six

4.1K 616 50
                                    

.
.
.
.

Jeno berlari -lari kecil hendak mengunjungi rumah Renjun. Membungkuk dan memberi salam pada  ibu Renjun.
Jeno dengan sabar menunggu Renjun menghabiskan makan paginya. Ibu Renjun, Winwin ,mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat Renjun ditinggal pergi bekerja, bahkan Jeno sudah hafal apa saja yang Winwin persiapkan.

Setelah ibu Renjun pergi bekerja , seperti biasa Jeno bermain dengan Renjun di dalam rumah. Bosan pun menghampiri . Jeno pun mengajak Renjun pergi ke luar rumah .Ini belum terlalu siang tapi matahari sudah terasa panas.

Jeno berencana membelikan Renjun es krim , ada cukup uang dikantongnya.Mereka berjalan bersama, beriringan.
Jeno menggandeng tangan Renjun, kawatir jika Renjun terpisah darinya.

Sesampainya di kedai es  krim , Jeno pun memilih rasa es krim yang Renjun inginkan. Rupanya Renjun suka dengan rasa strawberry , itu dia isyaratkan dengan menunjuk warna es krim. Jeno tersenyum, sedikit demi sedikit dia tahu bahasa isyarat Renjun.

Setelah es krim yang diinginkan berada ditangan , Jeno mengajak Renjun pulang. Di tengah perjalanan, mereka berdua berhenti dan bermain ayunan di taman. Menikmati es krim bersama saat panas mulai menyengat.

Hal yang tak terduga, tiga teman berandal Jeno datang menghampiri. Memasang wajah sinis dan mulai mengganggu.

"Hahahahaa...lihat , siapa dia !?"

Jeno merasa tidak suka dengan kehadiran mereka.

"Pantas saja nilaimu jelek, kau bermain dengan orang bodoh seperti dia ...!"

"Yang satu bodoh,....yang satunya lagi dungu, tidak waras bahkan dia bisu ...!"

"DIAM KAU ....!!!"

Jeno merasa sangat marah.

"Kau jangan dekat -dekat dengannya, nanti kau ketularan bodoh, lihat saja muka bodohnya , pasti dia tidak bisa menyeka ingusnya sendiri..."

Dengan segala kemarahannya , Jeno mendorong teman -teman berandal yang telah menghinanya itu. Dia tidak peduli lagi dengan es krim yang telah terjatuh di tanah. Memang nilainya selalu jelek dan dia tidak suka di ejek bahkan dikatai bodoh.

Jeno memukulnya, dan mereka pun membalas dengan mengeroyok Jeno. Tendangan dan pukulan menghujami tubuh Jeno.

"Ayo terus hajar dia ...!!!"

Melihat itu Renjun mencoba menolong, dia ingin melerai Jeno dari mereka . Tapi anak -anak berandal itu tak membiarkannya, bahkan salah satunya menarik paksa baju Renjun. Renjun melawan.

Renjun mengigit kuat tangan anak tersebut karena begitu marahnya. Karena kesakitan, anak tersebut memukul -mukul Renjun bahkan menarik jambak rambut Renjun.

Perkelahian tak berlangsung lama karena seseorang dewasa menginterupsi mereka , dia adalah ayah Jeno , Jung Jaehyun. Membuat anak -anak berandal itu lari kabur ketakutan.

Ayah Jeno, Jaehyun ,menatap Jeno dengan kesal, dia tak menyangka Jeno ,anaknya telah terlibat dalam perkelahian. Padahal beberapa hari kemarin Jaehyun sudah memarahinya , mungkin nanti Jeno akan dimarahi lagi.

Jaehyun menghampiri Renjun yang menangis terisak, ada luka memar dan tergores di pelipisnya. Kemudian dia menggendong Renjun membawa ke dalam mobil yang terparkir tak jauh dari sana. Jeno mengikuti ,ada sedikit rasa iri di hatinya.

================================

"Maafkan anak kami ...!"

Pemandangan yang baru pertama kali Jeno lihat , ayah dan ibunya membungkuk memintakan maaf untuk nya pada Winwin, ibu Renjun.
Taeyong memberi isyarat agar Jeno juga ikut membungkuk meminta maaf.

Ah...apakah ini murni kesalahan Jeno. Bukan , dia hanya ingin membela diri , tetapi tetap saja dia yang akan disalahkan oleh sang ayah. Hari yang buruk baginya.

"Tidak apa -apa,..... justru aku yang seharusnya minta maaf karena telah banyak merepotkan ."

"Ah... tidak !"

"Terima kasih banyak karena telah menjaga Renjun ."

"Kalo begitu kami permisi dulu ..."

Sepeninggal keluarga Jung , Winwin berdiri mematung di depan pintu utama rumahnya. Sepertinya dia telah banyak melewatkan kejadian yang dialami Renjun putra semata wayangnya itu. Winwin menghela napas panjang , menutup pintu dan menuju ke kamar dimana Renjun tengah tidur terlelap setelah minum obat tadi.

Ada banyak pertanyaan yang berputar di pikirannya . Apakah dia harus menitipkan Renjun lagi ke tempat penitipan anak ?
Haruskah dia berhenti bekerja ? tapi bagaimana Winwin memenuhi kebutuhan sehari -hari jika tak bekerja ?
Bingung , itu yang Winwin rasakan, dia membelai lembut rambut putranya itu .
Winwin sangat menyayangi Renjun, karena di dunia ini hanya Renjun lah yang dia miliki.



 Winwin sangat menyayangi Renjun, karena di dunia ini hanya Renjun lah yang dia miliki

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Time Has Passed || Noren✔Where stories live. Discover now