2

49 6 0
                                        


"Nanti aku jemput waktu istirahat" ujar Lay sambil mengusap puncak kepala ku.
Aku dan Lay memang beda kelas. Lay IPA dan aku IPS.

Aku mengangguk sambil tersenyum kearah Lay.

"Pacaran teruuss sampe begooo" Teriak Chanyeol, teman Lay yang super duper berisik.

"Dih, Iri ya? Kasian..., ntar gua bilangin Rose deh kalo lu butuh kasih sayang" balasku sambil tertawa. Lay mah masa bodoh.

Chanyeol menjulurkan lidah.

"Udah ah, kuy ke kelas" ajak Lay pada chanyeol.

"Duluan, gua mau ketemu Rose" balas Chanyeol.

"Pacaran terus sampe begooo" Ujar Lay, membalas perkataan Chanyeol barusan.

"Ngaca lu ching, punya kaca kan? " Chanyeol acuh tak acuh kemudian masuk kedalam kelas ku. kelas Rose juga, pacarnya.

Entah karena malas ribut atau bagaimana, Lay cuma mngengedikkan bahunya lalu menatapku lagi.

"Belajar yang bener, jangan mikirin aku" pesannya.

Aku mendecih, padahal dalam hatiku berbunga bunga. Maaf kalau alay.

"Males banget mikirin kamu" Aku mencubit pelan tangan Lay.

"Hehe... udah sana masuk, aku liatin sampe duduk" Lay mendorong tubuhku agar masuk ke kelas.
Kenapa dia tidak ikut masuk saja? Malas katanya, ribet kalau sudah bertemu fans fans beratnya yang memang dominan berasal dari kelasku.

"Yaudah, awas nanti kalo enggak jemput" ancamku.

"Iya iya, Zhang Rhee Yeon" Lay tertawa. Kebiasaan suka mengganti marga. Untungnya aku sudah kebal dengan tingkah laku Lay. Pandai tapi selera humornya anjlok. Enggak kaya cowok cowok bintang kelas yang ada di teenlit teenlit itu. Biasanya kan cool tapi Lay?
Jangan tanya seberapa berisiknya dia kalo udah ribut sama Chanyeol.

Aku buru buru masuk ke kelas. Dan tentunya didalam sudah ada Chanyeol dan Rose—Jung Roseanna—yang sedang pacaran. Jadi kursiku di tempati Chanyeol. Iya, aku dan Rose duduk sebangku. Karena malas ribut dengan Chanyeol, aku hanya melihat mereka berdua lalu menghampiri mereka untuk meletakkan tasku di meja dan pergi ke meja Joy —Han Joyanne—. Joy duduk dengan Yeri. Tapi kudengar Yeri—Seo Yeri—sakit dan tidak bisa masuk sekolah hari ini.

"Ck, kasian yang kursinya dipake buat pacaran terus" Joy tertawa.

"Udah biasa,"
Aku memang sedang malas ribut. Dan lebih memilih untuk menyenderkan kepalaku di meja.

"Lah, mau tidur lu?" tanya Joy.

"hm" balasku lalu mulai memejamkan mata. Efek marathon drama semalam. Aku masih mengantuk sampai sekarang.

"Dih, Pantes aja males ngomong, orang ngantuk" ujar Joy. Aku tertawa kecil, lalu melanjutkan tidurku.

•••••


"Riri!" aku reflks menoleh keasal suara, ada Lay diambang pintu dengan senyuman khasnya.

"Kantin yuk" ajaknya. Aku mengangguk, membereskan alat alat tulisku lalu menghampiri cowok Cina itu.

"Gimana tadi pelajaran matematikanya?" tanya Lay sambil merangkul pundakku.
Mulai, mentang mentang dia jago matematika. Untung pacar, untung ganteng.

"Ngeledek nih? Biasa aja kok. sama kaya biasannya, enggak faham sama sekali" balasku. Lay terkekeh.

"Siapa yang mau ngeledek? Aku cuma tanya aja, siapa tau bisa ngajarin kamu, bentar lagi ujian akhir"

"Bukan siapa tau, tapi emang bisa ngajarin kan? Merendah untuk meroket" cibirku, Lay tertawa lagi.

"Aku salah apa sih? Kok jadi gampang marah gini? PMS ya?" Lay mencubit pipiku. Lalu menarik tanganku ke salah satu kursi kantin. Duduk disana.

Tau apa dia tentang PMS? Tapi sepertinya benar, soalnya aku bad mood sekali hari ini tanpa alasan.

"Mau es krim matcha" ujarku. Lay tersenyum.

"Baru aja ngambek, sekarang udah minta es krim matcha? Lucu banget sih Riri-ku... " Lay mencubit pipiku -lagi- lalu pergi untuk memesan es krim.
Iya Lay, aku akan jadi Riri mu untuk selamanya.

"Nih, habisin" Lay menyodorkan satu cup es krim matcha padaku.
Senyumku mengembang, lalu buru buru meraih es krim matcha yang di berikan Lay.

"Pelan pelan dear" shit. Lay membuatku menghentikan sesendok es krim yang hampir masuk ke dalam mulutku.
Aku berusaha dengan sesantai mungkin melanjutkan acara makan es krim.

"Rhee... " panggil Lay, aku menoleh.

"Pulang nanti jalan yuk," ujarnya. Dadaku mencelos begitu saja. Tanpa alasan. Tidak biasanya Lay mengajakku jalan seperti ini. Dia memang romantis, tapi biasanya dia akan mengajakku kerumahnya semalaman.

"Tumben, kenapa?" tanyaku. Berusaha agar tidak terlihat khawatir di mata Lay.

"Enggak kenapa napa, cuma kangen kamu kok" jawabnya kemudian.

Kangen? Memangnya aku habis darimana?

"Kangen? Lay..., kamu enggak lagi ngingau kan?" aku menepuk pelan pipinya. Dia tersenyum. Senyuman yang ingin terus kulihat sampai kapanpun itu.

"Enggak Rhee..., memangnya aneh ya kalau aku ajak kamu jalan?" Tanyanya. Aku mengiyakan dalam hati.

Memang aneh kalau Lay mengajakku pergi keluar berdua?
Itu kan salah satu hal yang lazim dilakukan setiap orang yang berpacaran.

Tapi sekarang lain. Aku tidak bisa merasa baik baik saja.

"Iya udah iya, ntar habis pulang sekolah" ujarku. Lay tersenyum.

"Yaudah ayo ke kelas, bentar lagi bel masuk" Lay menarik tanganku pergi dari kantin.

"Ntar aku jemput di sini, jangan kemana mana kalo aku belum dateng" ujar Lay saat sudah sampai di depan kelasku.

"Iya iya bawel" balasku. Ia tersenyum sambil mengusap puncak kepalaku.

"Aku ke kelas dulu," pamitnya. Lalu berbalik arah, menghilang di balik kerumunan siswa siswa lain.

Semoga semuanya baik baik saja...

•••••

Jangan lupa votmen ya guyss...
Jangan jadi siders!!!

See u soon




Back To You  ~~~ZHANG YIXING~~~Où les histoires vivent. Découvrez maintenant