"Kok kamu masih belum tidur?" tanyaku seraya membuka lemari. Aira masih duduk di ranjang dengan wajah ditekuk.

"Kamu tega sama aku?"

"Habis kamunya sih, minta yang aneh-aneh,"

"Aku cuma minta mie kepiting lho, bukan lobster ataupun gurita.." balasnya dengan memelas.

"Tetap nggak," tegas ku.

"Aku ngidam lho, Bang. Kamu mau kalau nanti anak kita ileran?"

Aku tertawa geli mendengarnya. "Kita udah hidup di era digital, kamu masih percaya sama mitos begituan?"

Sesudah siap memakai pakaianku, ku dekati Aira. "Kamu tidur ya, aku beneran capek banget hari ini. Besok-besok deh aku beliin,"

Aira masih dengan ekspresi sebelumnya. Masih marah.

"Tadi aku habis kejar-kejaran sama setan. Dia ngikutin aku sampe gapura komplek. Kalau aku keluar, nanti dia malah..."

Aira menghela nafas panjang. "Jangan dilanjutkan, oke aku tidur."

Aira mulai berbaring lalu menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Setan itu berasal dari santri yang baru balik ke pesantren lho... Keluarga santri dari pelosok negeri bawa-bawa setan ke ponpes, tapi nggak dibawa pulang, malah Abang yang dikejar.." ceritaku antusias.

"Diam!! jangan dilanjutkan.. kamu bikin aku merinding!!" teriak Aira dibalik selimut.

Dalam hati aku tertawa penuh kemenangan karena ngidam versi pertama sukses dibatalkan.

Aku heran dengan suami-suami diluar sana yang takut istri, bahkan menuruti apapun kemauan dan permintaan istrinya. Padahal bisa jadi jika itu bukan kemauan bayinya, melainkan kemauan ibunya. Seandainya aku tidak lelah hari ini, mungkin aku bisa menuruti keinginannya.

Akhirnya kami mulai tenggelam dalam mimpi.

_____

Pagi ini sebelum berangkat kerja, Aira mengingatkanku untuk meluangkan waktu nanti malam. Ia ingin menonton film dari laptopku. Padahal kan dia bisa nonton sendiri film tersebut tanpaku, kadang kemauan seorang perempuan itu aneh-aneh.

"Iya, nanti aku usahakan. Tapi kayaknya nggak bisa deh.."

Malam nanti aku ada tugas piket. Aku harus mengontrol santri agar tidak berkeliaran dan melewatkan setoran. Apalagi santri-santri baru, mereka masih belum begitu paham dengan peraturan. Banyak sekali dari mereka melanggar peraturan. Ketika di tahkim, malah beralasan tidak tahu atau lupa dengan peraturan. Ada-ada saja..

"Please.. aku pengen banget nonton filmnya. Dulu nontonnya cuma satu jam doang,"

Film The Message atau dikenal dengan Ar-Risalah, merupakan film yang menceritakan tentang perjuangan nabi Muhammad dan para sahabat. Aku sudah pernah menontonnya berkali-kali ketika dulu di pesantren, jadi aku tidak terlalu antusias lagi.

"Aku nggak mungkin lari dari tanggungjawab. Kalau dulu gampang, aku bisa minta tolong sama akhy Alif. Sekarang kan udah gak ada lagi Alif, dia udah balik ke Turki,"

Alif tidak main-main. Ia benar-benar menyukai gadis Turki sampai rela mencari pekerjaan di sana. Apapun pekerjaannya, yang penting halal dan bisa membuatnya segera menikahi gadis yang disukainya.

"Nanti aku usahakan. Setelah shalat isya aku harus arahkan mereka dulu, baru setelah itu aku bisa pulang sekitar jam sepuluh gitu. Boleh kan?"

Aira tidak menjawab. Ia memilih ke belakang untuk menjemur pakaian yang baru saja dicucinya. Aku pun mengikutinya.

Manajemen Rumah Tangga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang