12 ● FIRST KISS

Depuis le début
                                    

"Apa itu, Om?" Rosa bertanya dengan memiringkan kepala. Wajah cantiknya memandang Alex penuh keluguan. Mata besarnya berkedip-kedip memperhatikan Alex yang tampak tegang. Ia tak menyadari sama sekali jika lelaki di hadapannya sedang bersusah payah menahan nafsu untuk tak menerkamnya.

Alex berancang-ancang dengan mengambil nafas dalam.

"Saya sudah memutuskan-" ucap pria itu.

"...ada baiknya kita berdua jadi menikah" lanjut Alex mantap tanpa ada keraguan yang tersirat dari roman wajah lelaki tampan tersebut.

Setelah merenung semalaman dan mempertimbangkan berbagai macam hal,  akhirnya Alex mengambil keputusan final untuk bersedia menikahi Rosa. Pada akhirnya, ada begitu banyak alasan yang mendorongnya untuk mengambil langkah tersebut.

Rosa tentu saja langsung terperanjat begitu mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Alex.

"Oo-om bilang apa?" Tanya gadis itu terbata takut ia salah dengar.

Alex menarik singkat sudut bibirnya ke samping.

"Kurang jelas saya bicara?" Ia mendengus kasar. Alex lalu mengambil beberapa langkah mendekat pada gadis belia di hadapannya agar suaranya bisa terdengar lebih jelas.

"Setelah dipikir-pikir, menerima perjodohan kakek juga tidaklah buruk. Saya akan menikahi kamu Rosana. Sudah paham?" Ucap Alex penuh penekanan dengan tatapan yang setajam pisau.

Bola mata Rosa melebar dan bibirnya terbuka. Ia lalu menelan saliva kasar, saat itu nafasnya berubah memburu cepat. Entah mengapa tubuhnya merespon keputusan Alex seperti sebuah hentakan.

Rosa melirik sekilas ke kanan kiri sebagai pelampiasan kegugupannya. Ia masih sangat bingung dan merasa tidak percaya dengan keputusan Alex. Selanjutnya gadis itu kembali menengadah untuk menemui arah pandang pria yang berdiri di hadapannya. 

"O-om bercanda ya?" Lirih Rosa justru meragukan kesungguhan Alex.

Alex mengernyitkan dahinya. Ia tak percaya Rosa menganggapnya main-main.

"Apa yang membuat kamu berpikir saya enggak serius?" Alex berusaha sabar.

Rosa mengumpulkan segenap tenaganya. Ia kemudian berdiri dan memberanikan diri berhadapan dengan Alex.

"Karena... karena waktu itu om sendiri yang minta Rosa untuk menolak perjodohan itu kan" jawab gadis itu terburu.

"Itu kan dulu. Sekarang saya berubah pikiran" balas Alex enteng.

"Maksudnya?" Rosa masih merasa bingung. 

"Kenapa masih tanya. Kamu paham enggak apa yang barusan saya bilang? saya menerima perjodohan kakek. SAYA MAU MENIKAHI KAMU! KAMU MAU ATAU TIDAK MENIKAH SAMA SAYA?! Se-simple itu. Jawab sekarang. YES OR NO?"
Alex semakin gemas dengan sikap berbelit-belit Rosa. Ia jadi berbicara pada gadis itu dengan intonasi yang kian meninggi. Hampir saja kesabarannya habis karena jarak mereka yang semakin dekat membuatnya bertambah panas.

"Om kenapa sih  bahas itu lagi... Ini pasti cuma... cuma..." Rosa terbata. "Om cuma mau becandain Rosa kan?" Tuduh gadis itu tanpa tedeng aling-aling. Ia memang merasa rendah diri jika berhadapan dengan Alex. Rosa berpikir tak mungkin pria sesempurna Alex mau menikahi gadis dengan latar belakang seperti dirinya. Lagipula setau Rosa pria itu sudah mempunyai kekasih. Semakin menguatkan praduganya jika semua hanyalah permainan.

"Astaga ni bocah" gumam Alex geram.

"Om yang bilang sendiri om mau menikah sama pacar om. Terus kenapa bilang seperti tadi? Apa iya mungkin om bisa berubah pikiran secepat itu?"

MARITAREOù les histoires vivent. Découvrez maintenant