-1-

46.2K 4.7K 413
                                    

Hai!!

Ketemu di work baru lagi!

Jangan lupa support dengan add to library, vote dan komen di setiap partnya ya!

Selamat membaca 💋

🌷🌷🌷

Vokalis band ternama tertangkap atas kepemilikan psikotropika saat bersama teman wanitanya di sebuah kamar hotel bintang lima.

Entah sudah keberapa kalinya aku membaca headline media online yang terpampang di layar ponselku.

Sepasang mataku juga nggak berhenti beralih antara judul berita dan foto yang ada di bagian bawah. Sosoknya memang tersamar dengan topi dan syal melilit sebagian wajahnya, tapi jaket itu, aku sangat mengenali jaket yang dia kenakan.

Menurut hasil pemantauan, ini bukan pertama kali mereka ada di kamar yang sama. Dalam penyergapan, polisi menemukan alat kontrasepsi yang sudah terpakai.

Menarik napas dalam-dalam, rasa nyeri itu terasa makin kuat mencengkeram sampai aku merasa oksigen yang masuk justru menyakitiku hingga ke sel-sel tubuh, sampai kupikir rasa sakit itu juga yang menghentikan air mataku untuk keluar. Memasukkan ponsel ke ransel, setelah sejam lebih duduk sendiri, aku memutuskan pergi dari halte dan pulang usai seharian ini bukan hanya tenaga, tapi juga emosiku seperti diterjang badai hebat.

Sex dan narkoba.

Berjalan gontai, aku mengabaikan ponsel yang bergetar berkali-kali di dalam ransel. Rasanya energiku benar-benar sudah habis, kalau nggak kupaksa, mungkin sekarang ini aku sudah merangkak pulang menuju kos.

Jalanan sudah sangat sepi, hari memang sudah beranjak tengah malam, bahkan kendaraan roda dua pun nyaris nggak ada yang melintas.

"Asia."

Langkahku mendadak terhenti mendengar seseorang memanggil. Sepasang mataku yang sedari tadi jatuh pada jalanan aspal yang kususuri dengan berat, perlahan terangkat dan menemukan sosok yang saat ini paling kubenci berdiri sekitar lima langkah di depanku.

Penampilannya terlihat kacau, jauh berbeda dengan imejnya selama ini.

"Asia-"

"Pergilah," potongku menjaga suara agar nggak terdengar bergetar, tapi gagal.

"Asia aku-"

"Aku nggak butuh apapun buat kudengar." Selesai mengatakan itu, kedua rahangku mengatup rapat.

Sepasang matanya yang selama ini menyorot hangat dan penuh cinta, terlihat goyah. Menguatkan hati, aku kembali jalan karena kosku masih harus melewati pria yang benar-benar terlihat berantakan malam ini.

Saat langkahku baru akan melewatinya, refleks aku menepis tangannya yang coba menahan langkahku dan itu membuat ekspresi terlukanya terlihat makin jelas.

"Jangan sentuh aku, kamu ... terlalu menjijikkan," desisku dengan emosi yang rasanya meledak-ledak di dalam sana.

"Aku-"

"Hanya karena aku nggak bisa mengikuti maumu, bukan berarti kamu bisa melakukannya dengan wanita lain di belakangku."

Aku menguatkan diri, meski rasanya bukan cuma suara tapi juga tubuhku mulai bergetar.

"Akan lebih baik kalau kamu putuskan aku dari dulu kalau jalan ini yang akhirnya kamu pilih buat menyakitiku."

"Asia-"

"Pergi. Kita selesai."

Usai mengatakan itu, aku melangkah tanpa sekalipun menengok ke belakang.

🌷🌷🌷

Regards,

-Na-

ASIA (Tidak Lengkap, Proses Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang