•PROLOG•

126 30 31
                                        


Deviana Salshabilla panggil saja Devi lebih singkatnya lagi Vi. Cewek cantik, pintar, polos, baperan,moodyan, mudah percaya, tukang makan tapi nggak gendut-gendut itulah dia.

Banyak yang bilang kalau Devi itu cewek beruntung, banyak cowok yang deketin dia. Itu semua hanya dari sudut pandang teman-temannya, bukan sudut pandangnya.

Hal itu memang wajar, siapasih yang nggak mau sama Devi, secara udah terbilang hampir mendekati kata sempurna.

Devi dikelilingi banyak cowok-cowok ganteng, bukan berarti Devi cewek murahan yah. Setiap kali ada cowok yang mencoba dekat dengannya, pasti selalu dia jauhi.

Dimata Devi semua cowok itu hanya mau dengannya karena fisik, bukan karena hati.
Satu yang paling ia benci dari cowok, apa lagi kalau bukan NAFSU. Yah 96% spesis cowok dimuka bumi ini dibutakan dengan nafsu.

Yang Devi harapkan itu hanya cowok yang benar-benar tulus, apa adanya ke dia. Tapi itu semua hanya dapat ia rasakan didalam mimpi saja bukan di real life.

Zaman sekarang mah susah nyari cowok yang begituan. Malah selalu dapetnya yang naudzubillah kelakuannya.

WhatsApp group

Wanda Amira: P

Athalia Verissa: ?

Apalagi Wan?

Wanda Amira: Meetup yuk. Udah lama nggak ngumpul:'

Athalia Verissa: Kita berdua kan satu sekolah Wan, udah sering ketemu juga.

Wanda Amira: Gue tau Lia, tapi kan kita nggak satu sekolah sama Devi.

Ukulu kesayangan Devi, yaudah ayuk meetup!

Wanda Amira: Yaudah kalo gitu sabtu kita kumpul dirumah Lia aja, kayak biasanya. Gimana?

Athalia Verissa: Gue sih MM, tapi nggak ada makanan yah!

Gofood aja kali,biasanya juga gitu

Wanda Amira: Yaudah kalo gitu sabtu sore dirumah Lia yah. Bubay ma pren:)

Athalia Verissa: Okey sip:)

Read

Selesai memainkan benda pipih itu, Devi memilih ke ruang makan untuk mengisi perutnya yang sedari tadi sudah meraung-raung minta diisi.

Sesampainya di ruang makan, ia mendapatkan papa, mama dan adiknya yang sudah duduk rapih dimeja makan.

"Devi, sini nak makan bareng." panggil pria berkacamata yang duduk diujung sana

"Iya sayang makan bareng sini, mama ambilin mau?" tanya wanita yang duduk tepat di samping pria berkacamata itu

"Nggak usah ma, Devi ambil sendiri aja." seru Devi sambil duduk dan mengambil makanannya

"Kak, bantuin Ayu ngerjain pr yah bentar?" tanya gadis kecil dengan rambut dikunci dua

"Iya, selesai makan kakak bantuin yah." jawab Devi yang memberikan seyum ke adiknya

Waktu makan selesai juga, ia pun membantu mamanya mencuci piring kotor. Setelah membantu mamanya, Devi menepati janji ke adiknya untuk membantu mengerjakan pr.

Devi sayang sekali kepada Ayu, secara hanya Ayu satu-satunya saudara yang ia miliki. Walaupun usia mereka terbilang cukup jauh. Devi sekarang tepat 17 tahun dan duduk dibangku kelas 11, sedangkan adiknya Ayu masih berumur 11 tahun yang duduk dibangku kelas 5.

Bahagia sekali rasanya punya keluarga kecil yang sangat berarti dikehidupan seorang Devi. Biar hidupnya terbilang sederhana dan tidak bergelimang harta, dia tetap bersyukur karena harta yang paling berharga adalah keluarga.

Udah stop jangan pada nyanyi!
Okeh kita lanjut....

Sekarang waktu menunjukkan pukul 20.35, waktunya kembali ke habitat untuk beristirahat. Dan besok kembali lagi dengan aktivitas yang sangat melelahkan.

🐞🐞🐞

Selamat pagi dunia, selamat menjalankan hari yang akan melelahkan ini semua. Rutinitas kembali seperti biasa, sekolah, belajar, pulang, balik rumah, istirahat, tidur, bangun lagi dan begitu seterusnya.

Lagi dan lagi, Devi hanya mendapati kelas yang masih belum berpenghuni itu. Sudah seminggu ini dia selalu datang lebih awal, padahal biasanya dia datang saat teman-temannya sudah banyak yang datang.

Tak lama dari situ orang-orang sudah pada berdatangan dari habitat sebelumnya. Lima belas menit berlalu, bel masuk pun berbunyi dan dibarengi dengan guru yang selalu on time tidak pernah terlambat sedetik pun.

Bu Megan itu sebutan untuk guru sejarah yang paling killer dan ter-on time menurut mereka, jujur saja sebenarnya itu bukan nama asli guru mereka tapi itu julukan untuk bu Hariati.

Bagaimana tidak Megan itu sebenarnya singkatan dari Meganthropus salah satu jenis manusia purba yang pernah mendiami Kepulauan di Indonesia.

Hari ini sama saja dengan hari-hari biasanya saat bu Megan mengajar di kelas mereka. Selalu dan selalu hanya masuk memberi tugas dengan syarat mereka semua harus paham dengan materi tersebut.

BOSAN. Hanya kata itu yang mampu mengambarkan isi hati seorang Devi. Biarpun ia memiliki otak yang pintar, tetap saja dia juga manusia tidak luput dari rasa malas dan bosan.

"Bu izin ke toilet bentar." pinta Devi yang ragu akan di inzinkan keluar dari kelas

"Mau ngapain memangnya? Baru juga ibu masuk, kamu sudah main izin aja!"

"Yah mau buang air lah bu, masa nyari jawaban di toilet."

"Kamu ini ditanya, malah ngelawak! Yasudah sana, saya beri waktu lima menit. Lewat dari lima menit, saya akan tambahkan tugas untuk kamu!" tegas bu Hariati dengan tatapan sinisnya yang tajam setajam cutter

"Iya bu,"

Devi yang sudah diberi izin oleh bu Megan, langsung bergegas meninggalkan kelas sejauh mungkin yang dia bisa.

Dirasanya sudah jauh dari kelas, dia pun berhenti sejenak untuk menarik nafas dalam sedalam samudera.

"Akhirnya lolos juga dari bu Megan." desis Devi sambil mengelus dadanya

"Coba aja nggak di izinin tadi, keburu mati duduk gue lantaran bosen banget dengan metode pembelajaran bu Meganthropus itu."

"Singgah kantin dulu kali yah, minum bentar habis itu balik deh ke kelas."

"Sambil nenangin hayati juga kali."



•TBC•

Vomentnya jangan lupa✔

DeVianWhere stories live. Discover now