"Bilang apa lo barusan?" Salah satu alisnya naik.

Aku hanya bisa nyengir kuda. "Hehe, ng-nggak kok, ga bilang apa apa."

"Gue bilangin mama loh ya?!" Ancamnya. Hadeh, kakak macam apa ini? Yang masih mengadukan permasalahan kecil ke mama? Kalian bisa nebak, siapa yang kekanak-kanakan.

"Eh eh, apaan sih? Main adu aduan." Cegah ku. Bisa bisa, aku yang diomelin mama jika Kak Revan benar benar mengadu.

"Bilang apa coba barusan?" Tanyanya lagi. Aku memutar keras otakku. Berusaha mencari alasan yang masuk akal.

"Em..." Aku masih bergumam.

"Gue bilangnya, Kak Revan ganteng banget." Sungguh. Rasanya saat ini aku ingin muntah. Tidak tahan mengatakan hoax yang satu ini. Lelaki dihadapan ku ini mengulas senyumnya. Aura wajahnya seketika berubah. Seolah senang karena mendapat giveaway.

"Coba bilang lagi..." Ujarnya menyuruhku mengatakannya sekali lagi. Ahh, syukurlah jika aku tidak muntah barusan. Jika harus mengatakannya, aku mungkin akan memuntahkan seluruh isi perutku, usus dan lambungku juga sekalian.

"Duh, gue bisa bisa telat, ini udah jam enam lewat." Aku berusaha merayunya. Sambil mendorong tubuhnya. Juga mengeluarkan jurus rengekanku.

"Ahelah, ga peduli gue mah. Ayo bilang." Dasar kepala batu!!! Kampret banget aku punya kakak macam Kak Revan. Alih alih tampan dan idaman wanita di kampusnya, dia memiliki sisi yang sangat menyebalkan.

Ok! Aku menyerahhh!!!

"Kak Revan ganteng banget sih, mirip banget sama Park Chanyeol." Ujarku sambil membuat mataku seolah berbinar binar. Ih, yakali Park Chanyeol mirip Kak Revan. Emang Park Chanyeol jatuh ke selokan?

Akhirnya ia menyingkirkan tangannya dari pintu yang sempat menghadang ku. Aku lewat sambil melengos. Benar benar!

***

Murid murid sudah banyak yang datang dan berlalu lalang di sekolah. Waktu-waktu ku saat datang ke sekolah selalu dramatis. Terkadang jam 06.55, kadang juga jam 06.59. Jika aku telat sedikit saja, sudah pasti akan bolak balik ruang BK.

Aku meletakkan tasku di bangku. Di pojokan kelas, sudah ada beberapa murid laki laki berkerumun. Pasti nge-game!. Pikirku. Karena tidak mungkin, bahkan sangat sangat mustahil, jika mereka berkerumun untuk membahas materi pelajaran.

"Acha!!!" Seseorang memanggilku di dekat pintu. Aku menoleh.

Keyla. Dia teman sebangku ku. Tingginya semampai denganku. Rambutnya lurus dan sedikit pirang. Kulit kuning langsat, dan mata coklat yang besar.

Ia melambaikan tangan, menyuruhku menghampirinya.

"Kenapa Key?" Tanyaku.

"Lo barusan dicari tuh, sama ketum."

"Ketum OSIS?" Tanyaku yang dibalas anggukan kecil Keyla.

"Kak Andra?" Tanyaku sekali lagi meyakinkan.

"Iya atuh, maunya siapa lagi neng?" Tanyanya sok sok-an pake logat daerahnya.

***

Kringg!!! Bel istirahat berbunyi. Aku segera pergi menuju ruang OSIS. Apalagi tadi, Keyla bilang kalau Kak Andra mencariku. Koridor sekolah langsung dipadati murid murid yang beristirahat. Tuk! Sebuah pesawat terbang kertas mendarat di dahiku.

"Aduh!" Aku mengambil pesawat kertas yang jatuh didekatku. Plis, ini SMA, bukan TK. Entah siapa yang masih bermain main dengan pesawat kertas. Tidak mungkin kan, ada anak TK disekitar sini. Kulihat seseorang menghampiriku. Sepertinya murid XI IPS dan kelihatannya juga, dia pemilik sah pesawat yang mendarat di jidatku barusan.

"Eh, sorry. Gue ga tau kalo pesawat gue nabrak Mount Everest." Ujarnya.

Padahal tadinya aku ingin mengabaikannya. Tapi karena dia menyebut dahiku sebagai Mount Everest, tidak bisa ku diamkan lagi. Anjir! Mana ada dahiku sebesar Mount Everest?!

"Hah?!"

"Selow dong. Eh, bukan Mount Everest, kebagusan. Bukit deket rumah gua aja. Lebih mirip."

Whoa! Aku hanya bisa ternganga melihatnya terus terusan meledekku. Memangnya kita saling kenal? Melihatnya saja baru pertama kali ini untukku. Tapi dia sudah seenaknya saja.

"Lo kalo cuma mau ngomong hal ga jelas, mending minggir, gih. Gue gaada waktu ngurusin kebacotan Lo yang ga guna!" Aku bergegas pergi tapi orang ini menahanku.

"Eh, Acha!" Panggilan itu membuatku melirik ke arahnya.

"ACHA ACHA NEHI NEHI, ACHA ACHA NEHI NEHI."

KAMPRETTTTT!!!

-
-
-
-
-
-

Yuhuu!!! Next chapter yaww!!!
Jangan lupa vote + comment nya!!!

DevandraWhere stories live. Discover now