Scary Valentine (PART 1)

103 4 0
                                    

Diary of Willam & Mr. Xaviere

William POV

"Liam. Cepat turun, sebentar lagi kita akan buka tokonya."

Aku buru-buru menutup kedua telingaku dengan bantal yang semalam menemaniku tidur. Pria tua itu tidak berhenti-hentinya meneriakiku dari lantai satu rumah ini. Suaranya begitu menggelegar. Sebenarnya pria itu tidak tua amat, rambutnya masih belum putih dan tubuhnya pun belum mengalami penyusutan seperti lansia pada umumnya. Pria itu kira-kira masih berada di usia kepala tiga awal. Terlihat maskulin dan ceria ketika keluar dari kamar. Bagaimana jika berada di kamar atau diatas ranjang? Aku membayangkannya sudah begidik ngeri.

"Liam. Cepatlah turun dan bantu aku beres-beres atau nanti malam akan ku siksa habis-habisan loh." Itulah contohnya, pria itu suka menggunakan kata 'siksa' kalau aku tidak mau menurut dengannya maupun aturan yang ada di rumahnya. Sebelum suara toa pria itu terdengar lagi, aku buru-buru membereskan tempat tidurku dan beranjak menuju kamar mandi segera. Untuk mandi tentunya, sekaligus panggilan alam.

Hari ini adalah valentine, dimana puncak-puncaknya penjualan toko roti milik Yves. Ah, nama pria itu bernama Yves. Nama yang aneh, menurutku. Aku buru-buru mengambil celana traning dan kaos oblong tentunya. tak lupa apron putih bertuliskan nama Liam diujung kanan. Hari ini toko roti Yves akan menjual berbagai macam cake coklat dan coklat dengan bentuk yang unik. Aku menebak pasti akan banyak gerombolan wanita yang datang lebih pagi hanya untuk menunggu bertemu Yves dan memberikan bingkisan kado sebelum tokonya buka.

Suara rebut-ribut sudah terdengar dari lantai dua, menandakan gerombolan wanita itu sudah tiba didepan toko Yves. Setiap tahun selalu saja sama. "Liam cepatlah. Pelanggan kita sudah menunggu diluar." Pria tua itu berteriak kembali. Kupercepat langkah kakiku menuruni tangga. Telingaku terasa sakit setiap kali pria itu meneriakiku, tidak bisa berbicara pelan? Aku pasti melakukannya yang dia minta.

"Bisa enggak jangan teriak-teriak? Telingaku saki."

"Sakit? Yang mana? Perlu saya obati?"

"Tidak perlu." Jika pria itu sampai mengobati telingaku, yang ada bukannya sembuh namun memperparah sakitnya secara dia bukan dokter THT. Satu hal yang menggangguku tentang pria itu, gaya bicaranya sangatlah formal. Namun entah para wanita diluar sana nampak kegirangan melihat Yves berbicara formal padaku. "Aku lap meja," kataku buru-buru ketika sorot mataku menangkap pria itu hendak meneriakkan sesuatu lagi.

"Apa kamu nanti ada kelas?" Pria itu menghentikan menata beberapa kue di etalase.

"Ada, jam 1 siang."

Aku tahu, ada udang dibalik batu. "Bagaimana kalau sebelum kelas kamu berjualan coklat di depan kampus? Atau kamu titipkan coklat-coklat ini pada Bibi Kantin?" Benar tebakanku, pria itu ingin mendobrak penjualannya dikampusku, secara hari ini adalah valentine. Pria itu tidak mungkin melepaskan hari istimewa ini, siapa tahu ada mahasiswa ingusan yang ingin menembak pujaan hatinya di hari ini. Cocok kalau kerja di sales perusahaan, pasti komisinya berjibun.

"Iyaa..iya.. Aku titipkan ke Bibi Kantin nanti. Jangan lupa komisi atau akan kucuri resep rahasia coklatmu," ancamku garang. Bukannya takut, pria itu justru tersenyum dan menurut rumor yang beredar dikalangan pelanggan, senyum Yves sangatlah manis sekali, mampu melelehkan hati para wanita. Pria itu mengangguk setuju akan membagi hasil denganku. Yes, aku bisa beli komik minggu ini. Tanda close sudah berganti open, lonceng yang berada disisi dalam daun pintu berdeting terus-menerus. Pelanggan wanita terus berdatangan padahal ini baru pukul setengah 10 lebih.

Aku lebih dahulu berganti dengan setelan baju kerja yang sudah disediakan Yves sebelumnya. Sebuah notes dan bolpen sudah berada digenggamanku. Waktunya berperang melawan para wanita-wanita itu. Tiba-tiba ada pelanggan pria yang mempunyikan lonceng meja ketika aku tengah menatata etalase kue-kue. Sangat jarang sekali pelanggan pria datang ke tempat ini yang mayoritas kaum hawa ini. Ada apa gerangan?

Diary of MenWhere stories live. Discover now