001| • | Desa Rinjani

13.5K 766 21
                                    

Karya kedua aing.... Judulnya pasti pada ngira kayak pasukan-nya si Alpha teh jodohna salah atuh.. Intinya Warrior yang gue tulis itu maksudnya Pendekar.

                   Happy Reading!
                   ***************

PAGI ini aku sangat bersemangat, sebab aku akan pergi ke desa Rinjani, tempat yang menjadi lahirnya aku dan saudara kembarku.

Tempat itu adalah tempat kita menuntut ilmu silat dan kanuragan serta agama yang diajarkan oleh Ki Joko, guru silat sekaligus pemilik padepokan Merapi.

Beliau adalah orang yang disegani dan dihormati oleh para warga. Ki Joko memiliki tiga anak  dua laki laki dan satu perempuan, anak mereka bernama Dzaki  Dzaka dan Anjani.

"Heh Cha udah sampe nih jangan bengong bae ati - ati kesambet masalahnya gue ngak bisa nanganin !"ujar Gavin - kakakku, menyadarkan ku dari lamunan.

Aku mengangguk semangat "Yok bang turun tuh liat ada Jani! "ajak ku. Kak Gavin menatapku malas "Cha, Cha bantuin gue dulu lah berat nih barang pasti bawanya!" pinta Kak Gavin seraya memandang kearah belakang.

Aku berdecak "Bang Gapin! Pan bisa lah minta Mas Dzaki sama Mas Dzaka! "ujar ku kesal.

"Ya elah muka lo santuy aja kali jangan ngegas kek gitu! "setelah mengatakan itu kak Gavin keluar dari mobil menghampiri Dzaki dan Dzaka.

Aku mengikutinya dan langsung disambut pelukan hangat dari Anjani sahabat karipku "Chacha, Jani kangen! "rengek Anjani.

"Jan abis makan siang nanti kita pergi kehutan yuk kangen gue udah lama ngak kesana."ajak ku.

Anjani mengangguk semangat.

"Sekarang juga bisa kok Cha, buk, pak mas, Jani sama Acha pergi kehutan yah. "pamit Anjani.

Nyai Ajeng mencubit lenganku dan lengan Anjani, lumayan keras dan sakit "Aww.. Sakit Nyai ck Acha kan cuma pengen main kesana."ringisku pelan.

"Iya Buk masa mas Dzaka kemaren. boleh tadi pagi mas Dzaki boleh kenapa Jani ngak, boleh toh perginya juga sama Acha ,kan dia bisa silat ilmu kanuragan nya juga tinggi."ujar Anjani, dia tak sadar apa tengah membanggakan ku.

Nyai Ajeng berkacak pinggang "Jani,  Acha jangan coba coba kesana pamali, anak gadis kesana! "larang Nyai Ajeng lagi.

"Uwis buk uwis! "lerai Ki Joko "Jani Acha bener kata ibukmu jangan kamu coba coba kesana ngerti! "lanjut Ki Joko yang membuat kedua sudut bibirku yang tadinya mengembang menjadi mengendur.

Dengan lemas aku dan Anjani mengangguk

"Iya Nyai."

  " Iya buk."

Aku dan Anjani masuk kekamar lamaku ralat kamar Anjani. Kami bercerita tentang hal yang ku lewati selama dikota dan hal yang dia lewati.

Meninggalkan para laki laki bercanda tawa dan Nyai Ajeng yang tengah memasak.

"Jani!  " panggilku pelan sepelan mungkin, Anjani menengok lalu menatapku heran "Apa Cha kamu masih kepingin ke hutan itu? "tebak Anjani.

Aku mengangguk kikuk "Iya Jan gue pengen banget kesana. "ungkapku, Anjani tiba tiba mendekatkan mulutnya kearah kupingku.

"Kita kesana nanti malam Cha tenang saja nanti kita menyelinap keluar tengah malam tunggu Mas Dzaka pergi patroli dan yang lainya tidur sekalian ajak masmu. "bisik Anjani.

Aku mengernyit kan dahiku "Lho ngapain ngajak ngajak Kak Gavin? "tanyaku heran. Samar samar kulihat kedua pipi Anjani memerah "lo suka sama kak Gavin? "tebak ku.

Anjani mengangguk malu "Jadi ndak? "tanya nya mengalihkan topik,

Aku mengangguk "Jadi Jan mending kita tidur nanti tengah malam gue bangun nih. "jawabku.

Kami berdua tertidur, mengisi energi untuk nanti malam menyusuri hutan, hutan larangan lebih tepatnya

                          *********

Sepanjang perjalanan kak Gavin terus saja mengajak ku kembali kerumah Ki Joko dan Nyai Ajeng tapi ku tolak.

Enak saja! Aku sudah menunggu lama hanya untuk masuk lagi kehutan yang menyimpan kenangan, kenangan masa kecil ku.

"Cha pulang aja yuk emang ngak takut apa ketemu hewan buas? "tanya Gavin menakuti ku dan Anjani.

"Ya elah bang takutan amat lo sama begituan doang mana nih mantan Jagoan nya SMA Angkasa? "tanyaku, mempertanyai harga diri seorang Gavin.

"Beda Cha kalo anak orang tuh kudu berani kalo ma hewan ngak boleh nanti kalo tuh hewan langka begimana? "jawab Gavin.

"Udah udah berisik tuh dua langkah lagi kita sampai dihutannya! "ujar Anjani melerai.

Aku dan Gavin diam sebagai jawaban nya kita tertegun dengan hutan ini begitu bersih dari sampah.

Percikan air terdengar benar kata Anjani tadi bahwa ada curug atau air terjun yang berada dihutan larangan ini.

Kami memberanikan diri untuk memasuki hutan ini dengan modal nekat dan senter yang kami bawa tentu nya.

"Cha! Perasaan gue ngak enak nih Jan ada hewan buas ngak sih, Cha jurus pukulan tanpa bayangan gue dah siap nih lo udah belom? "tanya Gavin beruntun.

"Mungkin mas, Jani mana tau."jawab Anjani dia berada dibelakang Gavin .

"Udah nih Vin dah yang paling bener dah kuda kuda gue."balasku seraya memperlihatkan aku yang sudah berposisi kuda kuda.

Grrrrrr.....

Terdengar suara geraman yang kuyakin itu adalah suara geraman mirip dengan suara geraman Harimau.

Aku memandang Gavin was was "Bang! Kita pergi aja yah gue masih sayang nyawa nih! "ajak ku.

"Anjani mending lo pergi aja deh bilang sama Ki Joko atau sama Mas Dzaka. "suruh Gavin, kulihat Anjani mengangguk.

Grrrrrr.....

Suara itu terdengar lagi begitu jelas.

"Cha! Kayaknya nih bukan harimau biasa deh jadi kita harus hati hati."ujar Gavin antara menebak dengan memperingati.

"Siap bang nih Acha udah ngumpulin kanuragan santuy aja."ucap ku.

Grrrrrrrrr.......

"Cha posisi kita kayak gini aja okey. "pinta Gavin, posisi kami sekarang tengah saling membelakangi dan itu bagus bagi musuh yang tengah bersembunyi.

"Bang kalo misalnya beneran siluman mending kita pake jurus Trenggiling aja deh buat kabur. "usul ku.

"Iya deh gue nurut kata lo btw nih kalo harimau beneran kita hajar aja."ucap Gavin.

Grrrrrr.....

Anjani dan Ki Joko belum terlihat malah seekor harimau putih yang berjalan ada dua! kedua harimau itu memutari aku dan Gavin.

"Cha kalo misalnya lo doang yang selamet lo bilangin yah sama Jani kalo gue cinta ma dia! "ujar Gavin.

Aku spontan memukul tangan nya "Ngak usah aneh aneh lo bang kita kalo mati ya bareng lah kalo selamet pun kudu bareng. "tegas ku.

Tiba tiba salah satu harimau putih itu berdiri terdenga bunyi retakan tulang, harimau itu berubah menjadi lelaki tampan berpakaian adat sunda.

Disusul dengan harimau lain nya harimau itu berubah menjadi gadis cantik berpakaian sama dengan lelaki harimau tadi.

"Cha mereka siluman! cepet pake tuh jurus btw gue nebeng."

aku hendak menyentuh tanah namun itu terhadang sebuah tangan bergelang rajut "Kamu akan menjadi permaisuri saya jadi jangan harap bisa lolos! "

To Be Continued

Byeeee....

Eaaakkk kira kira Anjani dan Ki Joko bisa tidak datang menyelamatkan Gavina alias Acha sama Gavin.

28-4-2020

My Naughty Mate ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang