5

24 7 0
                                        

Listen up For Life—EXO
Or
Universe—EXO
























Lay ku seolah olah ditelan bumi. Dia tidak menyapa lagi. Seolah olah aku adalah manusia paling asing yang pernah ditemuinya.

Lay ku yang kemarin hilang. Kini tinggal Lay yang tidak kukenal. Bukan Lay ku yang kemarin.

Berkali kali aku berpapasan dengannya. Mencoba menanyakan kabarnya, mencari perhatiannya.
Tapi dia seperti benar benar tidak peduli padaku lagi.

Aku hanya angin lewat. Malah kadang dia seperti pura pura tidak melihat, mengabaikan setiap pesan yang kukirim kepadanya.

Aku tidak tahu apa maksudnya dibalik semua ini...
Apa Lay sudah jatuh cinta pada orang lain selain aku?
Tidak mungkin rasanya mengingat ia adalah orang yang tidak terlalu berbaur dengan lingkungannya.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin kan?





Sekarang aku disini. Menatap keluar jendela yang di rayapi air hujan. Akhir akhir ini sepertinya cuaca mendukungku untuk menangis.








Ya Tuhan...  Kalau boleh jujur aku lelah menangis setiap hari...
Menghabiskan air mata padahal dia tidak tahu aku menangis untuknya...











"Rhee..., aelah nangis muluuu...  Ututuuuuu" aku refleks mengusap air mataku begitu kaget makhluk astral ini tiba tiba disini.

Iya, Jung Roseanna

"Nih makan, Eomma yang bikin" Rose meletakkan kotak bekal warna ungu dihadapanku.

"fiuh, harusnya gua gausah mau disuruh nganterin tteobokki hujan hujan begini" Rose menghempaskan tubuhnya di kasurku. Aku hanya tersenyum simpul.

"Thank Rose, bilang juga sama Eomma" aku membuka kotak bekal dari Eomma—ibu Rose, kami memang sudah akrab—.

Ada tteobokki didalamnya. Aku menarik nafas panjang.
Tteobokki ini pasti enak. Hanya saja, mood ku sedang tidak bagus. Aku menutup kembali kotak bekal tersebut.

"Lah, enggak mau dimakan?" tanya Rose sambil memainkan ponselnya.

"Ntar aja deh, buat malem sekalian" jawabku sekenannya.

"Lay udah bilang sesuatu?"

Aku menggeleng.

"belum, dia malah ga baca chat ku" aku tersenyum kearah rose.

"dih, fake smile" Rose memandang jijik kearahku. Aku buru buru mengalihkan pandangan.

"malem ini gua tidur sini, disuruh eomma" ujar Rose. Aku sudah terbiasa dia bilang begitu.

Hhh...  Untung teman...

"jangan sentuh barang barang gua" ancamku. Rose terkekeh. Tangan ironman sepertinya bisa menghancurkan apa saja. Termasuk kotak musikku. Ballerina nya patah gara gara dia pegang, entah bagaimana caranya.

"bentar lagi ujian, lu ga belajar?" tanya Rose.

"ga ah, males. Biarin aja, ntar juga lulus" jawabku santai.
Rose menggeleng gelengkan kepalanya.

Aku beralih mengambil buku sketsa dan pensil di meja. Menatap keluar jendela. Menarik nafas panjang panjang.

Iya, aku pandai menggambar kalau kalian mau tahu.

Apalagi saat stres seperti ini. Menggambar adalah salah satu caraku untuk menumpahkan segala isi hati.

Perlahan tanganku mulai bergerak membuat guratan guratan samar diatas kertas putih itu. Kalian benar, aku sedang menggambar wajahnya, Zhang Yixing yang kurindukan.

Jangan muak ya dengan segala pengakuan ku..., semua itu benar adanya.












"He disappeared..., leaving behind all my wounds and longings..., made me hate facts..., even if he hurt me a thousand times..., i still could'nt hate him... "
~Go Rhee Yeon~
















Huhuuuuu... 
Votmen ya gayss...
Jangan jadi siders looohh...
JANGAN JADI SIDERS pleasee...  😭😭😭

Love u guys

Back To You  ~~~ZHANG YIXING~~~Where stories live. Discover now