fourteen

4.1K 578 8
                                    


.
.
.
.
Winwin menuntun Renjun sambil membawa beberapa tas besar , keluar pagar rumah lalu menutup dan menguncinya . Memberi isyarat pada Renjun agar masuk ke dalam taxi yang sudah dari tadi menunggu .

Setelah memastikan Winwin dan Renjun duduk dengan nyaman , pengemudi pun menjalankan taxi nya. Berjalan pelan melewati rumah Jeno yang di depannya terparkir beberapa mobil tamu undangan .

Renjun menoleh memandang ke arah rumah Jeno , mungkin itu untuk terakhir kalinya . Dia sedih .
Winwin menggenggam erat tangan Renjun , mencoba menguatkan hati putranya itu .

================================

Jeno berdiri di depan cermin , memandang pantulan dirinya dengan setelan jas warna hitam . Nampak begitu gagah .

"Mengapa lama sekali , mana dasimu ?"

Ibu Jeno mulai mengomel , lalu mencari dasi Jeno dan segera memakaikannya pada Jeno .

"Tadi ibu Renjun datang untuk  berpamitan ...mereka akan pulang ke China , apa Renjun sudah berpamitan dengan mu !?"

Pertanyaan yang tak dapat Jeno jawab . Dia hanya sedikit menggeleng .

"Ya sudah , cepat bersiap -siap !"

Sepeninggal ibunya , Jeno duduk terdiam di ranjangnya . Rasa sakit di hatinya semakin menjadi . Renjun telah pergi .

Jeno lalu memandang lukisan Renjun yang terpampang di dinding kamarnya . Mengapa dia merasa begitu kehilangan . Amat sangat kehilangan .

"Jeno , keluarlah temui paman dan bibi mu !"

Ibunya lagi . Akhirnya Jeno keluar kamar dan menuju ke ruang tamu. Di sana seluruh kerabat dari ayah dan juga ibunya sudah datang , mereka memuji ketampanan visual dua saudara kakak beradik itu , Mark dan Jeno .

Setelah menemui dan menyapa para tamu , Jeno berdiri mematung , memandang lurus menerawang keluar jendela , melihat rumah di depan sana yang kini kosong tak berpenghuni . Jeno melamun , memutar ulang ingatannya bersama Renjun .Mungkin Benar ucapan Winwin , lebih baik jika sejak awal Renjun tak mengenalnya .

"Ayo , kita harus segera berangkat , jangan sampai keluarga mereka menunggu ...!"

Taeyong , ibunya menepuk pundak Jeno , membuyarkan lamunannya .
Jeno menghela nafas panjang . Dengan lirih dia memanggil nama seseorang ...

"Renjunie ...."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Time Has Passed || Noren✔Where stories live. Discover now