Prolong

3.3K 241 93
                                    

Sebuah mobil box putih dengan logo 'Jasa Perpindahan Home to Home' melintas memasuki daerah komplek Angerles.

Dibelakang mobil box putih, ada mobil hitam Toyota Kijang Innova mengikuti dengan setia setiap arah yang dituju oleh mobil box.

Memasuki jalan Angel XIV, mobil box putih itu berhenti dirumah bernomor 0062. Rumah dengan nomor 0062 itu terdiri dari 2 lantai dengan cat warna putih dan biru. Bergaya minimalis namun tidak minim banget.

Petugas jasa pindahan itu mulai turun dan membuka pintu belakang. Menurunkan barang satu per satu, tidak banyak hanya 10 macam saja.

Dibelakang, seorang pemuda yang tadi menyetir turun dan berlari ke pintu penumpang, dengan gaya gentleman mode max, ia membuka pintu.

"Kita sudah sampai, P'Arthit." Arthit mengangguk dan menatap penuh kebahagiaan. Hari ini, hari mereka bersama sebagai keluarga kecil. Setelah menikah, mereka tinggal di keluarga Kongpop selama 1 tahun, selama itu juga Arthit menjadi bulan-bulanan ejekan dari kakak-kakak Kongpop, bahkan urusan ranjang saja mereka sangat kepo.

Untungnya Kongpop juga menyetujui setelah ia mengutarakan ingin punya rumah sendiri. Alasannya untuk mencoba mandiri, alasan utama adalah agar ia tenang. Ia tak suka keramaian.

"Aku akan menurunkan barang-barang kita." Kongpop membuka pintu bagasi belakang dan menurunkan koper-koper mereka. Ada 10 koper disana. 4 koper untuk baju, 2 koper untuk sepatu, 1 koper asessoris, 1 koper koleksi komik Arthit, 1 koper bukti kenangan perjalanan cinta mereka dan 1 koper tersisa berisi rahasia.

Di depan rumah mereka, ada yang menatap mereka dengan penuh semangat.

"PAPI!!! Lihat ada yang pindah." Teriak Rome membangunkan suaminya yang masih tidur.

Suaminya masih ngantuk berat, lagipula ia juga masih lelah akibat olahraga semalam.

"Papi.. itu ada tetangga baru, pasangan baru. Sebagai tetangga yang baik kita harus bertukar sapa." Rome mengoyang-goyangkan tubuh Pick.

"Kamu saja yang mewakilkan, aku lelah sekali Rome."

"Ish.. Papi, kemarin itu aku yang lebih banyak bergerak, kenapa papi yang lelah. Papi beneran tak mau menyapa mereka ?"

Pick sudah kembali ke alam mimpinya.

"Ish.. gimana bisa aku punya suami macam gini." Rome berdiri, mengambil jubah piyamanya. Lalu turun mengambil sandal dan ia siap bertegur sapa.

"Hai... tetangga baru!" Teriak Rome melambai-lambaikan tangannya dengan penuh semangat dari depan pintu rumahnya. Arthit dan Kongpop menoleh, Kongpop tersenyum membalasnya.

"Baru pindah ya!" Rome masih teriak.

"Kenapa dia teriak-teriak, dia bisa datang kemari kan." Gerutu Arthit pelan.

"Kami baru pindah!" Balas Kongpop juga ikutan teriak. Sebuah sikutan mampir dengan manis di perut Kongpop.

"Jangan teriak-teriak. Berisik!" Omel Arthit.

"Iya.. iya maaf... apa bayi kecil terganggu." Kongpop dengan penuh cinta menatap istri tersayangnya, tak lupa membelai lembut  gumpalan daging yang ada di dalam perut Arthit.

"Datanglah untuk minum teh." Teriak Kongpop basa-basi tanpa sebenarnya mengharapkan mereka datang.

Namun tak disangka, Rome menanggapi serius.

"Oke! Aku panggil yang lain ya." Rome pergi ke sebelah rumahnya. Mengedor-ngedor pintu berwarna coklat tua itu.

"Kao! Kao! Ada tetangga baru ngundang minum teh." Teriak Rome, jangan kira teriakan Rome kecil, bahkan kodok yang bersembunyi di rumput pun sampai melompat.

21. REMPONG CLUB! 😁😁Where stories live. Discover now