01. Lamaran

25 5 0
                                    

Author prov

Malam ini adalah malam yang di nanti kedua pasangan yang saat ini sangat bahagia pasalnya hubungan mereka akan segera di resmikan dalam ikatan pernikahan.

Rasa hawatir telah dirasakan seorang gadis yang telah siap untuk acara lamarannya, dia selalu terbayang akan kah lamaran sang kekasih akan di terima keluarganya atau tidak hingga dia begitu sangat tidak nyaman dengan situasi ini.

Hingga seseorang menepuk bahunya menenangkannya agar tidak perlu hawatir dan meyakinkan jika semua akan baik baik saja sesuai renca, dan meyakinkan jika lamaran sang ke kasih akan di terima oleh kedua orang tuanya.

----------------

"Kenapa dia tidak datang? Aku rasa dia benar benar tidak serius padamu" ucap sang kakak

"Tidak kakak aku yakin dia pasti akan datang"

"tenanglah mungkin dia terjebak macet, tunggu sebentar lagi " sang ayah menenangkan kedua putrinya

"Ayah bagaimana bisa aku tenang? Apa ayah tidak merasa ada sesuatu? Anak tidak tau diri itu mempermainkan adikku"

"Sayang... Sudah bersabarlah hmm tunggu saja yakinlah jika dia akan datang meski sedikit terlambat" ucap sang suami menenangkan istrinya

"Kenapa kalian membela laki laki itu? Sekarang sudah jam berapa laki laki itu tidak datangkan? Dia mencoba mempermainkan kita, ayah lakukan sesuatu"

"Kim Gyu Ri,, tenanglah, kenapa kau dari tadi marah marah hah? Kenapa kau memperburuk keadaan dengan semua celotehmu itu kau lihat adikmu menjadi gelisah karenamu" bentak sang ayah kepada putri tertuanya

"Sayang, sudahlah tahan emosimu ya ingat kesehatan mu sayang bersabarlah" jawab sang istri yang mencoba menenangkannya





Tak lama kemudian akhirnya bell berbunyi

Ting... Tung....

"Bibi tolong buka pintunya" teriak mutia kepada pembantu di rumahnya

"Kenapa tidak kakak saja yang membukanya?"

"Hey... Kim Yeon Ah kau ini tidak sopan sekali menyuruh kakakmu membukakan pintu? " jawab mutia sambil melipat kedua tangannya

"ish aku kan hanya bercanda dari pada kakak terika kepada bibi lee,, kak jungkook saja ya yang membukakan pintu" rengek karina sambil menatap jungkook dengan wajah memelasnya

"baiklah aku yang akan membukakan pintu, apa kau senang? " jawab jungkook seraya berjalan menuju pintu utama

Tak lama jungkook membuka pintu terlihat sesosok pria berkulit putih pucat berdiri di depan pintu bersama kedua orang tuanya dan jangan lupakan senyum gugupnya.

"S-selamat malam" sapa pria berkulit putih itu kepada Jungkook

"iya selamat malam, mari silahkan masuk" - ucap Jungkook

Setelah mempersilahkan masuk lalu jungkook mengikuti dari belakang, dan mempersilahkan duduk


"Selamat malam Paman Seok jin"

He Is My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang