two

7.4K 767 59
                                    

.
.
.
.
.
"Kau menyebalkan .!" seorang anak laki-laki mendorong keras tubuh Jeno.

Jeno hampir terjatuh.

"Kita keroyok saja dia !" anak satunya lagi.

"Dasar berandal !!!" Jeno membalas dengan mendorong juga.

"Berani kau !!!"

"Kalian bisanya main keroyok !"

Salah satu anak seumuran Jeno mulai memukulnya . Jeno tersungkur juga. Kedua anak yang lain menendangi Jeno. Ini adalah perkelahian antar anak kecil, Jeno melawan 3 orang anak yang terkenal berandal di sekolahnya, padahal umur mereka sudah 13 tahun.
Hanya karena kalah bermain game di game center mereka berkelahi.

Jeno pasrah dikeroyok, dia meringkuk, tak dapat membalas karena kalah jumlah, matanya terpejam merasakan sakit ditubuhnya.

"Aaaaaaaaaaa....!!!"

Sebuah teriakan serak menginterupsi perkelahian itu. Jeno membuka matanya. Seorang anak laki-laki bertubuh kurus dengan jaket bulu tebal sedang berusaha melawan anak-anak berandal itu.
Dia bersusah payah melawan , memukul sekenannya , mendorong dengan tubuh mungilnya , bahkan mengayunkan botol minumnya yang bertali panjang itu.

Dia benar-benar berusaha, tak memperdulikan keselamatannya sendiri hingga seseorang dewasa dengan tergesa-gesa berlari ke arahnya , menyelamatkannya , mengusir anak-anak berandal itu, hingga berlari kalang kabut menjauh.

"Kamu tak apa nak !? Ayo kita pulang !"

Yang dewasa memeriksa keadaan anak itu, memastikan tak ada yang terluka lalu menoleh kearah Jeno, hanya memastikan sebentar tapi tak begitu peduli.
Mereka pun pergi meninggalkan Jeno sendirian .Dia tertolong dan dia tak tahu siapa penolongnya itu.
.
.

================================.
.
.
"Segera habiskan makananmu !" Ibu Jeno , Lee Taeyong.

Jeno malas ,dia hanya mengaduk- aduk bubur serealnya ,haruskah dia berangkat ke sekolah hari ini? sangat menyebalkan, jika harus bertemu dengan teman-teman berandal yang kemarin itu.

Kakaknya baru muncul dan segera bergabung di meja makan.

"Markeu , hari ini ayahmu berangkat pagi ,jadi ibu yang akan mengantarmu !"

Sang ibu masih sibuk dengan peralatan masak yang kotor didapur.

"Hnn...!"
.
.
.
================================

Jeno baru keluar rumahnya, terlihat malas untuk berangkat sekolah. Dia menenteng sekantong sampah titipan ibunya untuk di buang ke kotak sampah depan rumahnya. Atensinya teralihkan ...

Seorang anak seumurannya meraung -raung dan melempar -lemparkan benda apapun di dekatnya, sepertinya dia marah , dia menangis , dia berguling -guling di atas lantai teras, tak memperdulikan seseorang dewasa yang mencoba menenangkannya.

Yang dewasa pun memeluknya , mengelusnya dengan kasih sayang. Jeno merasa tidak asing,  mereka yang kemarin menolongnya.

Yang dewasa memandang Jeno yang berdiri mematung di jalan , dia tak suka. Mimik wajahnya seolah  mengatakan pada Jeno 'apa yang kau lihat ? cepatlah pergi !' .

Jeno pun melangkah pergi, dia tak menyangka si penolongnya adalah tetangganya sendiri , tetangga yang dia ketahui begitu tertutup.
.
.
.
================================

Jeno memilih -milih beberapa snack di rak minimarket , terdapat berbagai macam rasa membuatnya bingung.
Mungkin dia harus bertanya kepada ibunya terlebih dahulu.

Dia pun menuju ke showcase , tempat berjajar minuman dingin.
Terlihat seorang anak kurus dengan jaket tebal yang tak asing. Anak itu mengetuk- ketuk kaca showcase dengan telunjuknya serta dahinya. Sepertinya dia menginginkan sesuatu minuman di dalam sana.

Jeno pun menghampiri , mencoba membantu. Jeno menepuk pelan pundaknya. Anak itu kaget, menoleh, dengan ekspresi ketakutan ,dia pun spontan menjauhi Jeno , dia berlari meninggalkan Jeno, kebingungan itulah yang dirasakan Jeno.

Jeno segera menghampiri ibunya yang sepertinya sedang bercakap -cakap dengan seseorang.

"Oh ...ini putra bungsuku , baru 13 tahun, namanya Lee Jeno ."

Ibu Jeno memperkenalkanya dengan seseorang yang tidak asing, tetangga tertutup itu.
Jeno membungkuk ,sedikit tersenyum.
Atensinya teralihkan pada seorang anak laki-laki seumurannya, yang menginginkan sesuatu di showcase tadi, sedang  berdiri terdiam di belakang seseorang yang merupakan ibunya itu. Pandanganya kosong , mencengkeram ujung mantel yang dipakai ibunya , sambil memeluk sebuah boneka kuda nil. Dia bukan anak yang biasa seperti pada umumnya.

"Ini putraku , namanya Renjun."

Ibu Jeno melirik ke arah Renjun.

"Maaf ...dia agak demam ." Penjelasan ibu Renjun yang diketahui bernama Winwin itu.

"Mengapa kau mengajaknya keluar ? Udara sangat dingin akhir-akhir ini .?"

"Jika aku tinggal ,dirumah dia akan sendirian ."

"Oh ... di mana ayahnya ?"

Jeno heran, mengapa ibunya sangat ingin tahu tentang keluarga tetangga tertutup itu .

"Ayahnya berada di Jepang ."

"Oh ...begitu ."

Pembicaraan antar ibu-ibu yang membosankan , membuat Jeno jenggah. Dia mengamati anak bernama Renjun itu , agak berbeda , tapi entahlah . Sepertinya dia asik dengan dunianya sendiri di pikiranya. Jeno ingin berkenalan, Jeno mengulurkan tangannya, tetapi Renjun tidak merespon . Jeno terabaikan olehnya.

"Ah maaf , kami harus segera pulang, Renjun harus segera minum obat ."

Tetangga tertutup itupun berlalu meninggalkan Jeno dan ibunya.
Awal perjumpaan yang penuh dengan keingin tahuan .



Awal perjumpaan yang penuh dengan keingin tahuan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Time Has Passed || Noren✔Where stories live. Discover now