-05-

825 172 2
                                    

"Mel, besok kamu ke sekolahnya Junio ya. Ada rapat wali siswa, katanya mau ada study tour."

"Oke, emang acaranya jam berapa?"

"Jam 9, besok Namira biar aku yang jemput."

Amel mengangguk mengerti. Junio study tour itu artinya ada uang tambahan yang harus disiapkan. Tentu saja nominalnya tidak akan sedikit. Amel dan Chandra memang sudah menyiapkan tabungan khusus untuk pendidikan Junio dan Namira, itu juga dimulai dari ayah dan ibunya yang kini mereka serahkan sepenuhnya kepada kedua anak tertuanya.

*****

Pukul sembilan kurang lima belas menit Amel tiba di sekolah Junio yang memang berjarak tidak terlalu jauh dari rumahnya. Cukup sepuluh menit naik sepeda motor sudah sampai. Amel segera menuju aula tempat dimana rapat wali siswa diadakan. Banyak orang tua sudah datang lebih dulu membuat Amel kesusahan untuk mencari tempat duduk yang pas hingga akhirnya ada dua tempat duduk yang masih kosong di sudut aula.

Amel bergegas ke tempat duduk tersebut sebelum didahului oleh orang lain.

"Permisi Mba, boleh saya duduk disamping Mba? Tempat duduknya udah ada yang punya?" lima menit setelah Amel duduk, seorang laki-laki tinggi  yang terlihat seumuran dengannya datang mendekati Amel.

"Ngga kok Mas, duduk aja. Daritadi kosong." jawab Amel dengan senyuman.

"Makasi." balas laki-laki itu lalu segera duduk di kursi tepat disamping gadis itu. "Ngomong-ngomong Mba kesini jadi walinya siapa?" Laki-laki itu mulai berbasa-basi, maklum acara belum resmi dimulai dan rasanya aneh saja tidak mau basa-basi sedikit dengan wali siswa yang lain.

"Saja jadi wali adik saya. Kalau Mas sendiri?"

"Sama saya jadi wali adik saya juga, dia sekarang udah kelas tiga sebentar lagi lulus. Padahal rasanya kemarin masih sd, suka ngerengek minta gendong."

"Adik saya juga begitu, bedanya dia baru kelas dua."

"Nama saya Johan, nama Mba siapa?" tanya laki-laki yang ternyata bernama Johan. Ia dengan senang hati mengulurkan tangan ingin bekernalan dengan wanita yang sejak tadi ia ajak bicara.

"Nama saya Camelia, panggil aja Amel."

"Nama yang bagus Mba."

"Makasi."

Interaksi singkat mereka harus terjeda untuk sementara waktu karena acara sebentar lagi dimulai.

Rapat kali ini membahas rencana kegiatan mereka study tour ke Jogja. Setelah dua jam, akhirnya rapat selesai dan semua wali siswa diperkenankan pulang.

"Mba Amel pulang sama siapa?" tanya Johan setelah acara selesai, basa-basi sedikit sebelum pulang.

"Saya bawa motor sendiri."

"Kalau begitu saya pulang duluan. Dah... Mba Amel."

Amel membalas lambaian tangan Johan. Ia juga ikut pergi meninggalkan aula menuju parkir sepeda motor.

Johan sudah pulang lebih dulu, diperjalanan ia tidak bisa melupakan Amel. Sangat menyesal kenapa tidak sempat menanyakan nomor telepon atau akun media sosial milik perempuan itu.

Johan sudah tertarik dari awal bertemu dengan wanita itu, bukan langsung jatuh cinta seperti apa yang sering ditampilkan di adegan drama televisi. Hanya saja Johan ingin mengenal wanita itu lebih jauh. Fisik dan wajah Amel memang cantik tapi bukan hanya itu yang menarik perhatian Johan. Laki-laki itu bisa melihat kedewasaan di dalam diri wanita itu, jarang sekali ada orang-orang yang seumuran dengannya mau repot-repot datang kesekolah untuk menghadiri rapat wali siswa. Amel sudah mendapat point tersendiri di hati Johan.

Benar kata Karina, Johan sudah terlalu lama menjomblo. Sudah sepatutnya ia mencari teman wanita. Mungkin Amel adalah pilihan yang tepat.

Tbc

Hola.....

Jadi disini Johan belum tau ya kalau cewek yang diceritain Karina itu Amel.

METANOIAWhere stories live. Discover now