[ 18 ]: Who Is You?

Mulai dari awal
                                    

"Phi Sing...."

"Heummm."

"Tadi pagi aku pergi ke pusat perbelanjaan."

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku melihat ada seseorang anak perempuan yang lucu."

Singto menghentikan apa yang dirinya lakukan sebelum menunduk ke bawah, "Lalu?"

"Bisakah kita miliki anak perempuan?"

"Kau menginginkannya?"

Tak ada jawaban yang keluar, akan tetapi Krist mengangguk pelan, arti dari ia mengiyakan pertanyaan Singto barusan, hingga pria berkulit tan tersebut hanya mengulum senyumnya.

"Memang kau bisa mengurus 3 anak sekaligus?"

"Entah, aku tidak tahu. Seharusnya aku bisa."

Singto menarik pipi Krist dengan gemas, ia menautkan jemari mereka agar bisa saling menggenggam dengan mudah, sebelum menundukkan diri untuk memberikan kecupan pada tepi bibir Krist. Ia menurunkan tubuh Krist, kemudian bangkit dan membopong sosok itu ke dalam dekapannya, membawa Krist pergi dari sana.

Tangan Krist memainkan kancing piama yang Singto kenakan, membiarkan pria itu membawa tubuhnya pergi, tetapi beberapa detik kemudian Krist langsung menginterupsi apa yang tengah Singto lakukan.

"Tunggu Phi Sing...."

"Ada apa? Sudah malam kau harus tidur, lain kali tidak perlu menghampiriku, akhir-akhir ini aku melihat kesehatanmu menurun."

"Heumm baiklah, tapi aku merasa lapar."

Alis Singto bertautan ia melihat wajah Krist yang sedikit meredup, ia tetap berjalan dan menurunkan Krist tepat di dalam kamar mereka, ia menangkap pipi Krist, mengarahkannya untuk menatapnya.

"Kau lapar?"

"Heumm, tiba-tiba aku menjadi lapar."

"Apa yang ingin kau makan? Aku akan membelikannya untukmu."

"Di persimpangan jalan ada restoran baru, aku ingin mencobanya, tadinya aku ingin mengajakmu pergi ke sana, tapi kau terlihat sibuk jadi aku tidak mau mengganggu."

Mendengar hal itu Singto langsung mengambil mantelnya, ia meraih kunci mobil serta dompetnya, lalu kembali lagi menghampiri Krist yang masih setia berdiri di tempatnya tadi.

"Tunggu di sini, aku tidak akan lama."

Krist menggelengkan kepalanya, "Aku ingin ikut."

"Tidak. Kau di rumah saja."

"Tapi ini sudah malam, aku tidak yakin restoran itu masih buka."

Singto hanya mengulum senyumnya, "Tunggu di sini. Aku pasti akan membawakannya untukmu."

Diusapnya surai Krist dan mengecup kening pria itu dengan lembut, sebelum melangkahkan kakinya pergi dari sana begitu saja, meninggalkan sosok itu yang perlahan menjauhinya.

Krist hanya menatap kepergian Singto dari balkon kamarnya, sembari melambaikan tangannya. Entah mengapa hatinya tak tenang, seperti tak rela untuk melepaskan Singto, padahal ia yang meminta Singto untuk membelikannya makanan, hanya saja ada yang aneh dari dirinya, tetapi Krist tak tahu itu apa.

 Entah mengapa hatinya tak tenang, seperti tak rela untuk melepaskan Singto, padahal ia yang meminta Singto untuk membelikannya makanan, hanya saja ada yang aneh dari dirinya, tetapi Krist tak tahu itu apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Shades Of Gray [ Peraya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang