twelve

3.9K 597 22
                                    

.
.
.
.
"Hey ...Jaemin !"

Yang dipanggil tak menanggapi.

"Jaemin , kau bilang ingin membantuku ...!"

"Ya ....!"

Jeno jengah , sejak tadi dia tidak dipedulikan oleh Jaemin . Jaemin bilang akan membantunya mencuci mobil atas suruhan ayahnya. Bukannya membantu, Jaemin malah fokus dengan hpnya .

Jeno pun mengarahkan pompa air yang berada di tangannya ke arah Jaemin. Jaemin terkejut dan marah . Jeno tertawa melihat itu.

"Kau mulai tidak sopan denganku , awas kau , ku adukan nanti pada Kak Mark....!"

"Terserah ... ! Coba saja ..."

Jeno malah mengulangi lagi apa yang dia perbuat pada Jaemin tadi . Jaemin jadi basah kuyup . Jaemin yang kesal pun ingin membalas, dia menyiram Jeno dengan air sabun untuk cuci mobil . Jeno yang tidak terima balik menyemprot Jaemin . Mereka saling membalas hingga akhirnya berebut pompa air tersebut sambil tertawa bersama .

Ah... pemandangan pagi hari di halaman rumah Jeno. Jaemin dan Jeno bagaikan dua anak kecil yang sedang bermain air dengan gembira .

Dan hal itu di saksikan oleh sepasang mata Renjun yang berdiri di depan pagar rumahnya . Ada rasa sakit di hatinya dan itu untuk pertama kalinya, membuatnya sedih dan menitikan air mata . Winwin yang mengetahui itu memeluk dan mengajak Renjun masuk ke dalam rumah . Winwin tahu apa yang dirasakan putra semata wayangnya itu.

================================

Winwin memilih -milih beberapa barang kebutuhan di rak minimarket , di sampingnya berdiri Renjun yang hanya terdiam sambil mengekori ibunya itu.

"Kau mau ini ...!?"

Beberapa kali Winwin bertanya pada Renjun tapi Renjun hanya menggeleng saja . Mood nya sedang tidak baik karena kejadian yang dia saksikan tempo hari . Membuat Winwin menghela nafas panjang.

"Ah ...Winwin , lama tidak berjumpa !"

Itu ibu Jeno , Taeyong , membungkuk memberi salam .

"Ah iya ... maaf , aku terlalu sibuk bekerja ."

Winwin membalas sapaan sambil membungkuk pula.

"Hari ini liburkah ...?"

"Iya ..."

"Ooh ..., oiya , minggu depan aku  akan mengadakan acara pertunangan untuk  putra ku , kalau ada waktu datanglah ..."

Ah ...apa yang Winwin dengar ini, dia melirik Renjun yang hanya diam , wajahnya terlihat semakin sedih.

"A ...iya , akan ku usahakan , maaf kami harus segera pulang , waktunya untuk Renjun minum obat ."

Setelah berpamitan , Winwin menarik tangan Renjun dan berlalu dari tempat itu.

================================

Untuk beberapa hari ini Renjun tak mau keluar dari kamarnya . Yang dia lakukan hanya melukis dan melukis , kadang dia menangis di saat dia sedang melukis , bahkan lukisan yang hampir selesai dia robek begitu saja.

Winwin merasa tak tega melihat itu. Sekarang putranya itu sudah bisa merasa dan mengekspresikan emosinya. Mungkin Renjun kini sudah mengenal apa itu cinta hingga membuat dirinya patah hati seperti ini.

Winwin tahu bagaimana rasanya , dan Winwin menyesalkan seharusnya Renjun tidak mengenal siapapun dan mengenal cinta. Itu akan lebih baik baginya.


 Itu akan lebih baik baginya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Time Has Passed || Noren✔Where stories live. Discover now