Ditembak!

26 4 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, aku selalu memasuki kampus melalui gerbang belakang. Gila! dalam sehari aku bisa jadi terkenal. Padahal aku anak yang pendiam, beda lagi jika bersama fahri. Orang pendiam tidak akan diam jika bersama temannya. Ya nggak?

Seperti biasa, setelah jam pelajaran aku selalu ke perpustakaan bersama fahri, dan syahwa akhir-akhir ini mulai ikut bersama kami. Yang aku takutin syahwa juga ikut gesrek seperti fahri. Gue nggk donk.

"Pak, saya mau ngembaliin buku"sambil menyodorkan buku yang kupinjam kemarin.

"Kartu perpustakaannya mana?"

"Ini pak"

Setelah mengembalikan buku, aku kembali duduk di samping fahri yang sedang membaca.

"Rara, kamu sini dulu"panggil pak herman. Pak herman sudah biasa memanggilku rara, dia orang jawa dan katanya sangat sulit untuk mengucapkan huruf F, afra menjadi rara.

Aku menghampiri pak herman dan dia memberiku sebuah kotak.

"Ada yang nitip tadi nak katanya buat kamu, bapak lupa siapa namanya"

"Hmm makasih ya pak" aku berjalan kembali dan duduk di sebelah fahri sambil memikirkan hadiah ini dari siapa.

"Ada apa ra?"tanya fahri yang melihatku kebingungan.

"Ini ri ada yang ngasih gue hadiah"

"Coba buka"ujar syahwa yang sangat penasaran dengan isinya.

Aku membukanya dengan sangat hati-hati, bisa jadi ini sebuah jebakan salah satu fans dari orang itu.

"Cokelat ri"aku dan fahri saling menatap heran.

Syahwa mengambil separuh cokelat yang ada di dalam kotak itu dan aku tidak keberatan, aku hanya bingung siapa yang memberiku hadiah.

"Afra ada suratnya"ujar syahwa memberiku surat.

Fahri yang sangat penasaraan merebut surat di tangan ku dan membacanya.

Hi Afra Laila Arkarna.

Gue rizal senior yang lo kalahin kemarin gue tunggu lo di Aula, ada yang ingin gue bicarain.

Tuh kan siapa lagi kalo bukan dia, dia itu sumber masalah gue hari ini. Gue harus datang dan memberinya pelajaran. Awas lo tiang!!!

Aku berjalan dengan perasaan marah menuju aula. Aku sudah tidak memperdulikan fahri yang melarangku kesana. Sungguh, aku ingin masalah ini selesai. Aku tidak mau di olok-olok oleh para fans nya, memanjat gerbang belakang dan mendapat terror dan sebagainya.

Aku melihat dia hanya sendiri, apa masih ingin bermain lagi? Apa dia belum puas atas kekalahannya? Ckkk

"Ada apa kakak manggil aku"

Dia berbalik dan menekuk lututnya. "Lo mau tidak jadi pacar gue? Gue kagum sama lo dan gue suka sama lo"

Aku terkejut dan terdiam, apa gue mimpi, kemarin gue di remehin dan sekarang dia nembak gue wah wah otaknya sudah miring nih.

"Maaf ya kak, kakak nggk salah nih? Bukannya kakak manggil aku kesini untuk tanding lagi?"

Ia berdiri sambil tertawa "gue sudah ngaku kan, kemarin lo hebat jadi buat apa tanding lagi, jadi gimana?"

"Maaf ya kak, aku sudah punya pasangan"

Ia menundukkan kepalanya kecewa.

"Tapi kakak hebat kok, sangat hebat, kapan-kapan kita main bareng ya kak"bodoh apa yang aku katakan, bisa jadi bahan bulian lagi. Argghhhh.

Dia tersenyum "Iya deh, makasih ya"

Aku membalas senyumannya lalu pergi dari Aula.

Aku melihat fahri yang sedang duduk di bangku taman.

"Oi sendiri aja, syahwa mana?"

"Pulang"

"Lo kenapa?"

"Lo tuh punya pacar nggk bilang ke gue"

"Kapan gue bilang punya pacar"

"Tadi"

"Gue kan bilang pasangan bukan pacar"

"Sama"

"Beda, pasangan banyak ada pasangan berkelahi ada pasangan kelompok dll"

"Ada pasangan hidup nggk"ujar fahri yang berhasil membuat wajahku memerah"

Aku menundukkan wajahku dan meninggalkan fahri yang masih duduk di bangku taman.

"Oi tomat mau kemana"

"Pulang..."







#jangan lupa vote dan coment :)
#semoga kalian suka

Ketetapan HatiWhere stories live. Discover now