TRAVELLING lagi

1 0 0
                                    

Hari raya ke-empat, lingkungan masyarakat sudah mulai sepi, para perantau sudah mulai berangkat lagi dan pemudik sudah kembali.

Aku yang merasa bosan, melihat sosial media dan tenyata ada notif whatsapp dilayar utama.

Liana
*Cuy keluar kuy.!!*
Aku: *kemana?*
Liana: *ikut bang putra.*
Aku: *ish masa ngikutin orang pacaran*
Liana: *begoo..!!! Ya elu ajak hanif, aku sama brilian*
Aku: *duuh gamau lah, ayah aku dirumah, gimana ngomongnya... takutt aku.*
Liana: *ya kamu tinggal bilang, mau maen sama aku gitu.*
Aku: *yaudah aku siap-siap dulu.*
Liana: *siip,, gue juga"
Read

Setelah aku sudah siap, aku masih saja terdiam dikamar dan ragu untuk bertemu dengan ayah meminta izin kepadanya.

Saat liana berulang kali menelfon tapi aku rijeck, akhirnya aku nekat untuk meminta izin kepada ayah.

"Yaaah aku mau maen ya." Pamitku.

"Kemana??? Yang penting gausah kepantai." Jawab ayahku.

"Yaelah yah udh dua kali aku ke pantai, baru dibilangin setelahnya." Batinku.

"Engga kok yah. Aku pergi sama liana."

"Yaudah hati-hati."

"Udah bawa duit belum?"

"Udah kok. Assalamualaikum."

Aku langsung pergi kerumah liana, dan sampai disana ternyata dia belum juga siap. Hingga akhirnya aku harus menunggunya make up wajahnya.

"Hanif udh kamu omongin?" Tanya liana saat didepan cermin

"Udah." Jawabku sambil memainkan handhphone ku

"Dimana dia sekarang?"

"Gatau. Ga aktif lagi orangnya."

"Udah kamu omongin kan kalo suruh ke bang putra dulu."

"Udah,, bawel lu mahh,, cepet napa. Tadi nelfonin kaya udh siap aja."

"Hehe maaf abisnya aku tiba-tiba PMS jadi mager mau bangun."

"Hmmm."

"Hehe.. tolong sih chat brilian suruh cepet ke rumah bang putra."

"Heh,, mana hp lu?"

"Tu deket jendela."

In whatsapp

*Cepet kerumah bang putra!!*

Setelah itu aku taruh lagi hp liana ditempat asalnya, aku yang bete menunggu akhirnya menelfon hanif tapi tidak juga diangkat olehnya.

"Ehh bel, si bang putra sama Kristin loh."

"Udah tau,, ya iyalah dia pacarnya masa pergi sama gue."

"Ya Kristin ngajak ke pantai TAPAK KERA."

"Kan udah pernah."

"Yaa elu sama gua, Kristin kan belum."

"Ya emang gue fikirin."

"Toh dua kali cuy gue udah kepantai bosen."

"Ya kan disana sepi,, mereka seneng yang sepi kalo pacaran."

"Najius."

"Haha. Yaudah yuk."

"Lama bener."

Setelah itu kami langsung pergi kerumah bang putra, ternyata disana sudah banyak yang kumpul. Termasuk hanif dan brilian, dan tidak lupa motor kristian yang terparkir dibawah pohon sawo depan rumah bang putra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Metamorfosa cinta kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang