part 8 kebenaran

44 6 3
                                    

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

"Kebenaran memang menyakitkan tetapi harus tetap diungkapkan.karena jika tidak diungkapkan apakah akhirnya akan membuat bahagia?"

"Hanya Wahid dan ayara anak kandungku jangan pernah menambahkan dia dikehidupanku! saat dia pertama kali datang dirumah ini saat itu pula aku sudah merasakan jika dia akan membawa bencana dikeluarga kita,terbukti karena dia anak kita harus pergi selama-lamanya hiks"Ara tertegun saat melihat Anthony menangis,jujur baru kali ini ia melihat sifat rapuh ayahnya

"Sakit Lin hiks sakit hati aku saat anak kandungku meregang nyawa di depan mataku,dan itu semua karena dia!!"ucap Anthony sambil menunjuk Ara,Ara yang mendengar ucapan Anthony merasa hatinya ditusuk ribuan pisau tak kasat mata

"Aku iri pa,aku iri sama ayara dan bang Wahid hiks mereka bisa mendapatkan kasih sayang papa,sedangkan aku hiks jangankan untuk memeluk papa bicara sama papa aja papa gak pernah mau hiks"ucap Ara mengeluarkan semua isi hatinya yang sudah lama terpendam

"Aku pingin banget disayang papa,diperhatiin,dan aku juga pingin dipeluk papa hiks tapi apa? Selama 16 tahun aku hidup aku gak pernah dapet itu dari papa.terkadang aku iri melihat teman ku yang selalu hiks dijemput ayahnya hiks kalo weekend selalu jalan sama ayahnya,terkadang kalo ada masalah pun mereka curhat kepada ayahnya,aku pingin diposisi mereka tapi kenapa aku gak bisa diposisi mereka kenapa pa? Jawab pa? Hiks"

"Karena kamu bukan anak kandung kami itulah kenapa saya tidak bisa memberi rasa sayang saya kepada kamu"

Deg

Seketika Ara terdiam saat mendengar perkataan Anthony bibirnya seakan kelu walau hanya untuk mengeluarkan satu kata pun

"Nggak pa jangan bilang gitu papa boleh benci aku tapi jangan bilang gitu pa"ucap Ara sambil menggeleng berkali-kali dan terduduk karena lututnya yang terasa lemas

Melihat sikap rapuhnya ara membuat semua orang disana tertegun tak terkecuali Anthony, mereka biasa melihat Ara yang kuat walau di maki dan dipukul tapi sekarang Ara tengah menunjukkan sisi rapuhnya

Wahid yang melihat Ara terduduk pun langsung mendekat kearah adiknya dan membawa Ara kedalam pelukannya

"Bang...papa bohong kan sama Ara?"tanya Ara sambil mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Wahid yang telah dibanjiri air mata

"Ara anak kandung papa dan mama kan bang?"tanya Ara lagi namun Wahid tak mampu menjawab pertanyaan adiknya tersebut

"JAWAB BANG!!!!"teriak Ara sambil mencengkram kerah kemeja Wahid namun sang empu malah mempererat pelukannya kepada sang adik

Ara memberontak dan melepaskan pelukan Wahid

"Ara anak kandung kalian kan ma?"tanya Ara sambil duduk didepan mamanya yang tengah duduk di kursi roda

"Iya ara anak mama"ucap Marlinda membuat senyum Ara merekah

"Kalian denger sendiri kan kalo Ara anak papa dan mama"ucap Ara dengan bangga

"Iya kamu memang anak kami tapi hanya anak pungut bukan anak kandung,orang tua kamu meninggal setelah mengalami kecelakaan dan mereka menitipkan kamu kepada istri saya"sarkas Anthony walupun di relung hatinya yang paling dalam ia tidak tega untuk mengatakan yang sejujurnya tapi ia masih tetap harus mengatakan yang sejujurnya karena ini adalah waktu yang tepat

Ara yang mendengar penuturan papanya pun menolehkan kepalanya kepada sang mama

Dari sorot matanya pun Marlinda tau jika Ara meminta penjelasan

Biarlah Takdir Yang MenentukanWhere stories live. Discover now