"Hah?" ucap Rahel dan Valdo barengan.

"Gue? Pacaran sama dia? Najis! Gak Sudi gue!" maki Rahel dengan menunjuk kearah Valdo.

"Gue juga ogah anjir pacaran sama lo!" timpal Valdo.

"Oh gitu, syukurlah," jawab Letta lega.

"Emang kenapa lo nanya kayak gitu?" tanya Rahel.

"Gak apa-apa," jawab Letta singkat.

"Jawabnya cewek banget," cemooh Valdo.

"Apa? Hah? Gak seneng?!" teriak Lettaa, membuat mereka menjadi sorotan mata murid lainnya.

Valdo menggaruk leher belakang, walaupun tidak merasa gatal. Dengan menjawab, "Hehehe enggak, seneng kok."

Mendengar jawaban dari Valdo, Letta langsung menjadi malu.

Posisi mereka sekarang, Rahel dikanan, Letta dikiri, sedangkan Valdo berada didepan Rahel dengan berjalan mundur.

Setelah sampai dikantin mereka langsung pergi ke stan yang mereka mau, Rahel dan Valdo pergi ke stan yang sama, sedangkan Letta pergi ke stan lain.

Rahel dan Valdo memesan makanan dan minuman yang sama, yaitu nasi goreng dan es teh. Kemudian mereka berdua mencari tempat duduk yang pas.

"Ish lo Kenapa sih pesan makanan dan minuman samaan kayak gue? Kan ada yang lain!" protes Rahel tak terima.

"Lah bukannya lo yang ikutin gue?" protes Valdo tak terima.

"Bodo amat, serah gue. Yang penting gue makan."

"Sama gue juga, yang penting gue makan."

"Nah kan ngikutin lagi!"

"Bodo amat."

"Diem lo!"

Valdo langsung diam, dia tidak berniat untuk berdebat dengan Rahel. Setelah berdebat kecil tadi, mereka berdua mencari tempat duduk yang nyaman.

Oh ya, jangan lupa dengan Mella. Dia memesan soto dan es susu coklat, Mella Menghampiri Rahel dan Valdo yang sudah duduk.

Melihat kedekatan mereka berdua, Mella merasa kesal, dan dengan sengaja Mella menjatuhkan makanan dan minumannya ke Rahel.

Byur..prankk..

"Eh sorry-sorry Ra, gue gak sengaja, tadi lantainya licin." Alibi Mella yang sulit diterima oleh Rahel, karena jelas-jelas dia lewat yang dilewati oleh Mella, namun tak licin sekalipun.

"Eh iya, gak apa-apa kok."

Rahel tersenyum getir, meratapi bajunya yang terkena soto dan es susu coklat, dia tidak punya baju putih lagi selain ini.

Mau minta ke orang tuanya, tetapi Rahel malu, bukan berarti Rahel termasuk orang tidak mampu, tapi takut merepotin mereka.

"Eh kalau jalan tuh hati-hati dong! Akibat ulah lo, baju Rahel jadi kotor tuh," geram Valdo.

Letta menunduk dengan berkata, "Maafin gue, gue gak sengaja."

Letta langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ra lo gak apa-apa kan?" tanya Valdo yang sedang membantu membersihkan.

"Iya, gue gak apa-apa," jawab Rahel santai.

"Lo kok bisa sesantai ini sih Ra? Padahal baju lo kena soto."

"terus gue harus gimana? Harus marah gitu? Apakah dengan gue marah, baju gue bisa bersih?!"

"Lah kok ngamok?"

"Gue gak ngamok Val! Gue cuma gedek ae, gue gak bawa baju ganti, terus juga gue gak punya baju putih lagi, terus gue besok pakai apaan?! Nih kuah soto pasti susah buat ilangin nodanya" gerutu Rahel.

Valdo hanya mendengarkan ocehan Rahel, tanpa ada niatan untuk membalasnya.

Valdo melepaskan jaket yang ia kenakan, ntah sejak kapan Valdo memakai jaket. Kemudian dia memasangkan ke Rahel.

"Eh apa nih?"

"Uda pakai aja."

Rahel pun menerimanya, "Terimakasih ya Val."

Valdo menganggukkan kepalanya. Mereka berdua melanjutkan makannya.

...

Bel pulang berbunyi.

"Ra ayo ikut gue beli baju," ajak Valdo.

"Iya."

Rahel terkejut ketika Valdo menarik tangannya.

Seseorang yang melihat kejadian itu merasa iri. "Cih! andai gue yang ada diposisi itu, awas aja gue bakal dapetin Valdo dengan cara apapun!"

"Val emang lo mau beli baju apa?" tanya Rahel.

"Seragam putih," jawab Valdo singkat, padat, dan jelas.

"Bu ada seragam putih gak?" tanya Valdo ke penjual toko.

"Oh ada ini, mau ukuran berapa?"

"Bentar Bu saya pilih dulu."

Valdo menggambil seragam putih, kemudian ia menempelkan ke badan Rahel.

Rahel mengerutkan keningnya.

"Nah bagus. Bu, saya yang ambil ini. Tolong di bungkus."

Valdo menerima bungkusan itu, dan menyerahkan uang 100 ribu.

"Aduh nak, uangnya gak ada kembaliannya, gak ada uang pas?"

"Maaf Bu, gak ada. Kembaliannya bisa buat Ibu saja."

"Gak apa-apa nih nak?"

"Iya Bu, ya udah Bu, saya pergi dulu."

"Iya nak, terimakasih."

Mereka berdua pergi menuju parkiran.

"Nih buat lo," ucap Valdo memberikan seragam itu.

"Hah? Buat gue?"

"Iya, katanya lo gak punya baju putih lagi, ya udah gue beliin. Udah terima ae, gue gak terima penolakan!"

TBC...

🌈🌈🌈

Segini dulu, maaf kalau makin kesini makin random 🙃

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

1 Detak 2 Detik Where stories live. Discover now