Chapter 1 : Hari Pertama

1.7K 202 43
                                    

"Mari masuk.." ajak Kongpop, para tetangga sudah ada didepannya dan Arthit, tak mungkin kan diusir pulang. Lagipula kesan pertama itu penting.

"Waah.. rumahnya.. " Rome ingin memuji namun barang-barang mereka masih di box. "Luas dan kosong."

"Tentu saja kosong bodoh! Mereka baru datang, belum sempat merapikan kau sudah bertamu." Kao menyesal terseret-seret urusan remeh begini.

"Lalu, kita minum teh dimana?" Tanya Wayo.

"Ah, begini saja." Kongpop mempunyai ide. "P'Arthit, bagaimana kalau kau temani mereka bersantai di kafe depan sana. Aku akan membereskan barang-barang kita." Kongpop tidak ingin Arthit lelah, bagaimanapun itu bukan tubuh Arthit sendiri lagi.

"Setuju!" Teriak Wayo, kapan lagi dapat traktiran eskirm kan.

"Kalau gitu, aku siap-siap dulu." Rome datang hanya dengan jubah piyama, rasanya tak pantas pakai jubah piyama ke kafe.

"Aku pulang saja." Kata Kao.

"Jangan!!" Cegah Rome dan Wayo berbarengan. "Kau harus ikut pergi.. ini acara ramah tamah tetangga."

"Kong..." bisik Arthit. " Kau yakin meninggalkan aku bersama mereka?"

"Hanya dua jam P'Arthit. Bertahanlah.." balas Kongpop berbisik. "Aku tak ingin kau lelah."

"Menghadapi mereka justru lebih melelahkan Kong." Gerutu Arthit.

"Baiklah, kita akan berkumpul lagi dalam 10 menit." Semua menangguk setuju lalu pergi ke rumah mereka masing-masing untuk berganti baju.

***

Dirumah Rome..

Rome segera bergegas ke kamar mandi, mandi 5 menit lalu menarik baju asal, yang penting kaos dan celana selutut. Tidak terlalu alim dan tidak terlalu vulgar.

Sementara suaminya, Pick tetap tidur tak terganggu.

Rome mengeleng, dia menikahi manusia atau kerbau sih. Tidur melulu.

Dirumah Kao...

"Kok pulangnya cepat?" Tanya Pete, ia tahu istrinya ditarik Rome bertamu ke tetangga baru. Itu hal yang sudah biasa.

"Mau berkumpul di kafe." Kata Kao cemberut. Daripada ke kafe, ia ingin tidur.

"Hah? Ke kafe?" Tanya Pete bingung. Bertamu ke rumah tetangga baru tapi malah pergi ke kafe.

"Iya, rumah mereka kosong. Mereka baru pindah tapi si bodoh Rome itu malah bertamu. Buat malu saja. " curhat Kao.

"Lalu kenapa ke kafe?"

"Tetangga baru itu tak enak hati rumahnya kosong. Jadi ingin menjamu kami di kafe."

Kao sudah selesai berganti baju.

"Kao..." panggil Pete.

"Apa? Kau ingin ikut?" Kao berharap Pete ikut, dengan begitu ia bisa pulang cepat. Rome kan takut sama Pete.

"Titip ice americano."

Suami sialan...

Dirumah Wayo..

"P'Pha.. Wayo mau pergi ke kafe." Kata Wayo berbarengan saat ia membuka pintu.

"Ke kafe? Sama siapa?" Tanya Phana bingung.

"Sama tetangga baru, P'Rome dan P'Kao."

Cepat sekali mereka sudah akrab - pikir Phana.

"P ikut ya yo..."

"Aduh P'Pha.. ini kumpulan para istri. Suami dilarang ikut." Tolak Wayo. Jika suaminya ikut, nanti dia tak boleh makan ice cream. P'Pha kan seorang dokter gigi.

"Hah? Suami tetangga baru tidak ikut?" Wayo mengeleng.

"P'Pha tahu, suami tetangga baru itu sayang sekali sama istrinya. Istrinya disuruh ke kafe daripada membereskan barang-barang." Puji Wayo.

"Yo! P juga sayang sama Wayo." Hihihi.. suaminya cemburu.

"Yo tahu.. Yo juga sayang sama P'Pha. Aku pergi dulu P'Pha.."

"Tunggu Yo..."

"Apa ?"

"Ini.. kau lupa bawa uang." Phana menyerahkan 2 lembar seribu bhat. Istrinya ini sering pergi tanpa membawa uang.

"Ok, makasih P'Pha." Wayo mencium pipi Phana lalu berlari semangat keluar.

***

Mereka sudah berkumpul di depan rumah Arthit, tak sengaja Nick melihat kumpulan para istri yang sudah rapi.

"Kalian mau kemana?" Tanya Nick. Sehabis sarapan, Kengkla kembali berkumpul dengan kakaknya. Jadi ia sendirian dan merasa bosan, kebetulan saat keluar rumah bertemu kumpulan para istri.

"Ke kafe." Jawab Wayo semangat.

"Eh... ikut dong." Daripada bosan lebih baik ikut bergosip.

"Tidak bisa. Ini kumpulan para istri." Tolak Wayo.

"Anggap saja aku mewakili kakakku. Kakakku kan juga seorang istri."

"Memang P'No masih tidur?" Tanya Rome.

"Masih disarang penyamun." Jawab Nick asal.

"Ehh.. maksudnya P'No diculik penyamun? Kita harus lapor polisi." Wayo jadi panik.

"Yo.. penyamunnya itu si Kengkla. Sudah, kau tak usah panik." Kata Kao. Ia seperti babysister yang menjaga para bayi besar.

"Kalian sudah siap?" Tanya Kongpop sambil mengandeng Arthit. Semua mengangguk.

"Kenalkan aku Kongpop, ini pasanganku P'Arthit." Mereka mengenalkan diri masing-masing.

"Kuharap kalian bisa menjaga istriku."

"Tentu saja." Jawab Rome mantap.

"Apa P'Arthit sakit?" Tanya Wayo.

"Ah, bukan. Hanya saja ada bayi kami didalam perutnya." Jawab Kongpop malu-malu tapi bangga.

"APA! P'ARTHIT HAMIL?" Mereka tercengang. Sejak komplek Angel XIV ini berdiri belum pernah ada yang hamil.

"Makanya, tolong jaga dia."

"Pasti, pasti, serahkan padaku." Rome memegang tangan Kongpop dengan semangat.

"Hush.. suami orang Rome." Kao menepak tangan Rome agar terlepas.

"Ayo segera pergi, aku ingin tanya rahasia kehamilan." Wayo bersemangat, jika ia tahu pengetahuan baru, suaminya akan memujinya pintar.

"Oke, Lets Go..." Nick juga jadi bersemangat. Ini info bisa dijual ke Kengkla.

"Kong, aku pergi dulu.."

Dan...

Mereka pun pergi bersama ke kafe dengan misi yang berbeda-beda.

"Saatnya beres-beres." Kongpop masuk kedalam bersemangat.

03 April 2020

21. REMPONG CLUB! 😁😁Where stories live. Discover now