menepuk kedua telapak tangannya membuat gembok yang sedari tadi mengunci tubuhku hancur.

"eh iya kak"akhirnya aku dapat berbicara.

"jangan natap kakak seperti itu dek, belum mukhrim"ujarnya pelan. kali ini pipiku pasti sudah memerah.

"haha sudahlah, pulang yuk"ajaknya sambil mengambil ranselku yang kuseret dari tadi. gini akibat kelaparan.

Diperjalan kak Fauzan sangat serius menyetir mobil. Aku duduk disebelahnya terkadang aku mencuri pandangan. Astagfirullah nggk boleh gitu author.

"kamu dari tadi diam trus, ada apa?"tanya kak Fauzan yang kubalas gelengan.

Tiba-tiba mobil berhenti di depan warung makan.

"lah kok berhenti, didepan kan udah perumahan rumah kita kak"

"afra, kakak tuh tahu kamu sedang laparkan + lagi dapat makanya diam"ujar kak Fauzan. Ternyata dia masih mengenalku. Dia masih kak Fauzan yg ku kenal tapi kok canggung.

"hehe tahu aja"

"makan yuk"kami turun dari mobil sambil mencari meja makan yang kosong.

Setelah makan kak Fauzan mengantarku pulang kerumah.

"nggk mampir dulu kak"

"nggk dek, udah solat ashar soalnya, salam buat ibu dan ayah aja"

"iya kak nanti disampein"

"yaudah kakak duluan ya Assalamu Alaikum"

"waalaikumussalam"setalah menjawab salam, aku masuk dan mendapati ibu dan ayahku sedang makan. Aku segera memeluknya. sungguh aku rindu pada mereka berdua. Yang jauh dari orang tua pasti tahu rasanya.

Setelah acara pelukan. aku menuju kamarku yang berada dilantai atas. Kurebahkan tubuhku di kasur yang embuk. sungguh kenikmatan yang hakiki.

Aku menuju balkon kamarku dan duduk disana. Aku merindukan semua ini. Namun, aku merasa risih sedari tadi seseorang memperhatikanku. Apa masalahnya.

"woii... apa yang lo lakuin disitu, kurang kerjaan banget sih"teriakku yang membuat dia berlari menjauh dari rumahku. Ganggu saja.

#Assalamu alaikum
#sehatkan kalian semua
#jaga kesehatan, tetal dirumah jangan keluar jika nggk penting.
#semoga kalian suka.
#jangan lupa vote and comment

Ketetapan HatiWhere stories live. Discover now