"Bener, dia biasa aja. Malah lumayan biasa aja" Bisik yang lain

Salah satu temannya menyenggol mereka berdua dan tersenyum canggung ke arah Liza. 

"ck. Lo pada mau foto sama gue gak? Cepet nih gue mau abisin es gue" Liza merasa kesal dengan ucapan yang ia dengar tadi. Ia berdoa didalam hati, semoga saja Chika tidak mendengar kata kata tadi.

Akhirnya mereka segera mengambil gambar dengan Liza. Chika memperhatikan mereka melalui sudut matanya yang tajam dan bisa dibilang itu adalah mata yang cantik. Hanya saja pemiliknya tidak mengetahui hal tersebut. Doa Liza tidak terkabulkan sayangnya. Chika terlanjur membuka telinganya lebar lebar dan mendengar hal yang seharusnya ia tidak dengar. Respon Chika? Iya hanya menertawakan dirinya, mengumpat pada dirinya sendiri dan bertanya kepada dirinya sendiri.


'Jadi gue dilahirin cuma buat dipandang kaya gini? Haha'


"Chika?" Liza menyentuh pundak Chika. Membuat Chika tersadar dari lamunannya.

Chika mengadah dan tersenyum "udah lo foto foto sama fans lo?" Sangat sarkas dan pas sekali, ucap Liza dalam hati.

Liza tertawa menganggap hal tersebut adalah hal yang lucu lalu menarik tangan Chika. "pulang yuk? Udah sore banget dan ntar para ciwi nyariin" iya para ciwi, maksudnya ibu mereka berdua yang bawel ditambah dengan bibinya lebih bawel dari keduanya. Chika berdiri dan mereka pun berjalan pulang. Hening, tidak ada yang berbicara diantara mereka.

"Eh ka, bisa bisanya ya adek kelas ada yang gak kenal sama lo" Ucap Liza dengan nada bicara penasaran. Liza memasang wajah bingung, ekspresi menggemaskan. Chika menatap Liza lalu menarik satu sudut bibirnya, dan mengadah menatap langit.

"Padahal lo cantik, lo pinter, lo --"

"Karena gue gak secantik lo, gue gak seberbakat lo. Gue emang kurang Za, makanya gak ada orang yang mau kenal sama gue" belum saja Liza menyelesaikan kata kata nya, Chika memotong kata-katanya tanpa dosa. Ditambah dengan jawaban yang keluar dari mulut Chika, membuatnya geram.

"Lo ngomong apaan sih Ka? Percaya sama gue lo tu --"

"sssstt, emang bener gue kaya gitu, udah ah"

Liza memberhentikan langkahnya "Lo gak usah deh ngerendahin diri Lo sendiri!"

Chika menghentikan langkahnya tanpa berbalik ke arah Liza. Dadanya naik turun, nafasnya tercekat tanda ia akan marah.

"Emang bener Za!" Ia membalikan badannya, mempertemukan manik matanya dan Liza "g seeue emang gak se sempurna lo! Gue emang gak pantes buat disandingin sama siapapun!" Chika menekan setiap kata kata yang ia keluarkan, melihat wajah Liza dengan raut wajah menahan marah.

Liza melihat wajah Chika, ia mengepalkan tangannya menahan emosi menghembus kan nafas gusar, lalu terkekeh dengan nada yang terdengar terpaksa. Liza memajukan  langkah nya, mengangguk sembari tersenyum ke arah Chika tak lupa menepuk bahunya dengan lembut lalu berlari mendahuluinya.

Chika berbalik, menatap punggung sepupunya dengan rasa bersalah, ia menundukan kepalanya lalu berjalan tanpa rasa ingin.

Dan dari kejadian yang terjadi saat menjelang SMA  tersebut, Chika dan Liza jarang berbicara satu sama lain, bahkan saat mereka memasuki SMA yang sama pun mereka pura pura tidak mengenal satu sama lain.

🍁INSECURE🍁

Bukan maksud tidak bersyukur. Hanya saja, apa yang dikatakan banyak orang benar adanya.

Chika Athena.

.

.

.

Aaaaaa yaampunnn akhirnyaaa, aku mau bilang makasih banget buat kalian yang mau luangin waktu kalian buat baca cerita ini ya!

Aku harap aku bisa buat kalian senang dengan cerita yang satu ini. Dan semoga kalian gak segan memberi aku kritik dan saran ya, sekali lagi terimakasih💗✨.

Jangan lupa untuk vote dan comment ya! Share juga ke teman teman kalian sesama penyuka teenfiction💫.



Much love, rjineyy

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INSECURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang